SEPULUH
PEMERINTAHAN LIKUD
Tampilnya pemerintahan Likud (Kesatuan) di bawah Menachem
Begin pada 1977 merupakan suatu gempa bumi dalam politik dan
kebijaksanaan Israel. Kemenangan Begin menyingkirkan Partai
Buruh sosialis Ben-Gurion, yang telah memerintah Israel
sejak kelahirannya pada 1948 dan menggantikannya dengan
Zionisme Revisionis. Itu merupakan kemenangan nasionalisme
mesianis atas arus utama Zionisme pragmatis dan sekular.
Likud berjaya dari 1977 hingga 1992, kecuali selama periode
1984-1988, ketika ia berbagi kekuasaan dengan partai
Buruh.
OMONG KOSONG
"Hak rakyat Yahudi atas Eretz Yisrael
adalah abadi dan tidak terbantah." --Manifesto partai
Likud, 19731
FAKTA
Perpecahan sengit telah terjadi selama beberapa dasawarsa
antara kedua faksi sekular dan Zionisme mesianik dengan dua
pemimpin mereka David Ben-Gurion dan Menachem Begin. Ben
Gurion biasa menyebut kaum Revisionis sebagai kelompok Nazi
dan membandingkan Begin dengan Hitler. Begin dan para
pengikutnya menyebut Ben-Gurion seorang pengkhianat
Yahudi.2 Para
pejabat Partai Buruh menjalankan Zionisme yang manusiawi dan
mau berkompromi --sekalipun mereka tidak selalu
mempraktekkannya-- dan menerima gagasan tentang pembagian
Palestina pada 1947 serta rumusan pertukaran tanah untuk
perdamaian sebagaimana yang termuat dalam Resolusi PBB 242,
namun para pejabat Likud tidak mau melakukan kepura-puraan
semacam itu. Prinsip utama dan yang menjadi penuntun dari
kepercayaan mereka adalah klaim Yahudi atas Eretz
Yisrael.
Dalam bahasa Ibrani, Eretz Yisrael berarti "Tanah
Israel," suatu frasa yang kental dengan perasaan nasionalis
dan mesianik yang sangat kuat dan mengisyaratkan kekuasaan
Yahudi atas seluruh Palestina serta Yordania. Bagi kaum
Revisionis, klaim Yahudi mencakup seluruh tanah antara
sungai Nil hingga sungai Eufrat.
Konsep Eretz Yisrael, Israel yang Lebih Besar, menjadi
keyakinan yang paling teguh dipegang oleh dua perdana
menteri Likud yang pertama, Menachem Begin dan Yitzhak
Shamir, dan merupakan inti dari filosofi Likud. Kedua orang
itu adalah penduduk asli Polandia yang menjadi pemimpin
kedua kelompok teroris Yahudi terbesar di Palestina sebelum
1948. Keduanya adalah murid dari ajaran darah-dan-kehormatan
Zionis Revisionis Vladimir Jabotinsky, dan keduanya
mengabdikan hidup mereka untuk menegakkan kekuasaan Yahudi
atas seluruh Palestina. Keduanya menolak Rencana Pembagian
PBB 1947 karena rencana itu tidak memberikan pada bangsa
Yahudi seluruh tanah Palestina.
Sebagaimana dikatakan Begin pada 1947: "Tanah air kita
tidak dapat dibagi-bagi. Setiap usaha untuk
memotong-motongnya bukan hanya kriminal melainkan tidak sah.
Orang yang tidak mengakui hak kita atas seluruh tanah air
ini berarti tidak mengakui hak kita atas bagian mana pun
darinya."3
Dia menambahkan: "Kita tidak akan pernah menyetujui
pembagian tanah air kita."4
Organisasi teroris Begin, Irgun, menggunakan lencana dan
slogan "Kedua sisi Yordan," yang mengacu pada klaim-klaim
Yahudi atas seluruh Palestina dan
Yordania.5 Begin
tidak pernah melepaskan ambisi itu.
OMONG KOSONG
Beberapa komentator Israel meramalkan
bahwa terciptanya blok [Likud] yang baru akan
menandai dimulainya kejatuhan karir Begin." --Eric
Silver, Begin, 19846
FAKTA
Ada dukungan yang jauh lebih besar untuk Begin dan
kebijaksanaan ekspansionisnya di Israel daripada yang secara
umum diketahui. Dibentuknya blok Likud pada 1973 dari
campuran antara partai-partai kanan yang dipimpin oleh
partai Herut Begin menyediakan panggung bagi kebangkitannya
untuk meraih kekuasaan empat tahun kemudian. Koalisi Likud
yang baru, seperti Begin sendiri, secara terbuka diabdikan
untuk mempertahankan hasil-hasil penaklukan 1967. Manifesto
Likud 1973 berbunyi: "Negara Israel mempunyai hak dan klaim
atas kedaulatan di Yudea, Samaria, dan Jalur Gaza. Pada
waktunya, Israel akan menuntut ini dan berjuang untuk
mencapainya. Setiap rencana yang mencakup penyerahan
bagian-bagian dari Eretz Yisrael bagian barat pada kekuasaan
asing, sebagaimana diusulkan oleh Sekutu Buruh, menyangkal
hak kita atas negeri ini."7
Digunakannya frasa "Eretz Yisrael bagian barat" untuk
menggambarkan Tepi Barat merupakan tanda yang mengisyaratkan
klaim Likud atas Yordania sekaligus.
Begin berkuasa selama enam tahun dan tiga bulan antara
1977 dan 1983, lebih lama dari semua perdana menteri lainnya
kecuali nemesis lamanya, David Ben-Gurion. Sepanjang masa
jabatannya Begin mencurahkan segenap energinya yang sangat
besar untuk mengamankan seluruh tanah air bangsa Yahudi kuno
bagi Israel.
Ada sekitar 50.000 orang Yahudi yang hidup di Jerusalem
Timur milik Arab yang telah diduduki dan kira-kira 7.000
orang di empat puluh lima pemukiman di tempat-tempat lain di
wilayah-wilayah pendudukan ketika Begin memangku
kekuasaan.8
(Angka-angka itu merupakan bukti kuat bahwa Partai Buruh
tidak menentang pemukiman. Para pejabatnya hanya kurang
jujur saja mengenai keinginan-keinginan mereka.) Ketika
Begin meletakkan jabatan enam tahun kemudian, ada 112
pemukiman Yahudi di Tepi Barat dan lima di jalur Gaza; dan
Dataran Tinggi Golan serta Jerusalem Timur milik Arab telah
secara resmi dicaplok sebagai bagian integral Israel. Jumlah
para pemukim Yahudi lebih dari 40.000 orang, belum termasuk
perkiraan kasar kira-kira 100.000 orang Yahudi yang tinggal
di Jerusalem Timur milik Arab.9
Ketika ditanya bagaimana dia ingin dikenang dalam
sejarah, Begin menjawab: "Sebagai orang yang menetapkan
perbatasan-perbatasan Eretz Yisrael untuk
selamanya."10
Simpul penulis biografi Begin yang paling berwawasan
mendalam, Eric Silver: "Prioritasnya adalah mengamankan
seluruh tanah air lama di bagian barat Yordania bagi bangsa
Yahudi. Ketika dia pensiun bahkan para penentangnya mengakui
bahwa dibutuhkan seorang pemimpin dengan dedikasi dan
kekuatan yang kurang lebih sama untuk mengembalikan
batas-batas pembagian itu... Israel yang diciptakan Menachem
Begin dalam citranya sendiri lebih Yahudi, lebih agresif,
dan lebih terisolasi."11
OMONG KOSONG
"Mereka yang meragukan ketulusan dan
kerelaan Israel untuk berkorban... untuk mencapai
perdamaian harus menguji Israel." --Moshe Arad, duta
besar Israel untuk Perserikatan
Bangsa-Bangsa,198812
FAKTA
Ketika Yitzhak Shamir menggantikan Menachem Begin pada
1983 dia bersumpah dalam pidato pengukuhannya untuk
melanjutkan "tugas suci" membangun pemukiman-pemukiman di
Tepi Barat.13
Shamir memang menepati sumpahnya. Dia memacu laju
pembangunan pemukiman-pemukiman Yahudi di wilayah-wilayah
pendudukan, dengan menjalankan aktivitas pemukiman paling
besar dalam sejarah Israel.
