|
|
|
|
|
NABI MUHAMMAD DALAM KITAB ORANG HINDU
Kalau pembicaraan-pembicaraan kita tadi, hanya tersimpul
dalam Taurat Musa, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, maka
khusus mengenai Muhammad ini, terpaksa kami, akan membuka
buku-buku suci yang lainnya pula, seperti kitab Weda, kitab
suci ummat Hindu yang usianya sudah 2.500 tahun lamanya,
sejak lahirnya Sang Sidharta Gautama (623 - 543 SM), bahkan
mungkin lebih lama lagi. (Hindu usianya lebih tua daripada
Budha, sedangkan Sidharta Gautama adalah pembawa agama
Budha). Didalam kitab Weda konon ada tertulis: "Hai sekalian
manusia, dengarkanlah berita penting ini. Nanti aku
bangunkan seorang laki laki yang terpuji diantara manusia."
Laki-laki terpuji dalam bahasa Arab disebutkan "Muhammad."
Meskipun tafsiran ini mungkin benar, tetapi saya kira belum
ada kekuatan sama sekali, sebab dalam masa 2.500 tahun itu
telahl banyak bermunculan laki-laki terpuji dan orang-orang
gagah seperti Selon, Zarahudza, Socrates, Aristoteles,
Iskandar Zulkarnain, Yesus, Darius yang Agung, Napoleon,
Hitler dan masih seribu nama lagi barangkali. Untuk kita
mengetahui , "laki-laki terpuji yang mana yang dimaksudkan,"
maka baiklah kini kita baca dalam kitab Beha Pesiyaporana
(kitab Hindu) yang bunyinya:
"Pada masa itu datanglah seorang laki-laki dari tanah Arab
namanya Akhmad bergelarkan Muhammad, dan dia akan
mendapatkan penolong-penolong. Hai orang-orang Arab, hai
tuan-tuan seluruh alam ini, kepada engkaulah taqdis
(penghormatan)Ku yang suci. Hai orang-orang yang mengadakan
beberapa jalan yang banyak untuk membinasakan sekalian
syaithan, dan dunia ini, kepada engkaulah taqdisKu."
Suatu keterangan berharga, yang sayangnya tetap tersembunyi,
sebab adanya peraturan kasta-kasta, dimana yang berhak
membaca Weda hanyalah kaum Brahmana saja, sedangkan bagi
orang diluar Brahmana, sangat tabu, apalagi bagi kasta Paria
dan Sudra, bila saja membaca Weda atau mendengarkan
ayat-ayatnya sekalipun, dapatlah ia dihukum mati. Mereka,
kaum Brahmana kuatir, kalau-kalau kasta lainnya
diperbolehkan membaca Weda, akan jatuhlah martabat dirinya,
bahkan mungkin akan pula terbuka beberapa ajaran-ajarannya
yang salah, sama seperti juga mengapa ummat Katolik sampai,
dewasa ini belum "mempunyai Injil-injil yang lengkap,"
selain daripada hanya katekesmus dan Jubilate belaka.
|
|
|
|
|
|
| Indeks Antar Agama | Indeks Artikel | Tentang Pengarang | | ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota | |