KITAB TELEGRAM YANG PENUH MU'JIZAT
Kitab suci Al-Qur'an dapat dengan tepat dilukiskan
sebagai 'sebuah kitab telegram'. Berdasarkan bagaimana kitab
tersebut diwahyukan dalam bentuk perintah suci yang
disampaikan secara telegraf dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang:
l. Alkohol Dan Judi
"Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan
judi. Katakanlah, 'Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan
beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih
besar dari manfaatnya.' Dan, mereka bertanya kepadamu apa
yang mereka nafkahkan. Katakanlah, 'yang lebih dari
keperluan'. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu supaya kamu berfikir." (QS. Al-Baqarah: 219)
Al-Qur'an dan Hadist
Ayat di atas hanyalah sebuah contoh bagaimana Tuhan
berbicara! Contoh lainnya akan diberikan. Dapatkah setiap
pencari kebenaran diyakinkan dengan suatu cara yang lebih
mudah? Jawabannya adalah 'Tidak!' Dia (Tuhan) memberi alasan
dengan keras dalam firman berikut ini,
"Katakanlah, 'Adakah sama orang buta dan yang
dapat melihat, ...." (QS. Ar-Ra'd: 16).
Tentu saja tidak!
Sekarang bandingkan firman Tuhan Yang Maha Kuasa di atas
tentang 'Khamer' (yang memabukkan) dengan sabda dari utusan
terpilih-Nya, Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Jangan
lupakan bahwa surat Al-Baqarah ayat 219 di atas yang diikuti
dengan hadits di bawah ini berasal dari bibir Nabi
ShallallahuAlaihi wa Sallam dan dicatat oleh para
sahabatnya:
Ibnu Anas Radhiyallahu Anhu melaporkan bahwa utusan Allah
tersebut mengutuk siapa saja yang bersekutu dalam cara
apapun untuk memproduksi atau mengkonsumsi segala bentuk
minuman memabukkan. Dia berkata,
- Dikutuk siapa saja yang menanam anggur untuk
pembuatan.
- Dikutuk siapa saja yang menjualnya.
- Dikutuk siapa saja yang memerasnya.
- Dikutuk siapa saja yang membotolkannya, dan
- Dikutuk siapa saja yang meminumnya, atau kata-kata
untuk akibatnya.
Nabi Muhammad ShallallahuAlaihi wa Sallam tersebut juga
diceritakan berkata,
"Apapun yang memabukkan dalam jumlah yang
lebih besar, dalam jumlah yang lebih kecil juga dilarang."
Dalam Islam tidak ada alasan untuk sedikit atau banyak,
tidak seperti nasihat Paulus kepada Timoti:
"Janganlah lagi minum air saja, melainkan
tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu
terganggu dan tubuhmu sering lemah." (Injil - 1 Timoti 5:
23)
Atau rekomendasi Solomon yang optimis tapi tak serius
bagi perbudakan dan penaklukan sebuah masyarakat jajahan:
"Berikanlah minuman keras itu kepada orang
yang akan binasa, dan anggur itu kepada orang yang susah
hatinya. Biarkanlah ia minum dan melupakan kemiskinannya,
dan tidak lagi mengingat kesusahannya." (Injil - Amsal 31:
6-7).
Marilah kita lupakan, silahkan lihat kembali gaya
penulisan Al-Qur'an dan kata-kata Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam tersebut di atas. Kedua hal tersebut adalah kata-kata
yang terpisah dalam gaya penulisan, struktur, dan keindahan
meskipun diucapkan dengan bibir yang sama.
Contoh lain pengulangan secara telegrap terhadap sebuah
pertanyaan sehubungan dengan:
2. Bulan Sabit
"Mereka bertanya kepadamu tentang bulan
sabit. Katakanlah, 'Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu
bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; ... " (QS. Al--Baqarah:
189)
"Terdapat banyak tahayul sehubungan dengan bulan sabit,
seperti yang terdapat pada saat ini. Kita diberitahu agar
tak peduli dengan tahayul tersebut. Sebagai sebuah
pengukuran waktu, di mana kalender bulan digunakan, bulan
sabit adalah satu tanda besar, yang disaksikan oleh
orang-orang dengan penuh hasrat. Hari raya Islam, termasuk
Haji ditentukan dengan tampaknya bulan baru tersebut." (A.
Yusuf Ali).
Sebuah telegram, dalam sebuah nada yang identik untuk
pertanyaan.
3. Amal
"Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang
mereka nafkahkan. Jawablah, Apa saja harta yang kamu
nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu bapak, kaum
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang
yang sedang dalam perjalanan. 'Dan apa saja kebajikan yang
kamu perbuat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya."
(QS. Al-Ba~a-rah: 189).
Tiga pertanyaan yang timbul dalam beramal:
- a. Apa yang harus kita beri?
- b. Kepada siapa kita harus memberi?
- c. Bagaimana kita harus memberi?
Jawabannya di sini, berikan apa saja yang baik, berguna,
bermanfaat, dan berharga. Bisa berbentuk barang atau uang.
Bisa sebuah pertolongan. Bisa nasihat, bisa kata bijak: "Apa
saja perbuatan baik yang kamu kerjakan" adalah amal.
Sebaliknya, jika Anda memberikan sesuatu yang tidak berguna,
tidak ada amal di dalamnya. Atau jika Anda memberi sesuatu
dengan maksud membahayakan, seperti sebuah pedang kepada
orang gila, atau obat atau gula bahkan uang kepada seseorang
yang ingin Anda tipu, "Ini bukanlah amal tetapi sebuah
pemberian yang dilarang."
Kepada Siapa Anda Harus Memberi?
Mungkin menggoda untuk memperoleh penghargaan dunia
dengan sebuah pemberian yang akan menjadi bahan pembicaraan,
tetapi apakah Anda memenuhi kebutuhan orang-orang yang
mempunyai hak dalam harta Anda? Jika Anda tidak, Anda
seorang yang menipu kreditor: bukanlah amal!
"Setiap pemberian dinilai dengan karakter yang tidak
mementingkan diri sendiri: Tingkat kebutuhan dan tuntutan
merupakan sebuah faktor yang harus Anda pertimbangkan: jika
Anda tidak menghargainya, terdapat sesuatu yang mementingkan
diri sendiri di balik itu.
Bagaimana Seharusnya Diberikan?
Dalam pandangan Allah hal tersebut menghalangi semua
kepura-puraan, riya, dan ketidak tulusan." Muhammad
Shallallahu Alaihi wa Sallam menerima telegram yang lain
untuk menjawab pertanyaan tentang alam dalam hal:
4. Roh
"Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh.
Kata-kanlah, 'Roh itu termasuk urusan Rabb-ku, dan tidaklah
kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit'..." (QS. Bani
'Israil: 85).
Saya tidak berhenti untuk memberi penekanan lebih
terhadap kenyataan bahwa pembacaan kitab suci Al-Qur' an
tidak seperti kitab lain di bumi. Al-Qur'an berbicara tegas
dan langsung ke pokok permasalahan. Tidak terdapat "jika"
dan "tetapi", tidak ada kebohongan, tidak ada keraguan.
Dalam seluruh volumenya yang sangat banyak Anda tidak akan
mendapatkan tipe naskah dari sebuah "box-office", atau
sebuah rekaman potongan film seperti "Ten Commandments,"
"Samson and Delilah," atau "David and Bath-Sheba" dapat
dihasilkan untuk layar perak, bioskop. Dalam hal ini kitab
suci Injil adalah kesenangan penulis naskah. Semuanya
lengkap untuk mengubah dengan mudah menjadi pot-pot emas!
Selagi kita berada di sini, izinkan saya mengingatkan
para pembaca yang mencari seperti Anda, Anda tidak akan
menemukan di dalam sampul kitab suci Al-Qur'an bahkan nama
ayah atau ibu Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Anda
tidak akan menemukan nama istrinya atau nama putrinya, tidak
juga nama sahabat-sahabat tercintanya. Mengherankan! Walau
demikian Anda akan menemukan sebuah surat yang seluruhnya
dipersembahkan bagi Maryam, ibu Yesus ... Surat Maryam, atau
Maria, surat ke 19 dari kitab suci Al-Qur'an.
