Silsilah Hadits Dha'if dan Maudhu'
Jilid 1

Muhammad Nashruddin al-Albani

Hadits 85 

"Ada tiga orang yang akan dibunuh dalam kejayaan kalian, dan semuanya anak khalifah, tetapi tidak seorang pun yang terkena. Kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah timur membunuh kalian dengan pembunuhan yang belum pernah dilakukan oleh suatu kaum. Kemudian mereka menyebutkan sesuatu yang aku tidak menghafalnya. Kemudian beliau bersabda, 'Bila kalian melihatnya, baiatlah ia sekalipun kalian harus merangkak di atas salju karena sesungguhnya ia itu khalifah Tuhan, al-Mahdi.' Kemudian dalam riwayat lain, 'Bila kalian melihat bendera-bendera hitam dari arah Khurasan, datangilah biarpun dengan merangkak,' ... dan seterusnya."

Hadits ini munkar. Telah diriwayatkan oleh Ibnu Majah 518, dan al-Hakim IV/463-464 dari sanad Khalid al-Hidza dari Abi Qalabah.

Adapun Ahmad dan al-Hakim telah mengeluarkannya dengan sanad dari Ali bin Zaid. Kemudian Imam Ahmad menyatakan lemahnya hadits tersebut. Juga Ibnul Jauzi menempatkannya dalam deretan hadits-hadits maudhu'. Adz-Dzahabi berkata, "Aku lihat hadits ini adalah munkar."

Sebenarnya hadits tersebut benar maknanya, namun yang benar adalah tanpa tambahan kalimat "karena ia merupakan khalifah Tuhan" . Tambahan inilah yang dimaksud oleh adz-Dzahabi sebagai munkar, karena dalam syariat memang tidak dibenarkan berkata manusia sebagai khalifah Tuhan. Karena itu, Ibnu Taimiyah telah menjelaskan panjang lebar dalam kitabnya al-Fatawa al-Qubra II/ 416, dengan berkata, "Sungguh banyak orang yang menyangka secara salah seperti Ibnul Arabi bahwa yang dimaksud dengan khalifah adalah khalifah Tuhan, yakni sebagai wakil Tuhan. Allah tidaklah mempunyai wakil. Karena itu, Abu Bakar dengan tegas membantah ketika ditanya dengan kalimat, 'Wahai Khalifatullah'. Dengan segera ia menjawab, 'Aku bukanlah khalifah Tuhan, akan tetapi khalifah Rasulullah saw. Cukuplah itu."

Kemudian, justru sebaliknyalah, bahwa Tuhan itu adalah sebagai khalifah bagi selain-Nya. Rasul bersabda (berupa doa bepergian), "Allaahumma anta as-shahibu fis-safari wal-khalitfatu fil-ahli. Allaahumma ashibnaa flu safarinaa wakhlifnaa flu ahlinaa".

Akhirnya, Ibnu Taymiyah mengakhiri fatwanya itu dengan berkata, "Barangsiapa yang menjadikan-Nya mempunyai khalifah, orang itu berarti telah menyekutukan-Nya, yakni musyrik."


Judul Asli: Silsilatul-Ahaadiits adh-Dhaifah wal Maudhu'ah wa Atsaruhas-Sayyi' fil-Ummah
Judul: Silsilah Hadits Dha'if dan Maudhu'
Penulis: Muhammad Nashruddin al-Albani
Penterjemah: A.M. Basamalah, Penyunting: Drs. Imam Sahardjo HM.
Cetakan 1, Jakarta
Gema Insani Press, 1994
Jln. Kalibata Utara II No.84 Jakarta 12740
Telp.(021) 7984391 - 7984392 - 7988593
Fax.(021) 7984388
Cetakan Pertama, Shafar 1416H - Juli 1995M

Indeks artikel kelompok ini | Disclaimer
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Dirancang oleh MEDIA, 1997-2003.
Hak cipta © dicadangkan.