|
Istigfar Ketika Menang
(Roma, 15 Oktober 1984)
Di tengah-tengah perjalanan pulang dari ceramah yang
kusampaikan di akademi pertahanan yang berada di bawah
naungan NATO tentang "Opini Umum dan Pertahanan", aku
mendapatkan waktu luang di Bandara Fiomichino untuk menelaah
surat al-Nashr (surat ke-110). Dulu aku pernah mengenal teks
dan makna surat ini, namun aku khawatir salah
mengucapkannya. Lain, aku segera menemui lelaki yang bertopi
tarbusy ala Tunisia di ruang pemberangkatan sambil mengucap
salam, "Assalamu'alaikum."
Ketika ia mengetahui maksudku, ia segera membaca surat
al-Nashr, "Jika datang pertolongan Allah dan
kemenanganNya....", seakan-akan ia sudah menunggu permintaan
ini dariku.
Sesuai dengan ayat terakhir surat ini, Allah
memerintahkan umat Islam agar tidak diliputi rasa bangga
yang berlebihan saat kemenangan menghampiri, bahkan
diperintahkan agar beristigfar dengan penuh khusyu.
Betapa mencengangkan prinsip ini. Sejarah diplomasi akan
berbeda seandainya para politikus memegang teguh nasihat
ini, "Bukankah Perang Dunia II bisa dihindari, apabila
Clemenso dan Juan Care sungguh-sungguh melaksanakan isi
surat al-Nashr pada tahun 1919 daripada membalas dendam
kepada Jerman?"
(sebelum,
sesudah)
|