Yesus disebut dalam kitab Tuhan ini tidak kurang dari 25
kali, sementara nama Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa
Sallam hanya lima kali. Alasannya? Apakah Yesus dan ibunya
lebih penting daripada Muhammad dan ibunya (semoga
kesejahteraan atas mereka semua)? "Tidak! Tidak sama sekali"
Kemudian mengapa Al-Qur'an mengulas banyak sekali?
Sederhana, karena integritas Yesus dan ibunya (kesejahteraan
atas mereka) yang dipertaruhkan. Terdapat bermacam-macam
tuduhan salah, sindiran dan tuduhan tak langsung terhadap
ibu dan anak yang harus dijernihkan.
Karena itu cerita pemberitahuan, doktrin Katholik bahwa
Maryam mengandung tanpa pergaulan dengan pria dan kelahiran
Yesus harus didokumentasikan. Tidak seorang pun pernah
mempertanyakan silsilah Nabi Islam, karena itu tidak ada
sebuah kata pun diboroskan dalam keseluruhan kitab tentang
kelahiran Muhammad atau asal usulnya. Al-Qur'an bukanlah
biografi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam! Ini sulit
dimengerti bagi orang-orang yang tidak beriman.
Marilah kita berikan satu lagi contoh komunikasi
telegrafi dari Al-Qur'an pada masalah Hari Kiamat, yaitu:
5. Hari Kiamat
"Mereka menanyakan kepadamu tentang hari
kiamat, 'Bilakah terjadinya?' Katakanlah, 'Sesungguhnya
pengetahuan tentang kiamat itu ada pada sisi Rabb-ku; tidak
seorang pun dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain
Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi mahluk) yang
di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu
melainkan dengan tiba-tiba." (QS. Al-A'raf: 187).
Akan berharga ketika membandingkan satu ayat di atas
dengan seluruh pasal 13 Injil Markus, yang menggunakan
seluruh 37 ayat di sana untuk mendapatkan kesimpulan satu
ayah (ayat) di atas. Sebuah tes sederhana untuk membedakan
kitab buatan manusia dari firman Tuhan. Anda akan menemukan
Al-Qur' an bebas dari hiasan tambahan dan pembicaraan yang
bertele-tele!
Banyak lagi contoh dapat diberikan dari kitab Tuhan untuk
membuktikan bahwa penggambarannya bukanlah gaya bahasa
manusia, bahwa Al-Qur' an adalah sebuah kitab yang unik.
Kenyataannya sebuah buku dapat ditulis dengan tema ini
sendiri. Bagaimanapun kita akan mengakhiri bab ini dengan
satu contoh terakhir dari kitab suci Al-Qur'an. Sebuah surat
pendek yang klasik yang terdiri dari hanya empat ayat.
Susunan kata keseluruhan empat ayat tersebut lebih sedikit
dibandingkan lima contoh ayat yang masing-masingnya
diberikan di atas. Pada halaman berikut saya memberi Anda
sebuah salinan surat pendek tersebut.
"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu. Dia tiada.beranak dan tiada pula diperanakkan, dan
tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Dalam terjemahan berbahasa Inggris pada halaman
sebelumnya, Anda akan mencatat lima angka terhadap empat
ayat tesebut, No 6296 sampai 6300. Dalam terjemahan lengkap
A. Yusuf Ali, Anda akan menemukan komentarnya. Anda mungkin
setuju atau tidak setuju dengan uraiannya. Hal tersebut
tidaklah mutlak. Firman Tuhan adalah teks Arab yang Anda
lihat di atas, dan yang berbahasa Inggris diterima sebagai
usaha terbaik manusia dalam terjemahan.
Saya sekarang akan memberi Anda pengamatan saya sendiri
dari sudut wahyu yang kita sedang diskusikan, yaitu
inspirasi Tuhan --Firman Tuhan, di bawah judul:
6. Batu Ujian Teologi
Dengan kekuasaan utusan Allah, secara umum diterima bahwa
seorang Muslim yang membawakan empat ayat di atas dalam teks
aslinya, akan memperoleh berkah spiritual tiga kali lebih
banyak dari membaca seluruh Al-Qur'an. Apa yang membuat
surat pendek ini tak terhingga nilainya? Bukanlah suara,
tidak juga musik simfoni yang tak ada bandingnya yang
menggerakkan manusia sangat gembira dan menangis. Ini adalah
perintah suci, batu ujian agama memberinya status yang
tinggi dan agung.
Tidak ada sebuah ilmu teologi atau konsep tentang Tuhan
yang keluar dari bidang empat ayat pendek ini. Mereka adalah
batu ujian tentang pengetahuan Tuhan. Melalui ini Anda dapat
menerima atau menolak setiap ide Tuhan, atau mengetahui yang
benar dari yang salah. Ini benar-benar seperti "batu ujian"
yang digunakan tukang emas untuk menguji emas. Tanyakan
teman Anda yang menjadi tukang emas bagaimana sebuah batu
ujian bekerja. Bagaimana batu ujian Al-Qur'an kita terjadi?
Dari "Komputer Pusat"
Rencana untuk mengunjungi Zambia sedang diatur bagi saya
dalam ceramah keliling pada pertengahan 1975. Saya menerima
sebuah panggilan telepon dari Lusaka yang memberitahukan
bahwa sebuah tiket pesawat udara telah dikirim ke Durban
yang dapat saya ambil dari markas besar perusahaan
penerbangan Afrika Selatan di pusat kota. Saya pergi ke
kantor perusahaan penerbangan dan mendekati loket informasi
dan berkata pada seorang pria yang sedang bertugas bahwa
saya datang untuk mengambil tiket pesawat udara saya yang
telah dikirim dari Lusaka. Dia memberi tahu saya untuk
menjumpai salah seorang wanita, dari selusin wanita yang
duduk membentuk setengah lingkaran, masing-masing dengan
sebuah terminal komputer dengan layar visual di depannya.
Kebanyakan dari mereka sedang mengurus pelanggan lain, saya
bertanya "Yang mana?" Petugas tersebut terlihat jengkel dan
dengan kasar berkata, "Yang mana saja!" menunjuk ke arah
wanita-wanita yang sedang duduk.
Pada saat itu, saya tidak dapat mengerti alasan pria yang
bukannya sopan tetapi malah menjadi terganggu dengan
pertanyaan saya yang sederhana dan tidak bersalah. Saya
menunggu untuk menerima sebuah buklet kupon tiket yang
panjang. Saya telah mengurus dan menggunakannya beberapa
kali sebelumnya dalam hidup saya sehingga saya harap tidak
ada kesalahan. Bagaimana mungkin salah seorang dari
wanita-wanita itu mempunyai tiket saya? Saya bertanya-tanya.
Tetapi nada menjengkelkan dari suara laki-laki tersebut
membuat tidak ada pilihan selain mencari informasi lebih
jauh seperti yang ditunjukkan.
Dengan malu-malu, saya mendekati wanita pertama yang saya
lihat sedang tidak melayani dan memberitahu maksud saya.
Saya diberitahu tentang sebuah tiket yang dapat diambil. Dia
menanyakan nama saya yang saya eja untuknya. Selagi saya
mengejanya, ia mulai mengetik pada keyboard di depannya. Ia
memperhatikan layar sewaktu mengetik. Saya tidak dapat
melihat kata-kata tersebut dari tempat saya berdiri. Dia
menganggukan kepalanya dan berkata, "Ya," mungkin ia telah
mendapatkannya. Saya berkata bahwa saya bermaksud
meninggalkan Durban dengan tujuan ke Johannesburg pada hari
Selasa petang.
Dia menawari saya penerbangan pukul 6 sore yang saya
terima, dan ia mengetik beberapa kata lagi pada keyboard.
