Anak yang Boros


Tinggalkanlah apa-apa yang membuatmu ragu-ragu dan kerjakanlah apa-apa yang tidak membuatmu ragu-ragu. (Nabi Muhammad Saw.)7

April 1988. Pada acara berita malam televisi Washington D.C., pemirsa menyaksikan orang-orang kulit hitam berdasi kupu-kupu menghajar seorang yang sedang berjalan sendirian, mengambil senapannya yang patah, dan menginjak-injaknya. Kemudian orang-orang itu minta maaf atas perlakuannya yang kasar. Mereka bukan anggota pasukan tentara. Mereka adalah orang-orang Fruit of Islam. Mereka adalah Buah dari pohon Islam yang tumbuh di Amerika.

Tampaknya mustahil mereka bisa hidup berdampingan dengan orang-orang yang mereka anggap sebagai 'iblis' -orang-orang kulit putih-- menegakkan hukum dan peraturan di daerah minoritas tersebut dan mendepak raja-raja obat bius keluar dari wilayah mereka. Mereka membantu membersihkan daerah Mayfair Mansions dan Paradise Manor; sebuah komplek dengan 9000 penghuni di daerah Timur Laut, dan menjadi pahlawan daerah dengan menjadi pemberantas obat-obat terlarang.

Shirley Douglas, yang telah tinggal di sana selama tiga belas tahun, menyatakan banyak sekali penjual dan pemakai obat-obat terlarang yang seolah-olah tak tahu malu menjalankan bisnis mereka di depan pintu rumahnya, "Mereka tampak seperti belalang." Fruit of Islam datang, lalu para pemasok dan pembeli tersebut lenyap. Sekarang dia membayar Fruit sepuluh dolar seminggu dan mengharapkan agar anak laki-lakinya dapat bergabung. "Mereka tampak tampan dan gagah dengan dasi kupu-kupunya," komentarnya.

Gerakan Fruit di Amerika dimulai pada akhir 1950-an, ketika media masa memberitakan tentang Nation of Islam dan pemimpinnya, Elijah Muhammad. Dia memproklamirkan diri sebagai utusan Tuhan. Menurutnya agama Islam, yang berdasarkan pada nasionalisme kulit hitam, merupakan agama yang paling cocok untuk menghadapi rasisme di Dunia Baru. Organisasi itu merupakan pemandangan yang akrab di Amerika. Mereka menjajakan koran di sudut-sudut jalan di seluruh penjuru negeri. Mereka adalah tentara yang tak mengenal rasa takut. Pada masa-masa bergolaknya protes kaum kulit hitam, pada 1960-an, puluhan ribu orang bergabung ke organisasi itu.

Murid-murid Elijah masih tetap berada di antara orang-orang yang paling penting di kalangan kaum Muslimin Amerika. Tetapi keretakan teologis memecah mereka. Sejak kematian Elijah pada 1975, banyak konflik yang timbul secara bergantian di antara para pewaris spiritualnya. Perselisihan tersebut mengadu orang-orang yang mendukung ortodoksi melawan sebuah aliran yang meyakini bahwa orang kulit hitam merupakan leluhur dari seluruh peradaban dan merupakan pewaris bumi.

Kelompok-kelompok ini mempunyai pandangan yang sama, paling tidak dalam satu hal yang mendasar, yaitu kenabian Muhammad Saw. Sebaliknya, mereka berbeda pendapat-terutama mengenai orang kulit putih dan peran Elijah dalam mendirikan tonggak Islam di Amerika.

