|
Appendiks
Osama bin Laden Mujahid atau
Teroris?
Menurut majalah News Week vol. 133, Osama adalah
orang Muslim yang taat, kaya, berbakat, karismatis, dan
cakap. Osama sama sekali tidak mempunyai kesan angker dan
arogan, tetapi sebaliknya, sopan dan lembut. Namun, mengapa
dalam potret Amerika Osama adalah teroris kelas kakap yang
paling berbahaya?
Menurut Osama dalam wawancara dengan The National,
5 Januari 1999, seluruh Dunia Islam sedang dieksploitasi
aliansi Salibis-Yahudi. Lihat Pakistan, dia di bawah tekanan
kuat mereka secara ekonomis dan politis. Afghanistan, Iran,
Irak, Suriah, Palestina, Lebanon, Sudan, Somalia, Libia,
Mesir, dan negara-negara Teluk termasuk Saudi, semuanya di
bawah tekanan konspiratif aliansi ini. Dan, status quo
seperti ini akan terus dipertahankan, agar Islam tetap
tersubordinasi, ini hanya perpanjangan perang salib.
Dalam wawancara dengan harian Palestina bulan
November 1996, Osama benar-benar mengeluhkan perlakuan
kerajaan Saudi terhadap intelektual Muslim: "Memecat mereka
dari pos-pos di berbagai universitas dan masjid di kerajaan
ini, bahkan melarang peredaran kaset-kaset mereka, melarang
ceramah-ceramah mereka yang hanya memberi nasihat mana yang
baik dan mana yang buruk." Ini yang membuat Osama
benar-benar membenci apa saja yang berbau Amerika karena
mereka telah berhasil membentengi dan mendikte kerajaan
Saudi dengan tujuan eksploitasi harta negara dan
mempertahankan eksistensi 500 ribu tentara AS di Jazirah
Arab ini.
Bagi Osama, AS datang bukan untuk mempromosikan demokrasi
di dunia Arab dan mendukung perlawanan bangsa Palestina
menentang pendudukan Israel, bahkan sebaliknya berkonspirasi
menggerogoti oposisi terhadap penguasa Arab dan melindungi
Israel.
Dari persepsi ini, Osama akhirnya mendeklarasikan jihad
menentang aliansi dan konspirasi Salibis-Yahudi.
Prioritasnya adalah membebaskan Al-Haramain dan Al-Quds.
Kalau memang aliansi tidak mau keluar secara sukarela dari
tanah Arab, "Amerika akan meninggalkan Timur Tengah apabila
semua tentara dan rakyatnya dikirim pulang dalam peti mati.
Begitulah keadaannya saat Anda akan hengkang," ucap Osama
menggertak dalam wawancara ABC "Nightline."
Komitmen dan konsistensi oposisinya yang menjadi pelatuk
simpati dan berbagai belahan bumi Islam. Sebagaimana diakui
oleh pejabat senior Amerika yang memantau aktivitas Osama
baik di Afghanistan, Sudan, maupun di mana saja, "Dia
mendapat dukungan kuat di kalangan rakyat biasa di Dunia
Islam hanya dengan argumen politik sentralnya: tentara
Amerika harus keluar dari Arab Saudi." Dan, esensi seruannya
yang berkali-kali diucapkan dalam setiap wawancara.
Menurut Osama, agenda besar konspirasi adalah
memecah-belah umat Islam dan ini yang harus kami lawan.
"Jihad adalah bagian dari agama Islam. PLO melepas senjata
dan mendapat kekuasaan Palestina. Namun, apa yang telah
Yahudi berikan? Sampai sekarang Israel tidak pernah
memberikan 1% pun dari hak-hak Palestina," ujar Osama dalam
wawancara denganYusufzai, di majalah Time.
Menurut Osama, sangat keliru menuduh dia terlibat dalam
pelbagai aktivitas terorisme. "Tuduhan Amerika itu tidak
benar, kecuali kalau memang mereka kaitkan peristiwa itu
dengan seruan saya. ini jelas dan saya akui itu. Saya
termasuk salah seorang yang menandatangani fatwa dan
mengajak mengobarkan jihad," tegasnya membela.
Osama bereaksi dalam upaya membebaskan diri dan Dunia
Islam dari hanya yang diyakininya sebagai konspirasi besar
Salibis-Yahudi, lain tidak.
Dan, kalau memang keyakinannya sebagai seorang Muslim
untuk membela diri dan menerapkan ajaran Islam dianggap
sebagai sebuah tindakan kriminal, maka Osama menyatakan,
"Kalau memang mengobarkan jihad melawan Yahudi dan Amerika
untuk membebaskan Al-Aqsa dan Ka'bah dianggap sebuah
tindakan kriminal, biarkan sejarah menjadi saksi bahwa saya
adalah kriminal."
|