Lebih jauh saya berkata kepadanya saya bermaksud
meninggalkan Johannesburg untuk tiba di Lusaka sekitar jam 3
sore hari berikutnya. Itulah perintah tuan rumah di sana
sebagaimana mereka menginginkan para wartawan media dan TV
meliput kedatangan saya. Dia mengetik pada keyboard lagi dan
menanyakan apakah saya ingin pergi ke Lusaka lewat Gaborone
atau Maputo.
Saya berkata, "Tidak menjadi masalah selama saya tiba di
tujuan pada hari Rabu jam 3 sore." Dia mengetik pada
keyboard lagi dan menyusuri layar tersebut dan berkata,
"Maaf tetapi Anda memesan di Zambian Airlines dan kami tidak
dapat menghubungi Zambian Airlines hari ini karena mereka
tutup sehubungan dengan hari libur nasional di negara
tersebut." Kemudian saya diminta kembali pada hari
berikutnya. Sangat menarik! Saya pikir, tetapi saya sangat
kecewa karena tiket tersebut hampir berada dalam jangkauan
saya tetapi tidak dalam genggaman saya: Saya masih
membayangkan dia mempunyai tiket di laci mejanya.
Ketidaktahuan Hilang
Dalam kebingungan, saya menanyakannya, "Dari mana Anda
mendapat semua informasi itu?" Dia berkata, "Dari komputer
pusat di Johannesburg." Dia cukup baik untuk menerangkan
lebih jauh bahwa setiap komputer yang lain di negeri
tersebut dengan terminal akhir yang sama mempunyai hubungan
ke komputer itu saat penekanan sebuah tombol. Saya
menanyakan selagi ia mencoba membuat pesanan saya pada
penerbangan jam 6 sore ke Johannesburg, dan jika di sana
hanya tertinggal satu kursi, dan jika di sana ada terminal
lain yang sedang mencoba untuk mendapatkan kursi tersebut,
apa yang akan terjadi? Dia berkata yang pertama dalam orde
detik akan mendapat kursi tersebut dan sisanya tidak
berhasil mendapatkannya. Saya sangat berterima kasih
kepadanya dan meninggalkan gedung penerbangan tersebut.
Dalam perjalan kembali menuju kantor saya, pikiran saya
mulai berdengung dengan ide-ide. Saya fikir ini adalah
bagaimana hal tersebut terjadi. Maksud saya wahyu tersebut
(wahyu Tuhan kepada Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam
utusan terpilihnya, datang dari Komputer Pusat --Lembar yang
terawat!
"Bahkan yang didustakan mereka itu adalah
Al-Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh."
(QS. Al-Buruuj: 21-22).
"Lembar" ini tidak seperti yang digunakan Musa
Alaihis-salam untuk menulis 10 Perintah Tuhan, sebuah lembar
batu. Tidak seperti yang digunakan guru-guru di sekolah,
yang disebut "papan tulis hitam" atau "papan tulis hijau".
Lembar tersebut juga bukan sebuah layar komputer atau cip
silikon. Lembar tersebut adalah lembar milik Tuhan yang
terjaga dan terlindungi; tidak untuk dimengerti dalam setiap
pandangan materi karena tidak dibuat dari batu atau besi,
lembar tersebut "Spiritual!" Bagaimana beroperasinya? Kita
hanya dapat menebak.
Orang-orang Kristen dari Najran
Sewaktu Islam sedang mendapat kedudukan yang kuat di
Madinah, reputasi Rasulullah tersebar ke seluruh penjuru
Arab. Sebuah komunitas Kristen Arab yang hidup di Najran,
sekitar Yaman, mendengar bahwa seorang Arab di negeri Arab
sekarang sedang menyatakan mendapat wahyu Tuhan dan telah
menyatakan dirinya sendiri menjadi juru bicara Tuhan
--seorang Nabi. Seorang utusan berangkat ke Madinah untuk
memeriksa dengan teliti nabi tersebut, untuk mengadu
kepandaian lawannya, untuk menguji pengetahuannya tentang
Tuhan dan agama secara umum.
