Sikap Halus Dan Sabar | |
|
Amar ma'ruf nahi munkar harus dengan cara halus. Rasulullah saw bersabda:
Sabda Rasulullah saw yang lain:
Juru dakwah (yg melakukan amar ma'ruf nahi mungkar) harus bersifat hilm dan tabah (sabar) terhadap setiap gangguan - sebab ia mesti menemui gangguan. Jika tidak hilm dan sabar, akan lebih banyak membawa mafsadat daripada maslahat. Dalam kisah Al Qur'an, Luqman berkata kepada puteranya:
Karena itu Allah menyuruh bersabar kepada para RasulNya (pemimpin amar ma'ruf nahi mungkar) seperti firmanNya kepada RasulNya terakhir - bahkan sdisertai dengan penyampaian risalah. Firman Allah yang merupakan pengangkatan terhadap Muhammad sebagai RasulNya adalah surat Al Mudatsir yang diturunkan sesudah Al 'Alaq. Sedang dengan Surat Al 'Alaq, beliau diangkat sebagai Nabi. Dalam surat Al Mudatstsir itu Allah berfirman:
Allah memulai ayat-ayat risalah (kerasulan)-Nya kepada makhluk dengan menyuruh memberi peringatan, dan mengakhirinya dengan menyuruh sabar. Allah berfirman:
Karena itu, dalam tugas kewajiban amar ma'ruf nahi mungkar harus ada 3 hal: ilmu, halus dan sabar. Ilmu harus sudah dimiliki sebelum melakukan tugas kewajiban amar ma'ruf nahi mungkar, sikap halus harus bersamaan dengan pelaksanaan tugas, dan sifat sabar sesudah pelaksanaan tugas, meski sebenarnya ketiganya harus ada dalam semua keadaan. hal tersebut -sebagaimana bersumber dari atsar dari sebagian orang-orang salaf yang diriwayatkan secara marfu'- diriwayatkan oleh Al Qodhi Abu Ya'la dalam kitab Al-Mu'tamad:
Dan ketahuilah, disyaratkan ketiga itu dalam amar ma'ruf nahi mungkar merupakan sesuatu yang menimbulkan kesulitan terhadap orang banyak. Maka disangka bahwa dengan itu kewajiban amar ma'ruf nahi mungkar gugur dari mereka, hingga mereka tidak melakukannya. Terkadang yang demikian bisa memberi mudharat lebih banyak daripada mudharat yang ditimbulkan oleh amar ma'ruf nahi mungkar tanpa syarat itu, atau terkadang mudharatnya lebih sedikit. Sebab meninggalkan perintah wajib adalah maksiat, dan mengerjakan apa yang dilarang Allah, juga maksiat. maka orang yang pindah dari satu maksiat ke maksiat lain, bagai orang mencari perlindungan dari tanah yang sangat panas kepada api, atau seperti orang pindah dari satu agama sesat ke agama lain yang sesat pula. Terkadang yang kedua lebih buruk daripada yang pertama, bahkan sebaliknya, atau keduanya sama. Maka bisa jadi Anda mendapatkan orang yang melalaikan amar ma'ruf nahi mungkar dan orang yang melampaui batas, kadang dosa yang satu lebih besar, bahkan dosa lainnya lebih besar, atau kedua-duanya sama.
|
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |