Jalan Perjuangan Hidup


Seorang pemuda dengan penuh kasih sayang membuka pembungkus Al-Quran yang dibawanya dalam sebuah handuk. Dia mencium kitab itu dan meletakkannya di pangkuan. Pelajaran dimulai dengan sebuah pertanyaan dari pemimpin kelompok belajar itu, "Apa yang mendorong kalian secara spiritual?"

"Menjadi prajurit;" jawab seorang laki-laki, "karena hal itu membuat saya lebih memahami ajaran-ajaran agama daripada sebelumnya." Seorang perempuan yang lebih tua menimpali, "Ketika saya melihat seorang anggota Fruit muda; saya melihat kekuatan di matanya."

Sekitar tujuh puluh lima anggota Nation of Islam versi Louis Farrakhan berkumpul di aula Universitas Islam Chicago. Peserta kelompok belajar itu merasa seperti berada dalam kelas kursus Dale Carnegie di mana warna kulit hitam dipandang secara positif.

Sebagai inspirasi religius bagi para anggota, Nation of Islam menyusun beberapa pedoman belajar. Pedoman belajar itu merupakan kumpulan kutipan pidato-pidato Farrakhan secara harfiah yang dinamakan The Sayings of Minister Farrakhan (Ucapan-ucapan Menteri Farrakhan). Pedoman tersebut dipakai dalam pembahasan yang berbentuk tanya jawab.

Pada suatu kesempatan diajukan pertanyaan-pertanyaan tentang cara mengalahkan "nafsu yang hina," penyembuhan ruhani, dan mengatasi masalah-masalah pribadi sekaligus. Ada empat kelompok di ruangan itu. Masing-masing kelompok mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan itu secara terpisah, kemudian bersama-sama mendengarkan Ava Muhammad, wakil Farrakhan, membacakan jawaban yang 'benar'.

"Pertanyaan-pertanyaan ini untuk kepemimpinan --untuk orang-orang yang berada dalam peralihan," kata Ava, yang mengenakan jubah kuning longgar. "Ini bukan pertanyaan-pertanyaan picisan."

Salah satu pertanyaannya adalah, "Langkah awal dalam proses kebangkitan kembali adalah proses penyadaran manusia --apakah langkah yang penting berikutnya?"

Jawab,"Pengasuhan dan pendidikan orang itu menuju kemantapan yang dapat membuatnya hidup dalam kehidupan yang layak secara Islami atau penuh ketakwaan."

"Jawaban yang benar" yang dibacakannya tampak menggetarkan hati hadirin.

"Hebat!" teriak Walter 3X, seorang pelajar sekolah menengah atas yang berumur tujuh belas tahun dengan potongan rambut model angkatan laut dan bersepatu yang bertirus lapisan krom.

"Lanjutkanlah, kawan!" teriak yang lain. "Ini lebih ampuh dari senjata apa pun yang dimiliki orang kulit putih!"

Pada akhir pertemuan, anggota paramiliter Fruit of Islam memberi hormat dengan khidmat pada bendera bintang dan bulan sabit, dan berbaris keluar. Yang lain mengikuti dengan wajah berseri-Seri, seolah-olah mereka baru saja mendengar kata-kata Allah.


Jihad Gaya Amerika, Islam Setelah Malcolm X oleh Steven Barbosa
Judul Asli: American Jihad, Islam After Malcolm X
Terbitan Bantam Doubleday, Dell Publishing Group, Inc., New York 1993
Penterjemah: Sudirman Teba dan Fettiyah Basri
Penerbit Mizan, Jln. Yodkali No. 16, Bandung 40124
Cetakan 1, Jumada Al-Tsaniyah 1416/Oktober 1995
Telp.(022) 700931 Fax.(022) 707038
Indeks artikel kelompok ini | Disclaimer
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Dirancang oleh MEDIA, 1997-2000.
Hak cipta © dicadangkan.