Dalam kedatangannya mereka bertempat tinggal di Masjid
Nabawi (masjid nabi): Sebuah bangunan berdinding lumpur
sederhana dengan atap dari daun palem. Orang-orang Kristen,
makan dan tidur di masjid dan berdiskusi dengan Rasulullah
selama tiga hari tiga malam di masjid tersebut. Perincian
dialog tersebut dapat ditemukan dalam kitab hadist.
Selama dialog, pembicara orang-orang Kristen antara lain,
mengajukan pertanyaan, "Sekarang katakan kepada kami ya
Muhammad, apa konsep Anda tentang Tuhan?" Nabi tersebut
tidak berbohong, ia tidak ragu-ragu dalam berbicara,
mereka-reka kata dan ide, untuk mengumpulkan pemikirannya,
seperti yang akan diakukan setiap orang di antara kita jika
tidak mempunyai jawaban yang sudah siap.
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, berkata secara
demikian, menekan tombol spiritualnya (tidak ada tombol
untuk ditekan) tetapi seperti yang saya katakan; "Berkata
secara demikian." Sebagaimana jika, seperti wanita di atas,
di kantor penerbangan mengontak "komputer pusat"nya. Dia
sedang mencari sebuah jawaban dari Allah melalui "Lembar
terawat" tersebut, komputer pusat dari semua pengetahuan
wahyu. Dia bertanya, lagi-lagi saya menjawab, berkata secara
demikian "Ya Tuhanku! Apa yang harus saya katakan?"
Datanglah jawabannya:
"Katakanlah: (wahai Muhammad) "Dia lah Allah,
YangMaha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya
segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula
diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan
Dia." (QS. Al-Ikhlas: 1-4)
Sesudah mengucapkan formula di atas tersebut dalam
kemurnian iman, pembicaraan kembali menjadi percakapan
kata-kata biasa. Tidak ada orang Arab yang sepadan dengan
namanya dapat kehilangan perbedaan dalam nada dan intensitas
antara dua percakapan. Kata-kata di atas bukanlah milik Nabi
tersebut tetapi kata-kata Tuhan yang secara harfiah
diletakkan kedalam mulutnya.
Selagi ia menyatakannya, ia hanya digunakan sebagai juru
bicara Tuhan, seperti "pengeras suara" di radio. Data
material ini diprogram kedalam dirinya, diberikan oleh
Tuhan, komputer itu, ke dalam hati dan pikirannya satu
dekade lebih awal di Makkah, dalam situasi yang sama. Pada
saat itu ia didorong oleh orang-orang Yahudi yang sedang
mencoba membuatnya keliru tentang masalah "identitas dan
silsilah Tuhan" . Tidak seperti orang-orang munafik dari
orang-orang dahulu yang mengikuti langkah-langkah Yesus,
mereka menanti Mesias.
Yang terdahulu adalah contoh sempurna bagaimana Tuhan
Yang Maha Kuasa mengirim wahyu-Nya kepada utusan pilihan-Nya
--dengan wahyu lisan-- dan bagaimana utusan-Nya menjaga dan
merawatnya, dan bagaimana juru bicara manusia-Nya
menggunakan dan menggunakan kembali perintah suci itu, dan
bagaimana kami, pengikut-pengikut Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam tersebut menyerap perintah suci itu untuk
menggunakannya pada setiap kesempatan.
Pada literatur agama dunia tidak ada satu pun yang dapat
dibandingkan walau dengan Surat Al-Ikhlas yang pendek ini.
Jika surat ke 122 ini merupakan ujian bagi ketauhidan
--Firman Tuhan yang terkonsentrasi, maka seluruh teks
Al-Qur'an yang lain adalah penjelasannya, dengannya kita
dapat menemukan kualitas Tuhan, dan menghindari perangkap
dimana manusia atau bangsa jatuh berulang-ulang dalam
perangkap tersebut dalam usaha memahami Tuhan.
|