|
52 ASOKA 300 SM-±232 SM
Raja terpenting dalam sejarah India mungkin sekali Asoka,
penguasa ketiga dinasti Maurya dan cucu pendiri dinasti itu,
Chandragupta Maurya. Chandragupta seorang pimpinan militer
India yang --dalam saat nyaris berbarengan dengan peperangan
yang dilancarkan Alexander Yang Agung-- menaklukkan hampir
seluruh bagian India Utara, dan dengan sendirinya bisalah
dianggap sebagai pendiri pertama sebuah kekaisaran besar di
India.
Tahun kapan persisnya kelahiran Asoka tidak diketahui.
Mungkin sekali mendekati tahun 300 SM dan dia naik tahta
sekitar tahun 273 SM. Pada mulanya dia mengikuti saja jejak
sang buyut dan berusaha meluaskan daerah kekuasaan lewat
aksi militer. Pada tahun ke-8 pemerintahannya dia
membereskan peperangan yang sukses terhadap Kalinga, negara
di pantai timur India (kira-kira letak Orissa sekarang ini).
Tetapi, begitu dia sadari betapa dahsyatnya harga yang mesti
ditebus untuk kemenangan ini, Asoka merasa terpukul batin.
Seratus ribu orang terbunuh, dan beratus ribu orang terluka.
Tertekan dan merasa berdosa, Asoka berkeputusan menghentikan
gerakan militer menaklukkan India, dan bersamaan dengan itu
menjauhkan diri dari perbuatan agresif, dia menjadi pemeluk
Buddha dan menerima filosofinya, mencoba mempraktekkan
nilai-nilai "dharma" yang mengandung suruhan menjalankan
kebenaran, kebajikan dan ketidakagresifan.
Pilar Asoka di Vashiali
Buat pribadinya sendiri Asoka berhenti berburu dan
menjadi "vegeterian" (tidak makan daging kecuali sayuran).
Dalam segi-segi penting lain masih banyak sikap-sikap
kemanusiaan yang dianutnya. Dia mendirikan rumah-rumah sakit
dan tempat-tempat peribadatan, mengeluarkan aturan-aturan
yang meringankan buat penduduk, membangun jalan-jalan dan
memajukan perairan. Bahkan Asoka secara khusus menunjuk
pejabat pemerintah yang disebut "pejabat dharma", bertugas
menyuruh rakyat supaya beribadah kepada Tuhan, supaya
mengembangkan semangat hidup berbaik-baik sesama manusia.
Semua agama mendapat tempat yang sama di wilayah
kerajaannya. Toleransi Asoka tampak nyata sekali, walau
Agama Buddha peroleh perhatian khusus yang menguntungkan
pertumbuhan agama itu. Utusan-utusan Buddha dikirim ke luar
negeri, dan missi mereka mencapai hasil besar khususnya di
Srilangka.
Asoka memerintahkan mencatat kehidupan dan langkah
kebijaksanannya yang ditulis di tiang-tiang atau batu-batu
karang tersebar di seluruh negeri. Banyak monumen-monumen
itu masih bisa tahan hingga sekarang.
Penempatan monumen-monumen itu secara geografis
memungkinkan kita peroleh informasi yang dapat dipercaya
mengenai luas kekuasaan Asoka, dan tulisan-tulisan yang
tertera di atasnya merupakan sumber utama pengetahuan kita
mengenai kariernya. Secara kebetulan, tiang-tiang ini juga
dianggap sebagai hasil kerja seni tingkat tinggi.
Dalam tempo lima puluh tahun sesudah Asoka wafat,
Kerajaan Mauryan berantakan dan tak pernah bisa bangkit
kembali. Sementara itu, melalui dukungannya kepada Agama
Buddha, pengaruh jangka panjang Assoka terhadap dunia dengan
sendirinya menjadi amat luas. Tatkala dia naik tahta, Agama
Buddha masih kecil sekali penganutnya, cuma bersifat lokal,
dikenal cuma di bagian barat laut India. Tetapi, tatkala
wafatnya, penganutnya sudah meliputi seluruh India dan
dengan cepat pengaruhnya sudah menyebar ke negeri-negeri
tetangga. Lebih dari siapa pun juga --kecuali Gautama
sendiri--Asoka adalah seorang yang bertanggung jawab atas
berkembangnya Agama Buddha menjadi agama besar dunia.
|