|
MUKADDIMAH II
Segala puji bagi Allah seru sekalian alam. Kita mohon
pertolongan dan ampun kepada-Nya. Kami berlindung dari
segala keburukan kami dan keburukan perbuatan kami.
Barangsiapa mendapat petunjuk Allah, maka tak seorang pun
yang akan dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa disesatkan
Allah, tak seorang pun yang akan dapat memberi petunjuk
kepadanya. Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan
Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.
Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada
Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama
Islam. (QS, Ali 'Imran, 3:102)
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang
telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan daripadanya
Tuhan menciptakan istrinya; dan daripada keduanya
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah
selalu menjaga dan mengawasi kamu (QS,.an-Nisa', 4:1)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada
Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah
memperbaiki bagimu amal-amalmu dan mengampuni bagimu
dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan
rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan
yang besar. (QS, al-Ahzab, 33:71).
Allah telah mengutus Nabi Muhammad sebagai pemberi kabar
gembira dan pemberi peringatan, dan pengajak pada kebenaran
dengan seizin Allah. Kemudian orang-orang yang mendapat
petunjuk kebenaran menerima ajakan dan seruan Muhammad saw,
yaitu angkatan pertama Islam (as-sabiqun al-awwalun),
seperti Abu Bakar, 'Umar, 'Utsman, 'Ali, Khadijah, Zaid ibn
Haritsah, Ibn Mas'ud, Bilal dan lain-lain, baik laki-laki
maupun perempuan.
Rasulullah saw terus menyebarkan dakwahnya, dan pengikut
Islam pun bertambah, baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif. Walaupun tantangan dan rintangan dari kafir
musyrik datang silih berganti.
Kemudian Rasulullah mengajak orang-orang yang beriman dan
membenarkan kenabiannya untuk hijrah ke Madinah. Di sini
Rasulullah membangun pemerintahan Islam, yang kemudian
meluas kekuasaannya sampai ke seluruh jazirah Arab. Kemudian
meluas lagi ke daerah kekuasaan Romawi dan Persia. Hal ini
mendatangkan kegembiraan bagi orang-orang yang baik di
negeri yang terbebaskan, dan membebaskan mereka dari
penyembahan kepada sesama manusia. Sebaliknya, kemenangan
Islam ini merupakan ancaman bagi orang-orang jahat di negeri
terkait. Ia bagaikan menjepit leher mereka, dan bagaikan
racun yang mengalir di darah dan urat nadi mereka. Karena
itu, mereka mendendam kebencian kepada sahabat-sahabat nabi
dan para pengikut-pengikutnya yang berjuang membela
kebenaran. Kebencian ini karena mereka berhasil memadamkan
api Majusi untuk selama-lamanya dan memasukkan Iran ke bawah
naungan pemerintah Islam. Mereka juga berhasil membangun
Masjid al-Aqsha di atas reruntuhan Haykal (kuil Sulaiman)
pada masa pemerintahan Abu Bakar, 'Umar dan 'Utsman.
Orang-orang Majusi dan Yahudi tidak dapat melupakan
peristiwa ini. Karena itu mereka menyerang Islam dan kaum
Muslimin dengan segala cara, sehingga mereka berhasil
membunuh 'Umar ibn Khaththab ra melalui tangan Abi Lu'lu'.
Orang-orang Syi'ah hingga kini bergembira-ria dengan
kematian 'Umar, dan mereka menjadikan hari kematian 'Umar
sebagai hari raya.
Setelah kematian 'Umar menyusul kematian 'Utsman ibn
Affan yang didalangi oleh Yahudi dan Majusi. Namun kematian
dua Khalifah ini tidak berpengaruh pada perjalanan dakwah
Islam. Sebab tegaknya dakwah Islam tidak bergantung pada
tokoh dan figur, melainkan pada dua pedoman yang terjaga
otentisitasnya, yaitu al-Qur'an dan Sunnah.
