SEBUAH TANTANGAN ABADI
"Katakanlah: 'Sesungguhnya jika manusia dan
jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur'an ini,
niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan
dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi
sebagian yang lain'..." (QS. Al-Israa': 88).
Apakah Mu'jizat
Menurut saya, kita harus mempunyai gambaran yang jelas
apa yang dimaksud dengan sebuah mu'jizat. Berikut ini
beberapa definisi:
- "Sebuah kejadian yang kelihatan begitu tak dapat
dijelaskan oleh hukum alam, yang dianggap sebagai gaib
dari sumbernya atau sebuah perbuatan Tuhan."
- "Seseorang, sesuatu atau kejadian yang membangkitkan
perasaan kagum."
- "Sebuah perbuatan di luar kekuasaan manusia, sebuah
kemustahilan."
Secara akal semakin besar kemustahilan, semakin besar
pula mu'jizatnya. Contohnya, seseorang seharusnya meninggal
di hadapan mata kita sendiri dan telah dinyatakan mati oleh
seorang paramedis yang berhak melakukannya, kemudian dengan
sebuah kekuatan gaib atau sebuah perintah orang suci mayat
tersebut 'bangkit!', dan membuat setiap orang keheranan
karena orang tersebut bangun dan pergi, kita akan
menyebutnya sebagai mu'jizat.
Tetapi jika proses menghidupkan kembali orang mati
tersebut terjadi setelah mayat berada di kamar jenazah
selama 3 hari, maka kita akan menyambut dengan gembira hal
ini sebagai sebuah mu'jizat yang lebih besar. Dan, jika
orang mati tersebut dibuat bangkit dari kuburan, satu dekade
atau satu abad sesudah tubuhnya membusuk, maka kita akan
menyebutnya mu'jizat yang paling besar dari semuanya!
Sebuah Ciri Umum
Sudah menjadi ciri umum manusia sejak jaman dahulu bahwa
kapan saja sebuah petunjuk datang dari Tuhan untuk
mengarahkan kembali langkah-langkah mereka ke dalam kehendak
dan rencana Tuhan; mereka menginginkan bukti gaib dari para
utusan Tuhan ini, sebagai pengganti atas penerimaan perintah
suci yang dibawakannya.
Sebagai contoh, ketika Yesus mulai mengajarkan kaumnya
-"Bani Israel"- untuk memperbaiki jalan mereka dan untuk
menahan diri supaya tidak berlaku formal hanya sesuai hukum
belaka dan menyerap roh yang benar dari hukum dan perintah
Tuhan, kaum yang menginginkan mu'jizat darinya untuk
membuktikan kejujurannya, seperti tercatat dalam kitab
Injil:
"Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang
Farisi kepada Yesus, 'Guru, kami ingin melihat suatu tanda
(mu'jizat) daripada Mu' Tetapijawaban-Nya kepada mereka,
'Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu
tanda (mu'jizat). Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan
TANDA (mu' jizat) selain tanda (mu'jizat) nabi Yunus' [Injil
- Matius 12: 38-39 (Ditambah penekanan)].
Meski secara sepintas Yesus menolak memanjakan
orang-orang Yahudi di sini, kenyataannya, ia melakukan
banyak mu'jizat sebagaimana kita pelajari dari penggambaran
Injil.
Kitab Injil penuh dengan kejadian gaib yang diberikan
kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kenyataannya semua "tanda"
dan "ketakjuban" dan "kemu'jizatan" adalah perbuatan Tuhan,
tetapi selama semua mu'jizat itu bekerja melalui perantara
manusia, kita melukiskannya sebagai mu'jizat nabi, misalnya
Musa Alaihis-salam atau Yesus yang melakukan mu'jizat dengan
menggunakan tangan mereka.
Kebiasaan Berlanjut
Sekitar 600 tahun setelah kelahiran Yesus Kristus,
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam utusan Allah
dilahirkan di Makkah Arab. Ketika ia memproklamasikan
misinya pada usia 40 tahun, orang-orang senegerinya, kaum
musyrik Makkah membuat permintaan yang sama, yaitu mu'jizat,
seperti yang telah dilakukan bangsa Yahudi dari Mesias yang
dijanjikan. Jika orang-orang Arab meniru catatan orang
Kristen maka gaya penulisannya akan sama. Kebiasaan sejarah
berulang dengan sendirinya!
"Dan, mereka (orang-orang kafir Makkah)
berkata, 'Mengapa tidak diturunkan kepadanya
mu'jizat-mu'jizat dari Rabb-nya?' ..." (QS. Al-'Ankabuut:
50).
Tanda-tanda! Tanda-tanda Apa?
"Mu'jizat? Serunya, mu'jizat apa yang kamu miliki?
Tidakkah kamu sendiri di sana? Tuhan membuat kamu 'membentuk
kamu dari sedikit tanah'. Kamu tadinya sesuatu yang kecil,
beberapa tahun yang lalu kamu tidak ada sama sekali. Kamu
mempunyai kecantikan, kekuatan, fikiran, Kamu mempunyai
perasaan kasihan satu sama lain, Usia tua mendatangi kamu,
dan rambut abu-abu; Kekuatanmu memudar menjadi lemah. Kamu
rebah diri, dan tidak bangun lagi. 'Kamu mempunyai perasaan
kasihan satu sama lain'. Ini sangat mengesankan saya: Allah
mungkin telah membuatmu tidak mempunyai perasaan kasihan
satu sama lain, --Lalu bagaimana! Ini sebuah pemikiran
langsung yang besar, pandangan selintas pada tangan pertama
sampai sesuatu yang sangat nyata..." (Thomas Carlyle dalam
Heroes and Hero-Worship and the Heroic in History).
"Ini Sangat Mengesankan Saya"
Pernyataan ini, yaitu, 'Kamu mempunyai perasaan kasihan
satu sama lain', sangat berkesan bagi Thomas Carlyle dari
pembacaan terjemahan Ingggrisnya, Saya kira, ayat yang
membangkitkan perasaan sentimen ini adalah Al-Qur'an, Surat
Ar-Ruum ayat 21-, yaitu:
- "Dan di antara tanda-tanda-Nya ialah Dia menciptakan
pasangan-pasangan untukmu dari antaramu sendiri, supaya
kamu tinggal dalam ketenangan dengan mereka. Dan, Dia
meletakkan rasa cinta dan sayang di antaramu (hati).
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (Terjemahan oleh A.
Yusuf Ali, ditambah penekanan)
- "Dan satu dari tanda-tanda-Nya ialah Dia menciptakan
istri-istri untukmu atau jenismu sendiri, supaya kamu
dapat tinggal dengan mereka, dan Dia memberikan rasa
cinta dan kelembutan diantaramu. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang berfikir." (Terjemahan oleh Pendeta J.M. Rodwell,
M.A., ditambah penekanan)
- "Dengan tanda yang lain Dia memberikan untukmu
istri-istri dari antaramu sendiri, supaya kamu dapat
hidup dalam kesenangan dengan mereka, dan Dia menanamkan
rasa cinta dan kebaikan ke dalam hati-hati kamu.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfkir" (Terjemahan oleh N.J.
Dawood, ditambah penekanan)
Contoh pertama berasal dari terjemahan A. Yusuf Ali,
seorang Muslim. Yang kedua oleh seorang Pendeta Kristen
yaitu Pendeta J.M. Rodwell (M.A.) dan contoh terakhir oleh
seorang Yahudi Irak yaitu N.J. Dawood.
Sayangnya Thomas Cariyle tidak mempunyai hubungan dengan
mereka karena tidak ada satu pun dari mereka telah
melakukannya dalam zamannya. Satu-satunya yang tersedia
untuknya pada tahun 1840 sebagaimana dikatakannya pada
halaman 85 dalam keterangan bukunya:
"Kita juga dapat membaca Al-Qur'an,
terjemahan Al-Qur'an milik kita, oleh Sale, yang dikenal
sebagai seorang yang sangat adil." (Ditambah penekanan).
Motifnya Tidak Bersih
Carlyle sangat murah hati terhadap orang senegaranya.
Motif George Sale yang mempelopori penterjemahan kitab suci
Al-Qur'an ke dalam bahasa Inggris perlu dicurigai. Dia tidak
merahasiakan penentangannya terhadap kitab suci Islam
tersebut. Pada tahun 1734, dalam kata pengantar
terjemahannya ia mengakui tujuannya adalah untuk menyingkap
Muhammad dan pemalsuannya: Dia mencatat:
"Siapa yang dapat memahami setiap bahaya dari sebuah
pemalsuan yang begitu jelas? ... Orang-orang Protestan
sendiri berhasil menyerang Al-Qur'an tersebut; dan bagi
mereka, saya percaya, perintah Tuhan telah menyediakan
pujian atas kejatuhannya." (George Sale)
Dan ia mulai bekerja dengan terjemahan yang berdasarkan
persangkaannya. Anda dapat menilai bagaimana "adil" dan
terpelajarnya George Sale dari ayat yang "sangat
mengesankan!" (Carlyle). Bandingkan dengan 3 contoh yang
telah diberikan oleh seorang Muslim, Kristen dan Yahudi:
"Dan di antara tanda-tanda-Nya ialah Dia menciptakan
istri-istri untukmu dari antaramu sendiri, Supaya kamu
berhubungan seks dengan mereka, dan meletakkan rasa cinta
dan kasih di antaramu." (Ditambah penekanan)
Saya fikir George Sale bukanlah "seorang laki-laki dengan
sifat patriotik berlebihan" pada jamannya untuk melukiskan
pasangan kita, para istri atau suami sebagai obyek seksual.
Dia hanya berpegang pada janjinya, yang diabaikan Carlyle.
Kata Arab yang ia (Sale) selewengkan adalah "litas-kunoo"
yang berarti untuk mendapatkan kedamaian, hiburan,
ketenangan atau ketentraman; dan bukan "hubungan seks" yang
berarti "untuk hidup bersama dalam sebuah hubungan seksual
ketika belum sah menikah". (Kamus umum "The Reader's
Digest")
Setiap kata teks Al-Qur'an telah dipilih dengan teliti,
ditulis dan ditempatkan sendiri oleh Yang Maha Bijaksana.
Mereka membawa "sidik jari" dan tanda-tanda Tuhan. Dan
walaupun begitu, secara spritual menyebabkan penuh
prasangka....
Meminta Sebuah Tanda
Apakah tanda-tanda? Maksudnya beberapa jenis tanda khusus
atau mu'jizat seperti perintah pikiran bodoh mereka. Segala
sesuatu mungkin bagi Tuhan, tetapi Tuhan tidak akan
menyenangkan hati orang-orang bodoh tersebut atau
mendengarkan permintaan mereka yang salah. Dia telah
mengirim utusan-Nya untuk menerangkan tanda-tanda-Nya dengan
jelas, dan untuk mengingatkan mereka akibat penolakan
tersebut. Apakah hal itu belum cukup? Kecenderungan
permintaan mereka umumnya seperti berikut:
Dalam istilah khusus mereka meminta ia --Muhammad
Shallallahu Alaihi wa Sallam-- 'Letakkan tangga sampai ke
surga dan bawa turun sebuah kitab dari Tuhan benar-benar di
depan mata mereka' --"Kemudian kami akan percaya," kata
mereka. Atau 'Kamu lihat gunung disebelah sana, ubahlah
gunung tersebut menjadi emas'-- "Kemudian kami akan
percaya," atau 'Buat aliran air memancar pada padang
pasir'-- "Kemudian kami akan percaya".
Sekarang dengarkan alasan lembut dan manis Muhammad
Shallallahu Alaihi wa Sallam menghadapi permintaan
orang-orang musyrik yang tidak masuk akal dan meragukan
--"Apakah saya berkata kepadamu, sesungguhnya saya seorang
malaikat? Apakah saya berkata kepadamu, sesungguhnya di
tangankulah harta Tuhan? Saya hanya mengatakan, apa yang
diwahyukan kepadaku itulah yang saya ikuti."
Dengarkan lebih lanjut jawaban paling mulia yang
diperintahkan Tuhan-Nya untuk diberikan kepada orang-orang
yang tidak percaya:
"Katakanlah (hai Muhammad), 'Sesungguhnya
tanda-tanda (mu'jizat-mu'jizat) itu terserah kepada Allah.
Dan, sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan
yang nyata'..." (QS. Al-'Ankabuut: 50).
Dalam ayah (ayat) berikut Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi wa Sallam diminta menunjuk Al-Qur'an sendiri sebagai
jawaban terhadap permintaan mereka yang bersifat munafik
tersebut untuk beberapa jenis khusus "tanda" khusus atau
"mu'jizat" yang diidam-idamkan orang-orang bodoh, penyembah
berhala. Tentu saja semua mu'jizat adalah "tanda-tanda"; dan
itulah ketidak-percayaan mereka, keragu-raguan mereka,
kurangnya iman memotivasi mereka meminta sebuah tanda.
Mereka diminta untuk --'Lihat pada Al-Qur'an" dan lagi,
"Lihat Al-Qur'an!"
"Dan. apakah tidak cukup bagi mereka
bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab
(Al-Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya
dalam (Al-Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan
pelajaran bagi orang-orang yang beriman." (QS. Al-'Ankabuut:
51).
Dua Bukti
Sebagai bukti kepenulisan Tuhan dan mu'jizat alamiah
kitab suci Al-Qur'an, diberikan dua argumen oleh Yang Maha
Kuasa sendiri:
1. "Bahwa Kami" (Tuhan Yang Maha Kuasa) telah mewahyukan
kepada "kamu" (Muhammad!) "Al-Kitab kepada kamu" yang
benar-benar seni orang yang tidak berpendidikan. Seorang
nabi yang "Ummi". Seorang yang tidak dapat membaca dan
menulis. Seorang yang tidak dapat menulis namanya sendiri.
