Mengenai Peristiwa Ambon | |
|
Kendari, Tabloid OTONOM Edisi No 04 Tahun ke I Minggu IV Desember 1999 PTP Nusantara XIV bersedia menampung sebanyak 2500 Kepala Keluarga (KK) para pengungsi asal Ambon, Maluku untuk dipekerjakan di perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Asera Kabupaten Kendari Sulawesi Tenggara. "Untuk tahap pertama ini, PTPN XIV telah menampung sebanyak 95 KK (110 jiwa) dan selanjutnya akan ditambah secara bertahap hingga mencapai 2500 KK". tutur Gubernur Sulawesi Tenggara Drs H Laode Kaimoeddin kepada sejumlah wartawan Sabtu lalu. Sejak terjadinya kerusuhan berantai di Ambon mulai januari 1999 hingga saat ini, penduduk Ambon yang eksodus di Sulawesi Tenggara diperkirakan telah mencapai 90.200 jiwa atau sekitar 17.000 KK. "Mereka terpaksa pulang kampung yang telah ditinggalkannya sejak beberapa generasi lalu untuk memulai kehidupan baru. Banjirnya pengungsi di Sulawesi Tenggara khususnya di Kabupaten Buton telah membawa dampak sosial dan dampak ekonomi daerah tersebut, antara lain masalah keterbatasan lapangan kerja. Gubernur Kaimuddin mengatakan Pemda Sultra terus melakukan langkah penanganan para eksodus mulai dari penanganan sementara, penanganan jangka menengah dan penanganan jangka panjang. Para eksodus yang dipekerjakan diperkebunan tersebut mendapat upah Rp 6.000 per hari atau Rp 184.000 per bulan. Menurut Gubernur Kaimuddin, Pemda Sultra telah menyiapkan lahan seluas 5000 hektar di desa Marombo, Kecamatan Asera Kabupaten Kendari. Lahan tersebut diperkirakan mampu menampung 2.5000 KK. Mereka akan menjadi petani plasma, PTPN XIV. Perusahaan perkebunan itu kini telah membuka lahan seluas 24.000 hektar untuk perkebunan kelapa sawit. Luas lahan yang cocok untuk perkebunan kelapa wait di daerah perbatasan Sultra-Sulteng diperkirakan mencapai 85.000 hektar. Sejak tahun 1997 PTPN XIV telah melakukan penanaman kelapa sawit di daerah tersebut. Hingga saat ini luas kebun kelapa sawit telah mencapai 1.800 hektar dari rencana 24.000 hektar. BUMN ini merencanakan mulai tahun 2001 sudah membangun pabrik CPO di daerah tersebut. Perusahaan tersebut akan menyerap banyak tenaga kerja. Khusus tenaga pemeliharaan tanaman saja membutuhkan tenaga kerja 1-2 orang per dua hektar sehingga kebutuhan tenaga pemelihara tanaman untuk 24.000 hektar diperkirakan antara 12.000-24.000 orang. Menurut Kaimuddin, kehadiran investor di daerah ini merupakan salah satu kunci untuk menggerakkan roda ekonomi di daerah ini. "Selain menyerap banyak tenaga kerja, dapat juga akan meningkatkan pendapatan daerah dalam rangka menunjang otonomi daerah (dir/otonom). |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel |