Keluarga Besar Kerajaan


Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang Mahakuasa lagi Maha Bijaksana. (QS 14:4)

Beberapa tahun setelah kematian Elijah Muhammad, Louis Farrakhan memarahi orang-orang yang kembali tersesat. "Kalian kembali minum alkohol, mengisap ganja, makan daging babi, dan berdansa," ujarnya di hadapan hadirin di Harlem pada 1980. "Semua perbaikan yang telah kami usahakan lenyap."

Merasa tidak puas, Farrakhan sendiri meninggalkan organisasi yang dipimpin Warith D. Mohammed dua tahun sebelumnya untuk mendirikan organisasinya sendiri, Nation of Islam "baru" yang berdasarkan doktrin-doktrin Elijah Muhammad.

Dengan Nation barunya, Farrakhan mengangkat dirinya menjadi orang yang terkemuka di antara mereka-mereka yang merasa dikhianati oleh Warith Mohammed. Farrakhan mencanangkan kembali gaya hidup asketik dan tata cara berpakaian: dasi kupu-kupu dan setelan yang necis, jubah dan tutup kepala. Dia membentuk kembali Fruit of Islam dan Muslim Girls Training, yaitu kelompok ibu rumah tangga. Dan sebagaimana dalam NOI-nya Elijah, penerimaan anggota baru dilakukan setelah mereka mendapatkan "X". Gelar ini digunakan sebagai awalan bagi nama depan atau sebagai nama asli untuk menunjukkan bahwa orang tersebut dulunya dikenal dengan "nama budak". Anggota baru dapat memohon gelar "X" dengan menulis surat kepada Farad dan Elijah, yang mereka yakini masih hidup; surat itu dialamatkan ke kantor Farrakhan di Chicago.

Louis Farrakhan dilahirkan di Bronx dengan nama Louis Eugene Walcott pada 1933. Ibunya adalah seorang berkebangsaan Indian Barat yang bekerja sebagai pelayan rumah tangga.

Farrakhan, yang gagap sewaktu kecilnya, dibesarkan sebagai anggota Gereja Episcopal. Keluarganya pindah ke Boston, di sana dia masuk ke sekolah negeri. Dia melanjutkan ke perguruan tinggi di Carolina Utara, di mana dia menekuni olah raga atletik. Tetapi musik adalah hobi utamanya. Pada 1950-an, Farrakhan menjadi seorang penyanyi klub malam dan dibayar sebagai seorang penghibur. Dia menyanyikan lagu-lagu kalipso. Dia seorang pemain biola yang ulung. pada hari-hari itu, dia mengaku, "Saya menghisap satu-dua batang ganja sehari."

Dia pertama kali mendengar tentang Islam ketika diajak oleh seorang teman menghadiri pertemuan di Chicago. Kemudian dia mengunjungi kuil Nation di Harlem, mendengarkan Malcolm X, dan bergabung.

Elijah melarang pengikutnya menjadi penghibur, maka Farrakhan melepaskan karirnya. Konon dia menolak kontrak film yang belakangan ditandatangani oleh Harry Belafonte. Tetapi dia memanfaatkan bakatnya untuk menulis, menyanyi, dan mengiringi dengan biola lagu tidak resmi NOI, "A White Man's Heaven is a Black Man's Hell" (Surga Orang Kulit Putih adalah Nerakanya Orang Kulit Hitam).

Kepemimpinan telah mengubah hidup Farrakhan. Sejak masa kejayaan Elijah, ketika dia masih menjabat menteri NOI di Boston, keluarganya makan buncis panggang setiap malam, katanya. Sekarang, keluarga Farrakhan (dia mempunyai sembilan anak) hidup mewah di sebuah tempat yang disebut sebagai "Istana" oleh para pengikutnya --sebuah rumah yang sangat besar dengan dinding pualam yang kokoh berkilau di pusat kota Chicago di daerah Hyde Park yang dahulu dimiliki oleh Elijah. Bangunan itu merupakan sebuah benteng berdinding tinggi dan dikelilingi pagar listrik.

Pada 1973, Farrakhan mengawal Elijah Muhammad masuk ke dalam istananya. Sebagaimana yang diingat Farrakhan, sementara orang-orang mengagumi bangunan yang disebut rumah itu, Elijah berkata kepadanya, "Saudaraku, Muhammad tidak akan berada di rumah ini dengan bertopang kaki sambil menikmati rumah yang sangat indah ini. Muhammad akan berada di rumah ini untuk memikirkan bagaimana caranya agar ke tujuh belas juta anggota kita dapat tinggal di rumah seperti ini."

Farrakhan berkata dia membeli rumah itu seharga 500.000 dolar, dan melunasi tunggakan pajaknya. Dia membandingkannya dengan Gedung Putih. "Rumah ini milik komunitas kita," katanya, "Barang siapa yang duduk di kursi Yang Mulia Elijah Muhammad, akan memimpin Nation of Islam dari rumah ini."

Di sanalah Farrakhan menerima tamu, dan jika ada waktu dia menggesek biola Guadagnininya yang berumur 200 tahun.19

"Setiap kali ada kesempatan, saya akan memainkannya. Biola bagi saya sama dengan kelompok golf bagi seorang pegolf, atau seperti waktu senggang bagi seorang bisnis eksekutif," katanya. Dia memainkan musik yang.digubah oleh orang kulit putih. Dia memberikan alasan berikut: "Apakah kalian pikir saya sebagai seorang pemain musik tidak boleh menghormati Mozart!... Tidak. Kita harus menghormati kebesaran dari mana pun asalnya, suku apa pun yang menciptakannya. Sekarang, saya adalah rasis adalah jika saya mengatakan tidak, saya tidak akan memainkan musik Mozart."

Farrakhan juga mengambil alih kuil tua milik Elijah, yang dibelinya dengan harga 2,3 juta dolar dari organisasi Mohammed yang mengalami kebangkrutan. Dia mengganti namanya menjadi Masjid Maryam, sebuah bangunan bekas gereja Ortodoks Yunani yang sangat mewah dan berkubah tinggi yang merupakan puncak kebanggaan NOI yang sekarang. Simbol bintang dan bulan sabit yang menghiasi puncak kubahnya yang bersinar pada malam hari seperti mercu suar yang menerangi sekeliling Daerah Selatan.

Iuran menopang kehidupan organisasinya, pada 1993 organisasi tersebut diperkirakan mempunyai anggota lebih dari 20.000 orang yang tersebar di penjuru negara.

Farrakhan mengatakan Para anggota hanya memberikan semampu mereka. Bagaimanapun, iuran sangat diharapkan, walaupun jumlah iuran yang masuk ke organisasi Farrakhan lebih sedikit dibandingkan dengan yang masuk ke organisasi Elijah dulu. Pada tahun-tahun yang lalu, Para anggota memberikan sumbangan sebanyak sepertiga dari penghasilan mereka untuk program "lakukan atas kesadaran sendiri"-nya Elijah.

Betapapun usahanya untuk meningkatkan organisasi itu, Farrakhan tidak mampu melanjutkan bisnis sepatu yang telah dirintis Elijah. Elijah dihormati karena membangun beberapa restoran dan supermarket di dekat kantornya. Jika dibandingkan, Farrakhan memang bukan seorang pengusaha.

Pada 1985, dia meminjamkan namanya untuk sebuah merek produk alat-alat kesehatan dan kecantikan yang diproduksi oleh POWER (People Organised and Working for Economic Rebirth). Usaha itu semestinya dapat memperluas daya tariknya kepada orang kulit hitam kelas menengah, tetapi ternyata gagal. Kegagalan itu disebabkan oleh kepandaiannya berpidato.

Lima orang kulit hitam yang memiliki perusahaan berjanji untuk membuat produk-produk POWER. Tetapi di akhir 1985 mereka mengundurkan diri. Konon mereka takut pernyataan Farrakhan yang menghasut akan membuat distributor Yahudi menjauhkan diri.

Farrakhan membujuk Muammar Khaddafi untuk menyumbang usaha tersebut sebanyak 5 juta dolar, berbentuk pinjaman bebas bunga. Produk-produk POWER dijual di masjid Farrakhan dan ditawarkan dari pintu ke pintu. Tetapi di daerah yang rawan kejahatan, para pelanggan yang potensial akan menutup pintu rumah mereka dari para peminta sumbangan, dan para penjual pun enggan --mengetuk pintu mereka. "Kami sedang berjuang," tandas Farrakhan.

Farrakhan barangkali merupakan pemimpin Muslim Amerika yang paling kontroversial. Media berita, katanya, telah menciptakan gambaran dirinya sebagai monster. Di satu sisi dia benar. Para wartawan mengarahkan pernyataan-pernyataan yang sensasional kepadanya, dan kesembronoannya dalam mempergunakan kata-kata membuatnya menjadi sasaran empuk untuk berbagai kritik. Selama kampanye kepresidenan Jesse Jackson pada 1984, Farrakhan, yang merupakan salah seorang suporter, mengancam seorang wartawan karena membeberkan berita bahwa Jackson menyebut New York sebagai "Hymietown." Farrakhan juga menyebut Judaisme sebagai "agama pasaran" dan menggambarkan Hitler sebagai "orang yang, besar, tetapi jahat." (Dia berusaha untuk mengimbangi pernyataan Hitler dengan ucapan, "Betapa beraninya engkau mengatakan saya mencintai orang yang membenci orang kulit hitam!" Tetapi dia sudah membuat kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi.)

Pernyataan-pernyataannya telah membuat dia dicekal dari Britania dan Bermuda dan diusir dari panggung Nigeria di bawah todongan pistol. Tetapi keberaniannya telah menimbulkan pujian yang berkelanjutan di kalangan orang kulit hitam Amerika. Ribuan orang menghadiri tour nasionalnya yang berslogan "Hentikan Pembunuhan," di mana mereka melemparkan ribuan dolar ke keranjang sumbangan, dan mendengarkan Farrakhan membacakan teorinya tentang bagaimana pemerintah Amerika Serikat yang mengobarkan "perang yang tersembunyi" di antara masyarakat kulit hitam.

Pengikutnya --26.000 di Detroit, 19.000 di Atlanta, 10.000 di Chicago-- merupakan orang-orang yang datang dari berbagai latar belakang. Hampir semuanya berpakaian seragam, seperti dasi kupu-kupu. Beberapa wanita memakai rok mini.

Di Milwaukee, Wisconsin, pada 1990, laki-laki yang berdasi kupu-kupu dan wanita yang bergaun panjang putih menggeledah kerumunan 6000 orang satu demi satu. Bahkan kertas pembungkus korek api pun disita. "Kami ingin melindungi Menteri Farrakhan," jelas seorang menteri muda dari atas panggung "Dan juga kami ingin anda semua aman di sini."

Setelah uang sumbangan terkumpul, Farrakhan muncul dari gerombolan pengawalnya, dan menyelinap ke atas panggung. Dia mengenakan dasi kupu-kupu, setelan biru dengan kancing manset sebesar sendok dari emas yang mengingatkan kepada gambaran Elijah Muhammad dikelilingi berlian, memakai cincin yang sesuai dan jam tangan yang bertatahkan berlian. Dia berbicara di antara kerumunan massa itu sebagai seorang pemimpin, dan mereka menyorakinya seperti sorak-sorai kegirangan pemirsa di studio televisi pada lewat tengah malam.

Dalam dua setengah jam pidato mendadaknya, dia mencerca pihak "musuh," dengan mengatakan bahwa AIDS "diciptakan" dan kemudian disebarkan dengan sengaja di antara kaum kulit hitam, orang kulit putih telah menciptakan celah untuk membunuh orang kulit hitam, dan daerah kaum kulit hitam merupakan "daerah peperangan." "Lebih aman membesarkan anak-anak kalian di hutan Vietnam --di daerah peperangan yang sebenarnya!-- daripada di dalam kota," katanya.

("Musuhnya" mengakui hal itu. Pada November 1990, pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa kemungkinan seorang laki-laki kulit hitam yang berusia antara lima belas sampai dua puluh empat tahun untuk terbunuh di beberapa tempat lebih besar daripada kemungkinan seorang serdadu Amerika terbunuh di Vietnam.)

Siapa yang akan memimpin serangan balasan dalam "peperangan" ini? "Para Nabi pun tidak dapat mengatasinya," tandas Farrakhan. "Anda bawa Nabi Nuh dan ajak beliau melihat Milwaukee sekali saja, maka beliau akan segera naik ke perahunya dan cepat-cepat mengayuh dayungnya."

Di hari-hari akhir dunia, dia meramalkan, Tuhan akan memberikan keajaiban "melalui seorang manusia."

Mungkin, Farrakhan.

Dia menciptakan begitu banyak kontroversi di kalangan umat Islam. Satu penyebabnya adalah karena dia menganggap dirinya utusan tuhan.

Dalam suatu mimpi pada 1985, katanya, dia dinaikkan ke atas UFO, yang dikaitkan pada kapal induk, sebuah obyek menyerupai planet yang berdiameter setengah mil. Di dalamnya, dia bercerita, dia mendengar Elijah Muhammad berkata:

"Presiden Reagan telah mengadakan pertemuan dengan Para Kepala Staf untuk merencanakan sebuah peperangan. Saya ingin engkau mengadakan konferensi pers di Washington D.C. dan mengumumkan rencana mereka. Katakan pada dunia bahwa engkau mendapat informasi dari saya di angkasa."

Farrakhan berkata dia baru sadar kalau yang dimaksudkan pesan Elijah itu adalah bahwa kesatuan militer Amerika akan menyerang Libya. Jadi dia memberi peringatan awal kepada para pejabat Libya.

Beberapa orang Muslim yang taat menganggap pengalaman mistiknya sebagai halusinasi. Tetapi tetap saja mereka mengundang Farrakhan untuk berbicara dalam konferensi-konferensi mereka. Pada September 1990, di hadapan 750 imam, termasuk para pejabat Makkah, Farrakhan menyatakan dia percaya pada Allah dan kenabian Muhammad dari Arabia. W.D. Farad Muhammad, guru Elijah Muhammad, tambahnya, datang untuk membantu orang kulit hitam Amerika. Ucapan itu melukai hati para imam yang menganggap Farad sebagai orang bid'ah.

"Saya tidak ingin tampak seperti anak haram dalam Islam," kata Farrakhan. "Saya tidak ingin saudara-saudara saya memandang rendah pada saya dan menyebut saya sebagai orang kafir, munafik, atau memanggil saya dengan sebutan yang menurut saya tidak tepat untuk menggambarkan diri saya dan karya saya untuk Amerika."

Dia meminta para imam untuk bersabar; Islam berkembang dalam keadaan damai di antara para pengikutnya dan pengikut Warith D. Mohammed. "Walaupun kami mempunyai banyak perbedaan," dia melanjutkan, "kami tidak pernah berbuat terlalu jauh sehingga membuat hidung pengikut yang lain berdarah. Anda dapat berkata begitu untuk orang-orang Iran dan Iraq."

Di atas panggung, dia memeluk Mohammed, mengakhiri, paling tidak di depan umum, perselisihan teologis mereka. Mohammed kemudian menyatakan bahwa semua Muslim harus menerima Farrakhan sebagai seorang saudara seiman. Dan banyak yang melakukan hal itu.

Bagaimanapun, Farrakhan berpegang teguh pada ajaran-ajaran lama. Di masjidnya, ada spanduk yang bertulisan: "TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH. MUHAMMAD ADALAH UTUSANNYA" --yang secara implisit merujuk kepada Elijah. Muslimin yang taat menganggap implikasi tersebut suatu pelanggaran. Muhammad dari Arabia, mereka menekankan, adalah "penutup Para Nabi," mengakhiri suatu rangkaian sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa.

Bukti lebih lanjut tentang pandangan-pandangannya yang tidak ortodoks tampak dalam surat kabar kelompoknya, The Final Call. Koran itu memuat gambar Elijah yang mengenakan tarbus bertabur permata, dalam sebuah artikel tentang iman: "Kami yakin bahwa Allah (Tuhan) mewujudkan diri dalam bentuk manusia dalam diri Master W. Farad Muhammad, Juli 1930; seorang 'Messiah' yang telah lama dinanti-nanti oleh umat Kristen dan 'Mahdi' oleh umat Islam."

Terlebih lagi, Farrakhan mengajukan tantangan berikut ini di surat kabarnya:

Saya, Louis Farrakhan, berkata kepada dunia bahwa Yang Mulia Elijah Muhammad tidak mati secara fisik. Lebih jauh saya menyatakan bahwa beliau diutus untuk datang seperti yang tertulis di dalam Injil dan Kitab Suci Al-Quran, agar janji dalam Kitab Suci tersebut terpenuhi.

Kami selalu siap, kapan pun, untuk membayar penggalian "mayat" Yang Mulia Elijah Muhammad dan kami selalu siap untuk membayar dua orang dokter giginya untuk membandingkan dokumen giginya dengan dokumen gigi yang didapat dari penelitian terhadap "mayat" itu.

Dalam sebuah wawancara, Farrakhan berkata, "Saya telah mengambil posisi yang secara otomatis membuat saya dikatakan gila, atau setidaknya, seorang dukun. Namun demikian, saya tetap merupakan orang yang paling berhasil di antara murid-muridnya. Jika saya, tidak salah maka dunia akan mengalami kejutan yang mengerikan."

Beberapa orang Muslim meyakini bahwa Farrakhan mengubah-ubah pendapatnya terhadap masing-masing pendengarnya. Dia mengatakan suatu hal untuk menentramkan orang yang berpegang pada ajaran-ajaran Elijah Muhammad dan mengatakan hal yang berbeda untuk menyenangkan kaum Muslim ortodoks.

Dia siap melawan orang-orang yang ragu-ragu. Di sebuah kamar hotel di Washington D.C., dia berkata, "Saya menjadi Muslim bukan karena fatwa yang datang dari Makkah atau karena maklumat yang datang dari Nabi Muhammad."

Para pengikut Farrakhan adalah orang-orang yang sibuk. Pasukan pemberantas narkotiknya menjadi berita utama, memperbaiki citra kelompoknya di mata masyarakat. Lalu Farrakhan menguji popularitas Nation di tempat-tempat pemilihan suara di D.C. pada 1990. Kandidat pilihannya berbicara di atas podium tentang organisasi yang bersih dan tidak dapat disuap dan tentang prinsip-prinsip pertolongan pada diri sendiri yang diperkenalkan oleh Elijah Muhammad. Mereka bukan menginginkan agar Distrik itu dibangun kembali sebagai daerah orang kulit hitam. Mereka berkampanye dengan bersih, menurut perintah-perintah Farrakhan, media berita jelas-jelas mengabaikan hal itu.

Demikian Pula dengan Para pemberi suara.

Dr Abdul Alim Muhammad, seorang ahli bedah dan juru bicara nasional Farrakhan, mencalonkan diri untuk menjadi anggota Kongres di Distrik 5 Maryland, yang 60% anggotanya adalah orang kulit hitam, mendapatkan kurang dari seperempat suara dalam pemilihan pendahuluan (untuk memilih calon dari masing-masing partai). Namun demikian, dia tetap mengumumkan kemenangan, dengan menuduh adanya penyuapan dalam pemungutan suara.

Calon Muslim untuk delegasi kongres, seorang pengacara, mendapatkan 5% suara. Dia juga mengumumkan kemenangan.

Dr. Muhammad mengatakan pada pendukungnya, "Kami menanamkan ide tentang kemenangan puncak kami dalam pikiran dan hati semua orang, hitam dan putih."

Farrakhan berpendapat bahwa menghendaki adanya sebuah masyarakat yang terpisah untuk kaum kulit hitam sementara turut ambil bagian dalam proses politik Amerika, bukannya tidak konsisten. "Bagaimana cita-cita itu dapat terlaksana selain lewat jalur politik?" katanya. Tujuannya adalah untuk mengajukan program orang Muslim kehadapan Kongres sehingga Kongres sendiri dapat mempertimbangkan apakah pemisahan itu merupakan sebuah alternatif yang dapat dipertahankan terus untuk pemusnahan secara teratur terhadap suatu golongan bangsa.

Setelah Elijah mengusir Warith (yang waktu itu bernama Wallace) dari Nation yang lama karena perbuatan bid'ahnya, Farrakhan mengumumkan bahwa Warith telah memilih "jalan orang-orang munafik." Belakangan, ketika Warith menjadi pimpinan Nation, dan mengangkat Farrakhan sebagai juru bicaranya, Farrakhan menampakkan dukungannya di hadapan umum, dengan mengatakan bahwa Warith telah memperoleh rahmat Allah: "Tak ada orang lain yang mendapatkan kunci ketuhanan. Tak ada seorang pun yang cukup bijaksana bahkan hanya untuk mendekati tali sepatu Wallace D. Muhammad."

Pada 1964, Farrakhan memimpin sebuah serangan melawan Malcolm X, ketika Malcolm menuduh Elijah melakukan pemalsuan dan perzinaan. Dalam satu rangkaian artikel di surat kabar organisasi itu. Farrakhan, yang dahulu merupakan anak didik Malcolm, menulis: "Hanya orang-orang yang mengharapkan digiring ke neraka atau menuju ajalnyalah yang akan mengikuti Malcolm. Orang seperti itu pantas mati dan akan menemui kematiannya jika hidupnya bukan untuk agama Muhammad." Dia juga menyebut Malcolm "seorang jendral tolol yang tidak memiliki pasukan." Beberapa bulan kemudian Malcolm dibunuh. Dia mati dengan dua puluh satu luka tembakan.

Farrakhan, yang kemudian menggantikan posisi Malcolm sebagai juru bicara nasional Elijah Muhammad, menyatakan dirinya tidak bersalah dalam peristiwa pembunuhan Malcolm. Dia mengakui memperbesar suasana pembunuhan tersebut, tetapi, katanya, Malcolm sendirilah yang menciptakan hal itu.

Farrakhan juga berpegang pada tulisannya. "Tak satu pun yang saya tulis atau saya katakan kemarin tidak saya setujui hari ini --tak satu kata pun dari yang telah saya ucapkan!" tegasnya. "Saya tidak akan melakukan satu hal pun yang berbeda. Siapa saja yang berdiri menentang Yang Mulia Elijah Muhammad seperti itu, saya akan berdiri menentang mereka."

Farrakhan yang menempatkan dirinya sebagai antihero, melindungi dirinya dengan para pengawal. Dia mungkin tidak diilhami oleh kesetiaan buta pengikutnya seperti yang pernah dilakukan Elijah Muhammad. Namun demikian, jika dia diganggu, anggota Fruit, yang bisa menjadi segarang tentara Elijah, akan membalas. Mereka percaya ketaatan terhadap kehendak Allah berjalan seiring dengan kepatuhan kehendak Farrakhan. Dalam memimpin, Farrakhan bergantung pada kepasrahan total mereka, seperti yang dilakukan Elijah. Dalam otobiografinya,20 Malcohm X menggambarkan kesetiaannya kepada Elijah dahulu sebagai berikut: "Saya seperti orang yang bebal waktu itu --seperti semua orang muslim-- saya dihipnotis, ditudingkan ke suatu arah tertentu dan diperintahkan untuk berbaris. Yah, saya pikir orang berhak membodohi dirinya sendiri jika dia telah siap untuk membayar harganya. Saya harus membayarnya selama 12 tahun."

Seperti yang dilakukan Elijah Muhammad, Farrakhan menghalangi orang kulit putih masuk ke masjidnya. Di sanalah letak daya tarik terbesar Nation: Masjid itu menjadi tempat perlindungan bagi orang kulit hitam di negeri yang mungkin akan semakin sadar-ras.

Tetapi bagi banyak orang Muslim, termasuk pengikut Warith Mohammed, kepandaian berpidato Farrakhan merupakan barang peninggalan dari 1960-an, dan pendapatnya tentang Islam, yang berdasarkan pada mitos Elijah Muhammad, kekurangan makna spiritual. Dia orang yang berjuang sendirian, dan nasib Nation sangat tergantung pada karismanya.

Dengan dikendalikan secara lebih longgar, para pengikut Mohammed mempelajari sejarah Islam untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berat yang timbul di masa sekarang. Bagi mereka, Islam telah disempurnakan sejak zaman Nabi Muhammad. Memperbaharui Islam adalah perbuatan sia-sia, karena Allah telah meramalkan masa depan dan membuat Islam sebagai agama yang sempurna dan mutlak --agama di segala zaman.

Di kalangan kulit hitam Amerika, perkembangan Islam selanjutnya bergantung, sebagian, pada apakah pemimpin Muslim dapat membangun persatuan atau tidak. Untuk melakukan hal itu, kedudukan Elijah Muhammad dalam sejarah harus dimanfaatkan. Dalam hal ini, Warith Mohammed lebih menganggap dia sebagai "seorang pembaharu sosial" yang ditipu oleh "seorang satiris", W.D. Farad Muhammad.

Dalam dunia Farrakhan, dan dalam Nation, Elijah Muhammad masih berdaulat --dan Farrakhan sendiri merupakan pewaris spiritual yang sah, yang mendapat bimbingannya.

Catatan kaki:

19 Pada 1933, ketika merayakan ulang tahunnya yang ke enam puluh, dia memainkan biolanya di hadapan 3000 hadirin di Christ Universal Temple yang berlokasi di daerah selatan Chicago. Konsernya menampilkan musik dari penggubah seorang Yahudi berkebangsaan Jerman, Felix Mandelssohn. Dia menyebut konser tersebut sebagai tawaran perdamaian bagi agama-agama lain. Dikatakannya, "Saya ingin kita menggunakan musik sebagai bahasa yang universal untuk membantu kita melawan perselisihan yang disebabkan oleh penggunaan kata-kata:'Awal tahun itu dia menampilkan konser di Winston Salem, Carolina Utara. Surat kabar New York Times yang terbitan 19 April mengulas konser tersebut. Koran itu menulis: "Dapatkah Louis Farrakhan memainkan biola? Tuhan merestui kita, dia bisa. Dia membuat banyak kesalahan, tidak mengherankan bagi orang yang sebenarnya telah menggantungkan biolanya selama empat puluh tahun dan hanya memiliki satu sejak 1974. Tetapi permainan Titan Farrakhan terdengar seperti pemain biola sejati. Permainannya sangat bermakna luas, dalam, dan penuh semangat sehingga membuat biola tersebut berkilau." Pada 1955, ketika dia masih menjadi seorang penghibur profesional, dia diminta Elijah Muhammad untuk memilih Islam atau musik. Farrakhan, menyingkirkan alat musiknya sampai Elijah Muhammad memintanya untuk memainkannya lagi pada 1974.

20 The Autobiography of Malcolm X, seperti yang diceritakan kepada Alex Haley, diterbitkan pertama kali pada 1964.


Jihad Gaya Amerika, Islam Setelah Malcolm X oleh Steven Barbosa
Judul Asli: American Jihad, Islam After Malcolm X
Terbitan Bantam Doubleday, Dell Publishing Group, Inc., New York 1993
Penterjemah: Sudirman Teba dan Fettiyah Basri
Penerbit Mizan, Jln. Yodkali No. 16, Bandung 40124
Cetakan 1, Jumada Al-Tsaniyah 1416/Oktober 1995
Telp.(022) 700931 Fax.(022) 707038
Indeks artikel kelompok ini | Disclaimer
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Dirancang oleh MEDIA, 1997-2000.
Hak cipta © dicadangkan.