Kaum Majusi dan Yahudi lalu menyadari bahwa Islam yang
benar sebagaimana yang dibawa Muhammad tidak mungkin untuk
diperangi secara terang-terangan, juga tidak ada jalan untuk
melenyapkannya dengan membunuh tokoh-tokoh dan pemuka-pemuka
Islam. Maka mereka mencari taktik lain untuk menghancurkan
Islam. Mereka kemudian menampakkan diri sebagai Islam, dan
menyelinap ke dalam barisan kaum Muslimin, dan membentuk
kolone kelima.
Dengan siasat itu, mereka harus membuat kedok untuk bisa
memerangi Islam dan kaum Muslimin dari dalam. Untuk itu
mereka memilih figur 'Ali ibn Abi Thalib dan Ahlul Bait
sebagai kedok untuk menutupi kejahatan dan perbuatan makar
mereka. Adalah 'Abdullah ibn Saba', seorang Yahudi dan anak
seorang Yahudi, yang pertama-tama melakukan tipu daya
seperti itu, sebagaimana dikutip oleh al-Maqani dari
al-Kasyi dalam buku Tanqih al-Maqal juz 2/184 sebagai
berikut: "Para ahli menyebutkan bahwa 'Abdullah ibn Saba'
adalah seorang. Yahudi ia masuk Islam dan mendukung 'Ali ibn
Abi Thalib. Semasa masih Yahudi, ia menyebut-nyebut tentang
Yusya' ibn Nun, penerima wasiat (al-washiy) Musa. Dan
setelah memeluk Islam, ia melakukan hal yang serupa terhadap
'Ali. Ia adalah orang pertama yang menyebarkan pendapat
mengenai keimaman 'Ali, dan menyatakan berlepas tangan dari
musuh-musuhnya. (Yang dimaksud al-Kasyi dengan musuh-musuh
'Ali di sini ialah sahabat-sahabat 'Ali sendiri, yaitu
sahabat-sahabat nabi).
Dari sinilah kemudian imamah menjadi rukun iman di
kalangan kaum Rafidhah. Mereka mengkafirkan orang lain yang
tidak berpaham demikian. Persoalan imamah ini menempati
porsi yang cukup besar dalam akidah dan kitab-kitab mereka.
Hal demikian terlihat jelas dalam buku Dialog Sunnah-Syi'ah
karya al-Musawi. Ketika al-Musawi hendak menunjukkan
kebenaran madzhabnya dan keunggulannya dibanding madzhab
Ahlus Sunnah, ia hanya menulis dalam bukunya sebanyak 19
dialog yang memakan tempat 100 halaman. Tetapi ketika ia
hendak menjelaskan keimaman dan kekhalifahan 'Ali ra pada
pembahasan kedua dari bukunya, ia memperluas kupasannya dan
menulis 73 dialog sepanjang 200 halaman.
Karena itu, sanggahan saya pada pembahasan kedua juga
lebih panjang dibanding sanggahan pada pembahasan pertama.
Hal demikian untuk mengimbangi perhatian al-Musawi dan
panjangnya keterangan yang dikemukakannya pada pembahasannya
yang kedua.
Metoda yang saya gunakan dalam memberikan sanggahan pada
pembahasan kedua dengan sendirinya juga agak berbeda dengan
metoda yang saya gunakan dalam pembahasan pertama. Dalam
pembahasan kedua ini saya harus memberikan tanggapan tiap
topik, baik topik tersebut terdapat dalam satu dialog
ataupun lebih. Harap ini diketahui Allah adalah pemberi
taufik dan hidayah ke jalan yang benar. Semoga shalawat dan
salam dilimpahkan pada Nabi Muhammad saw, keluarganya,
sahabat-sahabatnya, dan semua orang yang mengikuti jejak
mereka hingga akhir zaman. Dan penutup doa kami adalah
alhamdu lillahi rabbil 'alamin.
|