Kelompok-kelompok itu dipimpin oleh murid kesayangan Elijah: Warith D. Mohammed, putra Elijah yang mengesampingkan ajaran-ajaran ayahnya, dan Louis Farrakhan, yang mendukung ajaran-ajaran Elijah. Mohammed (yang mengambil ejaan resmi dari nama keluarga ayahnya) menyebut Elijah sebagai orang yang "berhati tulus tetapi salah jalan." Farrakhan menyebut Elijah utusan Tuhan. Islam gaya Mohammed mengajarkan cinta pada orang kulit putih. Sedangkan Farrakhan menyatakan bahwa orang kulit putih itu jahat. Sementara keduanya sama-sama berlomba-lomba untuk menduduki kursi kepemimpinan Muslim Amerika, ada satu persamaan di antara mereka, yaitu sama-sama memuja Elijah. Keduanya memanggil Elijah dengan sebutan

"Yang Terhormat," seakan-akan beliau merupakan orang yang sangat penting dalam pertumbuhan Islam di Amerika.

Kekuasaan Elijah Muhammad, yang diwariskan kepada putranya, Warith, sejak itu mengalami keruntuhan.

Warith, orang yang pendek dan berjenggot, tidak memiliki mata yang bersinar penuh semangat. Dia tersenyum dengan lembut dan bersikap seperti orang yang akan meleleh di bawah sinar matahari karena kerja fisik yang keras. Dia suka tinju, tetapi dia lebih merupakan seorang pecinta musik daripada seorang pelontar api. Kendati dilahirkan dalam "keluarga kerajaan" Nation --dari sulbi Elijah-- dia adalah orang yang bersahaja dan rendah hati, dia berpakaian seperti seorang profesor dan dia memancarkan karisma sebagai seorang akuntan. Meskipun instink sangarnya tumpul, tetapi dengan gerakan kecil dia mampu mematahkan Nation, membuat dirinya turun tahta sebagai akibatnya.

Setelah Elijah wafat, Warith, yang waktu itu dikenal dengan nama Wallace B. Muhammad, dipilih menjadi pimpinan Nation pada Hari Sang Penyelamat, yaitu peringatan ulang tahun pendirinya, Farad. Segera setelah itu, Warith mulai membuka pintu NOI (Nation of Islam), menerima orang-orang kulit putih masuk ke dalam tubuh organisasi yang didirikan atas dasar paham separatisme. Hanya sedikit orang yang menjadi anggota, tetapi para pimpinan hak-hak sipil menyambut baik ide tersebut. Begitu juga kaum Muslim yang merasa bahwa dia telah membawa Nation lebih dekat dengan keyakinan mereka.

Warith melepaskan unsur politik dari Nation, membatalkan seruannya untuk memperbaiki nasib orang kulit hitam, mendorong patriotisme dan pemungutan suara, menghapuskan kata 'iblis' yang merujuk kepada orang-orang kulit putih dalam kamus NOI, menghapuskan setahap demi setahap peringatan Hari Sang Penyelamat, dan menganjurkan doa dalam bahasa Arab.

Dia melonggarkan aturan berpakaian, memperbolehkan kaum wanita keluar sendiri di malam hari, menaikkan gaji para menteri sampai 300 dolar perminggu, memecah basis-basis kekuasaan dengan mendefinisikan kembali tugas para menteri, dan memanggil Louis Farrakhan, pesaingnya untuk jabatan pemimpin, ke Chicago untuk pengawasan yang lebih dekat.

Namun, itu belum semuanya. Ketika mengetahui bahwa sepuluh orang telah terbunuh "tanpa alasan lain kecuali bahwa mereka tidak ingin FOI menguasai hidup mereka sepenuhnya," dia mengadili Nation, dan membubarkan seksi militernya, Fruit.

Tampaknya dia mementingkan masalah penggantian nama. Dia mengubah namanya menjadi Warith Deen Mohammed dan mendorong pengikutnya untuk mengambil nama-nama Islam. Dia juga mengeluarkan semua kursi dari kuil-kuil, mengganti namanya menjadi masjid, dan mempersembahkan Harlem kepada Malcolm X. Dia mengembalikan jabatan kehormatan kepada para menteri yang telah membantu mendirikan NOI. Bahkan Warith telah dua kali mengganti nama NOI: pada 1976, menjadi The World Community of Al-Islam in the West; dan pada 1980, menjadi American Muslim Mission.

Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan pertikaian, terutama di kalangan para nasionalis keras kepala yang bagi mereka penggantian bendera (lambang) itu dapat dirasakan sebagai tindakan yang sama jahatnya dengan memuja Jim Crow.

Mohammed juga bukan merupakan keberuntungan bagi kerajaan bisnisnya yang mulai menurun. Untuk mengurangi utangnya, dia membatalkan bisrus-bisnis yang tidak mendatangkan keuntungan. Fondasi keuangannya runtuh setelah dia menghentikan "sumbangan sukarela yang dipaksa" (iuran) dan menurunkan kuota penjualan koran organisasi tersebut. Sumber penghidupan Nation, yaitu pendapatan mingguannya, benar-benar telah mengering.

Salah seorang pembantunya berkata bahwa Mohammed juga mengirimkan peraturan tentang masjid kepada para imam di seluruh penjuru negeri. Dan pada 1985, dia mendesentralisasi kepemimpinan.

Nasib Nation diakhiri dengan ketukan palu di balai harta peninggalan Chicago, di mana simpanan bank, harta kekayaan, dan bisnis Nation of Islam dilepaskan dari kekuasaan Elijah dan dijatuhkan keputusan bernilai 13 juta dolar. Nation mengalami kebangkrutan dan menjual masjidnya di Chicago kepada organisasi Farrakhan untuk melunasi utang-utangnya kepada Progressive Land Developers, kreditor utamanya.

Sebagian besar ahli waris Elijah --yaitu delapan anak yang sah dan tiga belas yang tidak sah belum melihat pertanda itu. Sepuluh tahun kemudian, pengadilan masih saja membongkar seluk-beluk kekacauan hukum tersebut, walaupun Nation telah dibubarkan dan Mohammed kehilangan rumah peninggalan ayahnya yang ditinggalinya untuk sementara waktu.

Usahanya yang lain masih menghasilkan keuntungan, termasuk firma hukumnya. Beberapa pengamat menyebut pengacara yang disewa oleh anggota keluarga Mohammed sebagai "pewaris kedua puluh dua" dari Elijah. Dia memiliki 25% saham perusahaan Progressive Land Developers.

Mohammed, yang mengatakan bahwa dia tidak pernah menggugat sebagai ahli waris, pindah dari Chicago ke Rialto, Califoffiia, kemudian pindah lagi ke Little Rock, Arkansas, untuk merintis hidup yang lebih tenang.

Namun dia masih memiliki lebih banyak pengikut dibanding pemimpin Muslim Amerika yang lain, pengikutnya diperkirakan hampir satu juta orang. Mereka menyebutnya sebagai "Juru Bicara Muslim Amerika untuk Penyelamatan Umat Manusia." Sebagaimana yang telah dilakukan ayahnya, dia tetap berhubungan dengan mereka melalui artikel-artikel di koran organisasi itu yang masih tetap hidup, dan juga melalui siaran-siaran radio. Sebaliknya, mereka mengirimkan sumbangan sukarela yang berjumlah antara 7.000 sampai 10.000 dolar sebulan untuk membantu perkembangannya. Dengan hasil tersebut, dia melakukan perjalanan ke luar negeri dan mengunjungi federasi-federasi 100 masjid di seluruh penjuru negeri, yang merupakan sisa-sisa dari kekuasaan Elijah yang besar dan hebat.

Para pendengar Mohammed terutama orang-orang Muslim, dan dia membatasi dirinya untuk hanya memberikan ceramah masalah Islam konservatif. Pengikutnya tidak lagi "memancing" di jalan-jalan untuk mencari pengikut baru; tampaknya mereka berbagi mimbar dengan para rabbi dan pendeta. Sementara pengikut Louis Farrakhan mendesak orang-orang kulit hitam untuk bergabung dengan seruan untuk meninggalkan cara "hipnosis massa". Pengikut Mohammed hanya mengajak orang-orang untuk datang ke masjid. Tekanan bukanlah cara yang baik untuk menjaring pengikut baru.

Mohammed mencetuskan kontroversi di antara saudara seiman jauh sebelum dia memimpin Nation. Beberapa dekade yang lalu, dia bergerak menuju ortodoksi, melaksanakan ibadah hajinya yang pertama pada 1967. Dia membawa pulang pelajaran-pelajaran tentang "Islam yang benar," tetapi dewan pengadilan NOI, dengan dukungan Elijah, mengusirnya keluar dari Nation tiga kali untuk perbuatannya yang dianggap bid'ah.

Tak lama setelah Warith dipecat, dia menyatakan penyesalannya di mimbar Chicago, memohon pada ribuan anggota NOI untuk menerimanya kembali. Mereka mengabulkannya, dan sepuluh tahun kemudian mereka menyebut anak yang boros itu sebagai "perdana menteri."

Kemudian, dia berkata bahwa Nation tidak pernah mendapatkan tempat di masyarakat Amerika --bahwa organisasi itu telah "meracuni" berjuta-juta orang. "Saya rasa mereka selalu kehilangan kontak dengan kenyataan dan hakikat ajaran-ajaran tersebut," dia berkata, sambil menghirup tehnya di sebuah kedai kopi di daerah selatan Chicago, "terutama ajaran-ajaran agama, atau ajaran-ajaran mitologi. Sebagian besar pengikutnya tidak menyukai istilah tersebut, tetapi benar, ajaran-ajaran semacam itu menarik orang yang, menurut saya, mempunyai pendapat-pendapat yang tidak logis tentang dunia ini."

Sebagian orang tidak setuju. Yang tidak logis, kata Johny Lee X, yang keluar dari NOI Mohammed dan bergabung dengan NOI Louis Farrakhan untuk kembali kepada ajaran kuno Elijah, yaitu konsep bahwa Tuhan adalah ruh.

"Tuhan itu makhluk hidup seperti kita!" katanya. Allah itu seperti manusia --yaitu W.D. Farad Mohammed. Dia adalah laksamana dari kapal induk, UFO di mana Elijah Mohammed menjadi penumpangnya.

Warith Mohammed, yang pada 1992 menjadi orang pertama yang mengimami shalat subuh di senat AS,8 menantang para pengikutnya untuk setia pada doktrin-doktrin agama Islam, dan mengatakan bahwa Islam itu sangat sederhana dan mudah: yaitu hanya memegang teguh pada lima prinsip --iman kepada Allah, shalat lima kali sehari, mengeluarkan zakat, mensucikan diri dengan berpuasa, dan menjalankan ibadah haji bagi yang mampu. Dia berkata bahwa mitologi Elijah tidak ada dalam agama ini.[]

Catatan kaki:

7 Hadis (yang diriwayatkan oleh Abu 'Isa Muhammad Al-Tirmidzi,[824-92] dan Al-Hasan ibn Sufyan An-Nasa'i (w.915])

8 yaitu pada 6 Februari 1992. Pada 15 ]uni 1991, Siraj Wahhaj dari Brooklyn, New York, mengajak shalat subuh di Majelis AS.


Jihad Gaya Amerika, Islam Setelah Malcolm X oleh Steven Barbosa
Judul Asli: American Jihad, Islam After Malcolm X
Terbitan Bantam Doubleday, Dell Publishing Group, Inc., New York 1993
Penterjemah: Sudirman Teba dan Fettiyah Basri
Penerbit Mizan, Jln. Yodkali No. 16, Bandung 40124
Cetakan 1, Jumada Al-Tsaniyah 1416/Oktober 1995
Telp.(022) 700931 Fax.(022) 707038
Indeks artikel kelompok ini | Disclaimer
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Dirancang oleh MEDIA, 1997-2000.
Hak cipta © dicadangkan.