5. PENDAPAT ULAMA TENTANG RIWAYAT DARI KAUM
KHAWARIJ
Khawarij adalah bentuk jamak dari kharij. Kata ini
berarti orang yang menyempal dari kepatuhannya kepada
pemimpin atau imam yang sah. Seorang Khawarij
mendemonstrasikan ketidakpatuhannya, dan membentuk wilayah
tersendiri yang eksklusif. Ulama fiqih menyebut kaum
Khawarij dengan istilah al-baghy atau pemberontak. Kaum
Khawarij adalah sekelompok kaum Syi'ah yang menyempal dari
kepemimpinan 'Ali ibn Abi Thalib. Mereka tidak menyetujui
tahkim (arbitrase) untuk perdamaian dalam perang Siffin,
sebagaimana masyhur dalam sejarah.
Kaum Khawarij memang menyempal dari agama seperti
keluarnya anak panah dari busurnya. Rasulullah mengeluarkan
perintah perang melawan kaum Khawarij, sebagaimana
disebutkan di dalam beberapa hadits sahih. Namun, walaupun
begitu, kaum Khawarij tidak tergolong sengaja berbuat dusta.
Bahkan, menurut para ulama, mereka dikenal jujur. Kaum
Khawarij memandang sikap berdusta sebagai dosa besar yang
menyebabkan seorang Muslim menjadi kafir, sekalipun
diterapkan sekedar untuk bercerita fiktif tentang sesama
manusia yang bukan Nabi. Saya belum menemukan satu riwayat
sahih yang menyebutkan bahwa Kaum Khawarij berbuat dusta
tentang diri Rasulullah.
Menurut Dr. Mustafa as-Siba'i:1
"Saya telah berusaha mencari data otentik untuk menguatkan
asumsi bahwa kaum Khawarij mengarang hadits palsu. Tetapi,
saya belum menemukan bukti itu. Saya malah menemukan
data-data ilmiah yang menyatakan kebalikan asumsi tersebut."
Sementara itu Abu Dawud menegaskan: "Di muka bumi ini, tidak
ada yang lebih sahih dibanding hadits kaum Khawarij."
Ibn Taymiyah memberikan pernyataan senada: "Tidak seorang
pun di muka bumi ini yang lebih jujur dan lebih adil
daripada kaum Khawarij."2
Kaum Khawarij, menurut ibn Taymiyah, tidak pernah sengaja
berbuat dusta. Bahkan mereka dikenal sangat jujur, sehingga
ada yang mengatakan bahwa hadits kaum Khawarij adalah yang
paling sahih.
Kepada seorang Rafidhah, Ibn Muthar ar-Rafidhah, Ibn
Taymiyah berkata keras begini:3
"Kami maklum bahwa kaum Khawarij tak lebih baik dari kami.
Namun, kami tidak punya alasan untuk menuduh mereka
berdusta. Menurut penelitian kami, mereka, ternyata
berpegang teguh kepada prinsip kejujuran, baik itu
menguntungkan mereka atau mencelakakan. Sedangkan anda (kaum
Rafidhah), jujur hanya sebatas tahi lalat."
Kaum Khawarij dikenal pemberani dalam membela kebenaran
dan menghadapi para penguasa. Mereka jujur dan polos.
Leluhur mereka berasal dari Arab murni, yang secara alamiah
mewarisi sifat dan karakter itu. Mereka juga dikenal banyak
beribadah. Rasulullah bersabda: "Shalatmu terlihat hina bila
dibanding shalat mereka." Namun, dengan sifat mereka yang
unik itu, mereka dianggap sesat karena membikin bid'ah, yang
timbul dari kesalahan tafsir terhadap sebagian ayat
al-Qur'an dan hadits.
Kaum Rafidhah merupakan kebalikan kaum Khawarij. Bid'ah
yang dilakukan kaum Rafidhah timbul dari sikap pura-pura
Islam (zindiq) dan dari kekafiran (ilhad). Mereka
menghalalkan sikap dusta, yang disebut taqiyyah, sebagai
ajaran agama. Mereka membikin hadits-hadits palsu untuk
membenarkan sikap mengutamakan Ahlul Bayt dan menghinakan
para sahabat. Mereka berlebih-lebihan dalam melakukan semua
itu, sesuka hati, hingga ke batas ekstrimitas yang
memalukan. Ini diakui oleh ibn Abil Hadid di dalam buku
komentarnya terhadap kitab Nahj al-Balaghah karya 'Ali ibn
Abi Thalib. Ibn Abil Hadid menulis begini: "Ketahuilah,
hadits-hadits palsu yang menerangkan keutamaan (Ahlul Bait)
berasal dari orang-orang Syi'ah."
Penganut Rafidhah umumnya para agamawan politik yang
menjilat kepada para penguasa, dengan cara berkhianat kepada
ummat. Sejarah mencatat pengkhianatan mereka. Misalnya,
ketika Hulagu Khan hendak menaklukkan Baghdad, sejumlah
tokoh Rafidhah seperti Nasiruddin al Thusi, Ibn al-Alqami
dan ibn Abil Hadid, berusaha mengelabui al-Mu'tashim,
khalifah 'Abbasiyah waktu itu.
Itu sebabnya, ulama hadits menerima riwayat kaum
Khawarij, tetapi menolak riwayat kaum Rafidhah. Jelasnya,
ada dua sebab. Pertama, bid'ah yang diciptakan kaum Khawarij
timbul dari kebodohan dan kesalahan mentakwil ayat al-Qur'an
dan Sunnah. Sedangkan bid'ah kaum Rafidhah timbul dari sikap
zindiq dan ilhad. Kedua, kaum Khawarij itu jujur serta
mengharamkan sikap berdusta kepada sesama manusia, apalagi
mengenai Rasulullah saw. Sementara itu, kaum Rafidhah bahkan
menjadikan cara berdusta sebagai agama, selama cara itu
dapat menguatkan pendapat bid'ah mereka.
Catatan kaki:
1 As-Sunnah wa Makanatuha
fi at Tasyri' al-Islami, hal 83.
2 Minhaj as-Sunnah, juz
1, hal. 15.
3 Minhaj al-I'tidal, hai
480.
|