SIKAP UMMAT ISLAM
Orang-orang Kristen yang Sombong
Tak akan pernah Anda temui seorang misionaris, apakah itu
Katholik, Protestan, atau salah seorang dari seribu satu
sekte dan golongan Kristen, yang tidak, secara umum,
mensyaratkan bahwa orang yang menjadi sasaran misi da'wahnya
harus menerima "Injil"-nya sebagai kitab terakhir dalam
setiap opini keagamaan. Satu-satunya jawaban yang dimiliki
orang itu (sasaran misionaris) adalah, mengutip ayat-ayat
Injil yang bertentangan dengan para misionaris atau mendebat
penafsiran mereka.
Pertanyaan yang Mantap
Ketika seorang Muslim membuktikan suatu masalah dari
kitab Injil milik umat Kristen, dan ketika seorang pendeta
profesional tidak dapat menyangkal argumen-argumen tersebut
--cara umat Kristen mengelak adalah dengan pertanyaan--
"Apakah Anda menerima Injil sebagai firman Tuhan?" Dalam
menghadapi hal itu, pertanyaannya terlihat mudah, tetapi
jawaban sederhana "Ya" atau "Tidak" tidak dapat diberikan
sebagai jawaban. Pertama kali seseorang harus menerangkan
posisinya. Tetapi orang Kristen tersebut tidak akan
memberikan kesempatan tersebut. Dia menjadi tidak sabar.
"Jawab - 'Ya atau Tidak!" dia memaksa. Bangsa Yahudi
melakukan hal yang sama terhadap Yesus 2000 tahun yang lalu.
Pembaca dengan segera menyetujui bahwa sesuatu tidaklah
selalu hitam atau putih. Di antara keduanya ada ber-jenis
jenis bayangan abu-abu. Jika Anda mengatakan "Ya" untuk
pertanyaan ini, itu berarti Anda siap menelan mentah-mentah
semuanya, dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu. Jika Anda
memberi tanggapan dengan mengatakan "Tidak", dengan cepat ia
melepaskan diri dari fakta-fakta yang Anda sajikan, dan
mengumpulkan dukungan dari teman-teman-nya dengan:
"Lihatlah, orang ini tidak percaya terhadap Injil! Apa
haknya menjelaskan kasusnya dari kitab kita?" Dengan tipe
argumen seperti ini ia tertolong menghindari isu tersebut.
Apa yang harus dilakukan oleh seorang Mubaligh? Ia harus
menjelaskan posisinya berhadapan dengan Injil, sebagaimana
seharusnya.
Tiga Tingkat Pembuktian
Sebagai orang Islam, kita tanpa keraguan mengakui bahwa
dalam Injil ada tiga jenis kesaksian berbeda yang dapat
dikenali tanpa memerlukan pelatihan khusus apapun, yaitu:
- Di dalam Injil Anda dapat mengenali apa yang mungkin
digambarkan sebagai "Firman Tuhan".
- Anda juga dapat melihat apa yang digambarkan sebagai
"Perkataan Nabi Tuhan".
- Dan Anda akan mengamati bahwa Injil adalah catatan
dari para saksi yang melihat atau yang mendengar, atau
tulisan seseorang berdasarkan cerita orang. Yang seperti
itu adalah "Perkataan Sejarawan".
Anda tidak perlu mencari contoh-contoh dari berbagai
jenis bukti yang berbeda di dalam Injil. Kutipan berikut
akan memperjelas hal tersebut:
Tipe pertama:
- "Aku akan membangkitkan seorang Nabi bagi mereka . .
. Aku akan menaruh Firman Ku . . . dan ia akan mengatakan
kepada mereka segala apa yang Ku perintahkan kepadanya."
(Injil - Ulangan 18: 18).
"Aku, Akulah Tuhan, dan tidak ada juru selamat selain
daripada-Ku." (Injil - Yesaya 43: 11).
- "Berpalinglah kepada Ku dan biarkanlah dirimu
diselamatkan, hai ujung-ujung bumi! Sebab Aku-lah Allah
dan tidak ada yang lain." (Injil - Yesaya 45: 22).
Perhatikan kata ganti orang pertama (yang diberi tekanan)
dalam referensi di atas, dan tanpa kesulitan Anda akan
menyetujui bahwa redaksi pernyataan tersebut sepertinya
layak sebagai firman Tuhan.
Tipe kedua:
- "... Yesus berseru dengan suara nyaring: "Eli, Eli,
lama sabakhtani?" (artinya: Allah Ku, Allah Ku, mengapa
Engkau meninggalkan Aku?...." (Injil - Matius 27: 46).
- "Jawab Yesus kepadanya, 'Hukum yang utama ialah:
Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita adalah
Tuhan yang Esa'... " (Injil - Markus 12: 29).
- "Jawab Yesus kepadanya: 'Mengapa kau katakan Aku
baik? Tak seorangpun yang baik selain daripada Allah
saja'..." (Injil - Markus 10: 18).
Bahkan seorang anak kecil pun dapat menegaskan bahwa:
Yesus "berseru," Yesus "menjawab," dan Yesus "berkata,"
adalah perkataan dari orang yang dijadikan utusan-Nya, yaitu
perkataan Nabi Tuhan.
Tipe ketiga:
"Dan dari jauh, Ia (Yesus) melihat pohon Ara
yang sudah berdaun. Ia (Yesus) mendekatinya untuk melihat
kalau-kalau Ia (Yesus) mendapat apa-apa pada pohon itu.
Tetapi waktu Ia (Yesus) tiba disitu, Ia (Yesus) tidak
mendapat apa-apa selain daun-daun saja, ..." (Injil - Markus
1 1: 13).
Kesaksian tipe ketiga ini banyak terdapat di dalam Injil,
yaitu kata-kata orang ketiga. Perhatikan kata ganti
kepunyaan yang telah diberi penekanan, itu semua bukanlah
Firman Tuhan atau Perkataan Nabi-Nya, tetapi "perkataan
sejarawan".
Amatlah mudah bagi seorang muslim membedakan ketiga tipe
redaksi dari bukti di atas, karena semua itu juga terdapat
dalam kepercayaannya. Dibanding pengikut agama lain, seorang
muslim paling beruntung karena berbagai macam catatan
tersebut terdapat dalam kitab yang terpisah!
Pertama: Tipe pertama --Firman Tuhan-- ditemukan
dalam kitab yang disebut Kitab Suci Al-Qur'an.
Kedua: Tipe kedua --Perkataan Nabi Tuhan--,
(Mu-hammad Shallallahu Alaihi wa Sallam) dicatat di dalam
kitab yang disebut Hadits.
Ketiga: Bukti tipe ketiga ini berlimpah-limpah
jumlahnya dalam berbagai buku sejarah Islam yang berbeda,
beberapa ditulis oleh orang-orang berpengetahuan yang dapat
dipercaya, dan yang lainnya ditulis oleh orang-orang yang
kurang dapat dipercaya, tetapi umat Islam dianjurkan
menyimpan kitab-kitab tersebut dalam buku yang terpisah!
Umat Islam menjaga ketiga tipe tersebut secara terpisah,
sesuai tingkatan sumbernya, dengan tidak menyamakannya.
Sebaliknya, Injil berisi campuran berbagai literatur, yang
berisi hal-hal yang memalukan, mesum dan cabul --semua dalam
sampul yang sama. Seorang Kristen terpaksa mengakui
persamaan spiritual terhadap semuanya, dan ini
menyebabkannya menjadi tidak beruntung.
|