Mengenai Peristiwa Ambon | |
|
From: Ikhwan <ikhwan@ambon.wasantara.net.id> To: DPP PK <partai@keadilan.or.id> Cc: Maluku <keadilan@ambon.wasantara.net.id> Date: Tuesday, August 03, 1999 9:02 AM Subject: PELECEHAN MUSLIMAH DI AMBON Kepada Yth. DPP Partai Keadilan c.q. Departemen Kewanitaan Di Jakarta Assalamu'alaikum Wr. Wb. Berikut kami sampaikan laporan investigasi Pos Keadilan terhadap tragedi yang menimpa saudara muslimah Ambon di dusun Wailiha Desa Batu Gong Kecamatan Teluk Ambon Baguala Kodya Ambon. Berita drama pemerkosaan dan pelecehan ini diceritakan langsung oleh para korban sebanyak 3 (tiga) orang kepada Tim Investigasi. Rekaman beritanya tersimpan di bagian investigasi, sementara itu berita ini juga telah kami kirimkan ke puluhan netter di milli pk timur dan Komisi Untuk Orang Hilang (KONTRAS). Wassalamu'alaikum Wr. Wb DRAMA PEMERKOSAAN DAN PENYANDERAAN WARGA MUSLIM WAILIHA Di Arah Utara Kota Ambon ada sebuah dusun yang sudah ada sejak tahun1990 yang namanya Dusun Wailiha terletak di desa Batu Gong (kampung Islam) Kecamatan Teluk Ambon Baguala Kodya Ambon yang berdampingan dengan kampung Hutumuri (kampung Kristen) terjadi pembantaian dan pemerkosaan yang sungguh tak mengenal rasa perikemanusiaan. Bertepatan pada tanggal 25 Juli 1999 Kaum Kafir Nasrani menyerang perkampungan Islam yang terdiri dari dusun Kisar, Kampung Pisang dan dusun Wailiha yang terletak di Desa Batu Gong. Warga masyarakat khususnya dusun Wailiha awalnya sudah mendengar khabar tentang peristiwa yang terjadi di desa Poka (Perumnas, Wailela, Rumahtiga dan sekitarnya) bahkan pula yang terjadi di kota Ambon. Walhasil kejadian inipun merembek pada kampung Kisar (tetangga Dusun Wailiha) . Pukul 05.30 WIT, Kampung Kisar habis terbakar oleh kekejian kaum nasrani. Melihat kejadian ini, warga Wailiha bersebelahan dengan kampung Kisar terutama laki-laki sudah siap untuk menghadang pasukan Nasrani dan sebagian lagi mengungsi. Menurut pengakuan korban pengungsian terus dilakukan, namun karena jalan-jalan sudah diblokade dan mobil yang dipakai untuk mengambil warga Wailiha dilempari sehingga mobil bersangkutan tidak berani lagi mengefakuasi warga. Bunyi tembakan dari Kaum Nasrani makin mendekat sehingga membuat benteng Partahanan Warga Wailiha menjadi Lumpuh dan mundur menyelamatkan diri ke Pabrik Pengalengan Ikan yang ada di Batu Gong. Melihat tidak ada lagi Pertahanan dari warga Wailiha membuat Kaum nasrani Hutumuri dan beberapa kampung kresten di sekitarnya leluasa dan membabi buta membakar habis rumah-rumah warga. Dua buah mesjid yakni mesjid Nurul Ilmi dan Mesjid Babussalam pun ikut dibakar. Melihat warga Wailiha menyelamatkan diri kepabrik Pengalengan Ikan dan yang lain nekad untuk berenang Ke pantai kampung Tial (perkampugan Islam) , ± 200 orang kaum Nasrani pun mengikutinya kearah pabrik, diikuti dengan pembakaran, pemboman, penembakan dan pelemparan Mes (Asrama) Pabrik, sehingga Mes Pabrik pun terbakar. Setelah mes terbakar mereka pun diperintahkan keluar, namun warga Wailiha ini tidak berani keluar karena melihat Kaum Nasrani melengkapi dirinya dengan senjata moderen seperti milik ABRI , pistol, parang, tombak, basoka, bom dan lain-lain (menurut pengakuan saksi). Berulang-ulang kali mereka mengatakan "Perempuan-perempaun keluar dan angkat tangan". Demi kesalamatan jiwanya merekapun menurutinya. Kemudian mereka disuruh berbaris untuk menuju Desa Hutumuri. Di tengah perjalanan, sebagian dari mereka mengatakan "pilih perempuan-perempuan cantik", kemudian yang cantik-cantik dipisahkan dan diperintahkan segera mengeluarkan uang-uang yang dimilikinya. Sementara laki-laki yang masih bersembunyi di Mess yang lain disuruh keluar. Dengan terpaksa mereka pun ikut keluar. Dihadapan keluarga, istri dan anaknya mereka dibantai. Masing-masing Pak Risman (satpam Perusahaan) korban dibacok dan dicincang, Pak La Ata ditembak, dicincang hingga isi perutnya keluar, Pak La Uta, dipotong dan cincang oleh teman kerjanya sendiri di perusahaan, seorang anak kecil, anak dari Ibu Wa Emi kepalanya di belah dengan Kapak, anak-anak kecil yang lain diinjak-injak, Pak La Nahiyah dipanah dari kiri tembus kekanan mayatnya dibuang dan di temukan dipantai Passo. Seorang anak gadis yang bernama Suryani, 25 tahun, disuruh telanjang dengan membuka baju dan celananya, namun karena tidak diturutinya dan mengatakan bunuh saja saya asal jangan ditelanjangi membuat mereka marah dan menyiksa serta memotong rambut dan lehernya sehingga gadis ini penuh dengan luka-luka . Seorang Ibu yang bernama Wa Rahima (42 tahun) ditelanjangi di depan suaminya. Suaminya diancam akan dibunuh apabila berteriak atau berbicara. Sementara seorang gadis lagi yang bernama Nurdia (17 tahun, siswa SMP Kelas III) sudah dibuka celananya dengan cara paksa dan - maaf - buah dadanya sudah dipegang siap untuk dipotong. Menurut pengakuan salah satu korban ada sepasang suami istri diculik dan di bawa ke Hutumari, sampai sekarang belum diketahui nasibnya. Sementara seorang Ibu bernama Dewi (bukan nama sebenarnya) yang sudah punya tiga anak, pegawai Pertanian diperkosa beramai-ramai (± 20 orang), setelah itu mereka dengan kejamnya melukai alat kemaluannya dengan alat tajam. Korban sementara di Rumah sakit Angkatan laut Halong dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Dari inforamsi saksi, sebenarnya Ibu tersebut mau bergabung dengan warga Wailiha lainnya di Mes Pabrik, namun ditengah perjalanan beliau sudah dianiayah. Sekitar pukul 07.00 pagi WIT, pertolongan Allah pun datang lewat bunyi tembakan aparat, membuat mereka tunggang langgang lari menyelamatkan diri. Alhamdulillah warga ini pun diungsikan ke Asrama Halong dengan penuh penderitaan lahir batin, tanpa baju, uang dan materi lain yang mendukung hidup mereka lagi, cerita sang korban kepada Tim Investigasi Partai Keadilan Ambon sambil menangis. Semoga Allah memberikan ketabahan hati buat mereka. Dalam peristiwa Wailiha berdarah ini Korban yang meninggal saat itu adalah: 1.. La Atu. 2.. Ruslan Djalil. 3.. Rusman. 4.. Seorang lagi di bunuh di laut sewaktu menyelematkan diri di bagan (Tempat penakapan ikan). Luka Berat yaitu : 1.. La Ruslan. 2.. Parman. 3.. Baduis. 4.. Ir. Zainuddin. 5.. La Kude. 6.. Suryani (Wanita) 7.. La Rusah. 8.. Yanto Abas. 9.. Ilham. 10.. La Buyung. 11.. La Ni. 12.. La Ribi. 13.. Minang Batuata. 14.. Atriyani (Wanita). Yang disandra Yaitu : 1.. La Baisi. 2.. Rosa Ode (suami & istri). Yang hilang yaitu : 1.. La Nahiya. 2.. Rustam Beni. 3.. La Jima. Yang ditelanjangi yaitu : 1.. Wa Rahima. (42). 2.. Suryani (25). 3.. Nurdia (17). Sekitar 15 warga muslim desa Wailiha & Batu gong (tempat kejadian) dengan perahu menyebrang laut tujuan desa Tial (desa Islam) sekitar 7 Km. Dari tempat kejadian sampai saat ini belum di ketahui nasibnya (keberadaannya). Penyerangan dari desa-desa Kristen (Nonmuslim) sebagai berikut: 1.. Hutumuri. 2.. Passo. 3.. Air wayare. 4.. Rutong. (Dituturkan langsung kepada Tim Investigasi Pos Keadilan Peduli Ummat DPD Partai Keadilan Ambon). Tim Investigasi Pos Keadilan Peduli Ummat DPD Partai Keadilan Ambon |
|
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel |