Sunni yang Sunni
Tinjauan Dialog Sunnah-Syi'ah-nya al-Musawi

Mahmud az-Za'by

Sanggahan terhadap Dialog 111, 112

Dialog al-Musawi dengan Syeikh al-Bisyri berakhir dengan dua dialog ini. Dalam dua dialog ini kedua pihak sama-sama menyatakan rasa cinta dan kasih sayang mereka serta saling memberikan pujian dan sanjungan, yaitu sanjungan seorang murid terhadap gurunya dan sebaliknya, bukan sanjungan antara dua orang yang berlawan dialog.

Dalam Dialog 111, Syeikh al-Bisyri mengakui --menurut perkataan al-Musawi-- bahwa kaum Rafidhah dalam masalah-masalah furu' dan ushul mengikuti jalan Ahlul-Bait. Ia juga mengakui ketidaktahuannya dalam soal ini, sehingga ia meminta informasi dari al-Musawi. Maka al-Musawi lalu memberikan penerangan dan menampakkan kebenaran kepadanya. Di sini seolah-olah saya melihat Syeikh al-Bisyri telah memperlihatkan dirinya sebagai penganut paham rafadh, dengan penerimaannya atas ajaran-ajaran Rafidhah dalam soal-soal furu' dan ushul seperti yang dijelaskan al-Musawi kepadanya.

Dalam Dialog 112, al-Musawi membalas sanjungan Syeikh al-Bisyri. Ia menyatakan kegembiraannya atas kesimpulan-kesimpulan yang telah mereka capai, yaitu kemenangan al-Musawi atas Syeikh al-Bisyri, dan ditemukannya kebenaran oleh yang disebut belakangan ini setelah ia terlibat secara intens dalam pembicaraan dan diskusi yang mendalam mengenainya. Maka setelah kebenaran itu menjadi terang-benderang kepadanya, tak ada lagi fanatisme dan emosi yang mencegahnya untuk menerima kebenaran itu.

Di sini kami ingin menyatakan bahwa al-Musawi telah berdusta dengan mencatut nama Syeikh al-Bisyri dalam dua dialog terakhir ini. Sebab barangsiapa yang menghalalkan dusta dalam soal agama, maka tak usah diherankan jika ia berdusta mengenai pembicaraan manusia. Dalam dialog-dialog yang dinisbatkan kepadanya, Syeikh al-Bisyri tampak tidak memiliki ilmu dan kemampuan berargumentasi seperti yang dikatakan al-Musawi. Dalam semua dialognya, Syeikh al-Bisyri hanya bertindak sebagai penanya, peminta penjelasan dan keterangan-keterangan tambahan.

Al-Musawi sungguh telah berbuat dusta dengan mencatut nama Syeikh al-Bisyri ketika --dalam Dialog 111-- dia menggambarkan Syeikh sebagai seorang yang telah menerima paham Rafidhah, meyakini prinsip-prinsip dan ajaran-ajaran furu'nya. Seandainya Syeikh al-Bisyri benar-benar seperti yang digambarkan al-Musawi ini, tentu hal ini diketahui baik dalam majelis-majelis beliau, dalam kuliah-kuliah yang disampaikannya, maupun dalam karya-karyanya. Sebab, sesudah terjadinya dialog yang dikatakan terjadi itu, beliau masih hidup dalam waktu yang cukup lama di tengah-tengah rekan-rekan dan para mahasiswanya. Allah lebih mengetahui tentang hal ini, dan Dia sendirilah yang menjustifikasi kebenaran dan memberikan petunjuk jalan yang benar.


Sunni yang Sunni -- Tinjauan Dialog Sunnah-Syi'ahnya al-Musawi oleh Mahmud az-Zaby
Diterjemahkan dari Al-Bayyinat, fi ar-Radd' ala Abatil al-Muraja'at
karangan Mahmud az-Za'bi, (t.p), (t.t). © Mahmud az-Za'bi.
Penerjemah: Ahmadi Thaha dan Ilyas Ismail
Penyunting: Ahsin Mohammad
Diterbitkan oleh Penerbit PUSTAKA
Jalan Ganesha 7, Tilp. 84186
Bandung, 40132
Cetakan I : 1410H-1989M

Indeks artikel kelompok ini | Disclaimer
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Dirancang oleh MEDIA, 1997-2001.
Hak cipta © dicadangkan.