4. PERBEDAAN RIWAYAT DARI RAFIDHAH DAN
SYI'AH
Saya telah menjelaskan perbedaan antara ar-rafadh dan
tasyayyu'. Rafadh adalah sikap mengutamakan 'Ali daripada
Abu Bakar dan 'Umar. Kalau sikap ini diikuti dengan
kebencian kepada Abu Bakar dan 'Umar secara terus terang
ataupun tersamar, maka ini disebut rafadh yang ekstrim.
Berikut ini kita simak pendapat para ulama tentang kaum
Rafidhah.
Ibn Hajar berkata:1
"Pelaku bid'ah itu ada yang menjadi kafir dan fasiq. Bahwa
perbuatan bid'ah ada yang menjadikan pelakunya kafir, ini
disepakati oleh para ulama. Misalnya, (bid'ah) pada ajaran
Rafidhah ekstrim. Sebagian Rafidhah meyakini bahwa Tuhan
telah mengambil tempat pada diri 'Ali dan lainnya. Menurut
mereka, 'Ali akan kembali ke dunia sebelum hari kiamat.
Syi'ah Imamiyah juga meyakini kebangkitan kembali Imam
Muhammad ibn Hasan al-Askari berikut para pendukung maupun
musuhnya, sebelum hari kiamat. Mereka ini tergolong kaum
Rafidhah ekstrim yang dipandang kafir lantaran bid'ahnya,
dan karenanya, riwayat mereka ditolak."
Dr. Musthafa as-Siba'i, dalam buku as-Sunnah wa
Makanatuha fi at-Tasyri' al-Islami, mengutip tulisan Imam
'Abd al-Qadir al-Baghdadi dalam buku al-Farq bayn al-Firaq
sebagai berikut:2
"Satu hal yang cukup jelas bagi saya, bahwa
ulama al-Jarh wat-ta'dil menolak riwayat pembid'ah
apabila (hadits) yang diriwayatkan itu sesuai dengan
ajaran bid'ahnya. Para ulama juga menolak riwayat orang
yang membolehkan dusta, misalnya untuk membuat hadits
palsu sesuka hati. Karena itu ulama al jarh wat-ta'dil
menolak riwayat kaum Rafidhah. Tetapi, para ulama itu
menerima riwayat sebagian orang Syi'ah yang dikenal jujur
(shidq wa amanah)."
Ma'mal ibn Ihab mengaku mendengar Yazid ibn Harun
berkata, "Aku mencatat (riwayat) dari pembid'ah walaupun ia
mempromosikan bid'ahnya, kecuali riwayat kaum Rafidhah yang
suka berdusta"3
Muhammad ibn Said al-Ashbihani mengaku mendengar Syarik
berkata:4
"Reguklah ilmu dari setiap orang yang kau jumpai, kecuali
orang Rafidhah. Mereka (suka) membuat hadits palsu untuk
dijadikan sebagai agama." Syarik, nama lengkapnya Syarik ibn
'Abdillah al-Qadhi. la hakim di Kufah, yang hidup semasa
dengan ats-Tsawri dan Abu Hanifah. la seorang Syi'ah, yang
tegas menyatakan: Ana min asy-Syi'ah (Aku orang Syi'ah).
Namun begitulah kesaksiannya tentang orang Rafidhah.
Hammad ibn Salamah bercerita tentang seorang guru
Rafidhah yang berkata: "Bila kami sedang berkumpul, dan
melihat sesuatu yang kami pandang baik, maka langsung itu
kami jadikan sebuah hadits."5
Menurut Abul Qasim ath-Thabari, Imam Syafi'i pernah
berkata begini, "Aku tak pernah melihat orang yang paling
suka memberikan kesaksian palsu, lebih daripada kaum
Rafidhah."6
Selain itu, banyak lagi pernyataan-pernyataan yang
senada. Bagi yang ingin mengetahui lebih banyak, silahkan
membaca buku Minhaj as-Sunnah dan al-Muntaqa, kedua-duanya
karya ibn Taymiyyah.
Catatan Kaki:
1 Hadi as-Sari,
mukaddimah Fathul Bari, juz 2, hal. 143.
2 As-Sunnah wa Makanatuha
fi at-Tasyri' al-Islami, hal. 93, 94.
3 Minhaj as-Sunnah, juz
1, hal. 13.
4 Idem.
5 Idem.
6 Idem.
|