|
Sanggahan terhadap Dialog 19
Apa yang terdapat dalam dialog nomor 19, yaitu penerimaan
Syeikh al-Bisyri terhadap segala bentuk kepalsuan dan
kedustaan yang dikemukakan al-Musawi dalam dialog nomor 18,
tanpa bantahan dan tanpa mengemukakan pendapat Ahlus Sunnah,
menunjukkan secara pasti bahwa dialog-dialog yang
disandarkan kepada Syeikh tersebut adalah dialog-dialog
palsu yang dibuat-buat dan dinisbatkan kepada Syeikh
al-Bisyri. Sesungguhnyalah, dialog-dialog itu buatan
al-Musawi sendiri untuk menyesatkan ummat Islam. Pembaca
tidak perlu heran, orang yang berani berdusta atas nama
Allah, apakah ia akan takut untuk berdusta atas nama Syeikh
al-Bisyri yang manusia biasa dan telah meninggal pula?
Kalau bukan demikian bagaimana mungkin Syeikh al-Bisyri
akan menerima pemikiran al-Musawi bahwa dua belas imam
Syi'ah lebih tepat untuk diikuti dibanding imam madzhab yang
empat. Dari beberapa aspek pendapat ini tidak dapat
dibenarkan:
- Madzhab dua belas imam merupakan madzhab yang tidak
bersambung sanadnya (munqathi' al-isnad), sebab mereka
menyandarkan semua pemikiran mereka kepada Imam Ja'far.
Kecuali itu, tidak ada sanad yang sahih yang menetapkan
validitas penisbatan pemikiran tersebut kepada imam
Ja'far ataupun Imam 'Ali ibn Abi Thalib. Apalagi Syeikh
al-Bisyri mengetahui bahwa orang Rafidhah menghalalkan
dusta untuk menguatkan madzhab mereka. Dan beliau juga
mengerti bahwa mereka tidak memiliki sanad.
- Madzhab dua belas imam itu serupa. Sedangkan sebabnya
tidak dapat diterima sama sekali (bathil), yaitu mereka
tidak menerima kecuali pendapat imam-imam mereka. Hal ini
disebabkan kepercayaan mereka akan kema'shuman imam dan
menjadi kafirnya orang yang berbeda pendapat dengan para
imam.
- Bagaimana dapat dikatakan bahwa imam dua belas itu
lebih unggul ilmunya dibanding empat imam madzhab,
sedangkan imam madzhab tersebut menimba ilmunya dari
hadits-hadits nabi yang sahih, baik melalui sanad Ahlul
Bait maupun sanad lainnya dari para sahabat. Dengan
demikian dalil mereka lebih luas, lebih sempurna dan
lebih komprehensif. Sedangkan imam Syi'ah yang dua belas,
mereka. tidak menerima kecuali dalil-dalil yang datang
dari Ahlul Bait. Dengan demikian dalil mereka kurang
sempurna dan komprehensip.
- Dalil-dalil yang digunakan dua belas imam syi'ah
tidak bisa dibandingkan kesahihannya dengan dalil-dalil
yang digunakan oleh empat imam madzhab.
- Untuk mengutamakan madzhab dua belas imam syi'ah itu
secara keseluruhan daripada pemikiran empat imam madzhab,
dituntut adanya kesahihan dalam pemikiran dua belas imam
itu secara keseluruhan. Sedangkan dalam pemikiran madzhab
dua belas imam itu terdapat pemikiran-pemikiran seperti
berikut ini: Air yang sudah dipakai menghilangkan kotoran
dipandang suci, khamr itu suci, dalam berwudhu tidak
perlu membasuh seluruh muka, shalat di kuburan para imam
dibenarkan, juga dibenarkan menjama' shalat yang
rakaatnya empat (tanpa alasan, peny.) meninggalkan shalat
Jum'at sebelum datangnya imam al-Mahdi, dan dibenarkan
pula menyobek-nyobek pakaian ketika kematian ayah atau
anak laki-laki.
Mereka juga memperbolehkan bagi orang yang berpuasa
memakan kulit binatang, puasa hari Ghadir Khumm disunatkan,
puasa 'Asyura sampai waktu Ashar saja, tidak sampai maghrib.
Di dalam shalat orang, boleh makan dan minum, dalam
melakukan ibadah haji boleh tidak menutup aurat. Seorang
tidak boleh berjihad setelah meninggalnya Hasan dan Husain,
kecuali bersama Imam Mahdi. Mereka juga memperbolehkan nikah
mut'ah, dan mereka memandang nikah macam ini sebagai ibadah
yang paling afdhal kepada Tuhan. Mereka juga memperbolehkan
meminjamkan vagina wanita, dan mewaqafkan vagina budak
perempuan. Bagi mereka berhubungan seks lewat jalan belakang
(wathi') dengan wanita yang dinikahinya juga dibenarkan.
Setelah kita mengetahui pendapat-pendapat madzhab dua
belas imam seperti tersebut di atas, masuk akalkah jika
Syeikh al-Bisyri mengutamakan madzhab tersebut daripada
madzhab imam empat? Semoga Allah melindunginya dari
perbuatan itu!
|