Izinkan Thomas Carlyle memberikan kesaksian sehubungan
kualitas pendidikan Muhammad:
"Satu keadaan lain yang tidak boleh dilupakan: bahwa ia
tidak mempunyai pengetahuan sekolah; dari segala sesuatu
yang kita sebut pengetahuan sekolah tidak sama sekali"
Selain itu penulis (Tuhan Yang Maha Kuasa) sendiri
memberikan kesaksian atas kejujuran Muhammad Shallallahu
Alaihi wa Sallam yang menyatakan bahwa ia tidak akan pernah
dapat mengubah isi Al-Qur'an; ia tidak mungkin menjadi
penulisnya:
"Dan, kamu tidak pernah membaca sebelumnya
(Al-Qur'an) sesuatu Kitab pun dan kamu tidak (pernah)
menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu
pernah membaca dan menulis), benar benar ragulah orang yang
mengingkari (mu)." (QS. Al-'Ankabuut: 48).
Penulis Al-Qur'an sedang memberi alasan kepada kita,
bahwa jika Muhammad seorang terpelajar, dan jika ia dapat
membaca dan menulis, maka dalam kasus tersebut omongan di
tempat-tempat belanja mempunyai beberapa pembenaran untuk
meragukan pernyataan bahwa Al-Qur'an adalah firman Tuhan.
Dalam kejadian Muhammad menjadi seorang terpelajar,
tuduhan penentangnya bahwa ia mungkin menyalin kitabnya
(Al-Qur'an) dari tulisan orang-orang Yahudi dan Kristen,
atau mungkin ia telah mempelajari Aristotle dan Plato, atau
ia tentunya telah membaca Taurat, Zabur dan Injil dan
mengulangi semuanya dalam sebuah bahasa yang indah, mungkin
membawa beberapa bobot. Kemudian, "Para pembicara
kesombongan" mungkin mempunyai sebuah titik. Tetapi walau
alasan bohong di atas kertas tipis ini telah disangkal
terhadap orang yang tidak percaya dan pengejek: Sebuah titik
yang hampir tidak cukup besar untuk menggantung seekor
lalat!
2. "Kitab tersebut?" Ya, "kitab" itu sendiri, membawa
bukti yang membuktikan kepenulisan Tuhan. Pelajari kitab
tersebut dari berbagai sudut. Periksa dengan teliti. Mengapa
tidak menerima tantangan penulis jika Anda benar-benar ragu
atas keasliannya?
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan
Al-Qur'an itu? Kalau kiranya Al-Qur'an itu bukan berasal
dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang
banyak di dalamnya." (QS. An-Nisaa': 82).
Konsistensi
Tak dapat dibayangkan ada seorang penulis manusia tetap
konsisten dalam pengajaran dan da'wahnya selama periode
waktu 2 dekade lebih. Sejak usia 40 tahun, ketika Muhammad
Shallallahu Alaihi wa Sallam menerima seruan pertamanya dari
surga sampai umur 63 tahun saat ia menghembuskan nafas
terakhir, selama 23 tahun nabi suci tersebut melakukan dan
mengajarkan Islam. Dalam 23 tahun itu, Ia mengalami
perselisihan yang sangat keras yang mengubah hidupnya.
Setiap manusia, selama dalam suatu misi tersebut, akan
dipaksa oleh keadaan untuk berkompromi "secara terhormat",
dan tidak dapat menolong pertentangan dalam dirinya sendiri.
Tidak ada seorang manusia dapat menulis selalu sama, seperti
perintah suci Al-Qur'an yang: "Konsisten dengan sendirinya",
keseluruhan! Atau apakah hal itu yang menyebabkan
orang-orang yang tidak percaya keberatan, benar-benar
membantah, keras kepala, terhadap cahaya dan pembenaran
mereka sendiri yang lebih baik?
Lebih jauh lagi, Al-Qur'an berisi atau menyinggung banyak
hal yang berhubungan dengan alam raya yang tidak dikenal
manusia sebelumnya yang secara berurutan melalui evolusi dan
penemuan ilmu pengetahuan telah penuh dikonfirmasikan
--sebuah lahan dimana pikiran yang tidak terdidik akan
sangat kehilangan keliaran dan spekulasi yang bertentangan!
Bukti Yang Terbukti Dengan Sendirinya
Sekali lagi, ketika beberapa orang pengejek dan sembrono
meminta mu'jizat dari Nabi Tuhan, ia diminta untuk
menunjukkan Al-Qur'an --Perintah suci dari Yang Maha
Tinggi-- sebagai "Mu'jizat". Mu'jizat dari berbagai
mu'jizat! Dan orang-orang arif, orang-orang yang berhubungan
dengan kesusasteraan dan berwawasan spiritual, orang yang
cukup jujur terhadap diri mereka sendiri, mengenali dan
menerima Al-Qur'an sebagai mu'jizat yang sebenarnya.
"Sebenarnya Al-Qur'an itu adalah ayat-ayat
yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan,
tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali
orang-orang yang zalim." (QS. Al-'Ankabuut: 49)
|