Ketika Shamir dikalahkan pada 1992, menurut laporan
Departemen Luar Negeri AS, jumlah pemukim yang ada telah
berlipat ganda dibanding ketika dia baru meraih kekuasaan:
129.000 orang Yahudi di Jerusalem Timur milik Arab (dengan
155.000 orang Palestina); 97.000 orang Yahudi di 180
pemukiman di Tepi Barat dengan separuh tanah sepenuhnya
berada di bawah kontrol Yahudi; 3.600 orang di 20 pemukiman
di jalur Gaza; dan 14.000 orang di 30 pemukiman di Dataran
Tinggi Golan.14
Kekalahan Shamir datang tepat ketika dia tengah terlibat
dalam kampanye terbesar untuk pembangunan di wilayah-wilayah
pendudukan. Suatu telaah oleh kelompok Israel Peace Now
menunjukkan bahwa Israel telah memulai pembangunan 13.650
unit perumahan di wilayah-wilayah pendudukan pada 1991,
suatu penambahan dalam satu tahun yang setara dengan 65
persen dari seluruh unit yang dibangun selama dua puluh tiga
tahun sebelumnya di wilayah-wilayah
tersebut.15
Angka itu tidak termasuk lebih dari 10.000 unit yang tengah
dibangun di Jerusalem Timur milik
Arab.16 Dalam
kata-kata Washington Post: "Dalam 18 bulan terakhir,
pemerintahan [Perdana Menteri Yitzhak] Shamir telah
melancarkan kampanye pembangunan perumahan terbesar dalam
dua puluh empat tahun sejarah penguasaannya atas
wilayah-wilayah tersebut."17
Yang khas dari sikap para pemimpin Likud Israel terhadap
pertukaran tanah untuk perdamaian adalah pernyataan Shamir
setelah kekalahannya dalam pemilihan kembali pada 1992:
"Mestinya saya telah menyelenggarakan
perundingan-perundingan otonomi untuk masa sepuluh tahun,
dan sementara itu kita dapat menempatkan setengah juta orang
di Yudea dan Samaria [Tepi
Barat]."18
Shamir telah memulai kampanye pemilihannya kembali dengan
menyatakan bahwa dia berencana untuk "mengatakan pada
orang-orang non-Yahudi di seluruh dunia" bahwa tidak ada
sesuatu pun yang dapat menghentikan pembangunan
pemukiman-pemukiman di wilayah-wilayah
pendudukan.19
Akibat bertambah cepatnya laju perpindahan para pemukim
Yahudi ke wilayah-wilayah pendudukan semasa pemerintahan
para perdana menteri Likud, pertikaian antara Israel dan
orang-orang Palestina semakin rumit dibanding sebelumnya.
Jika perdamaian memang ingin dicapai, Israel mestinya
mengembalikan kepada orang-orang Palestina tanah yang telah
direbutnya untuk pemukiman-pemukiman itu. Dengan
berpuluh-puluh ribu orang Yahudi tinggal di tanah Palestina
sekarang, tindakan penting itu akan menjadi semakin sulit
untuk dilaksanakan.
Catatan Kaki:
1 Elfi Pallis, "The Likud
Party: A Primer," Journal of Palestine Studies, Musim Dingin
1992, 42.
2 Silver, Begin, 16,120;
Bar- Zohar, Ben-Gurion, 303.
3 Pallis, "The Likud
Party;" 42- 43.
4 Bethell, The Palestine
Triangle, 294-95.
5 Silver, Begin, 113.
Untuk cerita kelahiran Irgun dan tujuan-tujuannya, lihat
Bethell, The Palestine Triangle, 121, dan Sachar, A History
of Israel, 265-67. Untuk penjelasan tentang
tindakan-tindakan Irgun yang lebih dramatis dan berdarah,
lihat, antara lain, Hirst, The Gun and the Olive Branch;
Bell, Terror out of Zion.
6 Silver, Begin, 145.
7 Pallis, "The Likud
Party;" 42-43.
8 Yayasan untuk Pemahaman
Timur Tengah, Report on Israeli Settlement in the Occupied
Territories, Laporan Khusus, Juli 1991.
9 Silver, Begin, 254.
10 David K. Shipler,
Nezv York Times, 16 September 1983.
11 Silver, Begin,
254-58.
12 Davis, Myths and
Facts 1989, 241-42.
13 Quigley, Palestine
and Israel, 176.
14 Departemen Luar
Negeri AS, Israeli Settlement in the Occupied Territories,
Mei 1991, dikutip dalam yayasan untuk Perdamaian Timur
Tengah, Report on Isreali Settlement, in the Occupied
Territories, Juli 1992.
15 Jackson Diehl,
Washington Post, 27 Januari 1992, 29 Januari 1992. Lihat
Peace Now,
"Report Number Four of the Settlements Watch Committee"
(Jerusalem dan Washington D.C.), 22 Januari 1992.
16 Jackson Diehl,
Washington Post, 29 Januari 1992.
17 Jackson Diehl,
Washington Post, 27 Januari 1992.
18 Clyde Haberman, New
York Times, 27 Juni 1992.
19 Jackson Diehl,
Washington Post, 21 Januari 1992.
|