VI LASKAR JIHAD AHLUS SUNNAH WAL
JAMAAH
Laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal Jamaah tiba di Ambon
pertengahan April 2000 untuk membantu Ummat Islam yang
sedang yang sedang berjuang terutama menolong masyarakat
muslim yang terkena dampak perang agama. Karena itu kegiatan
mereka yang paling utama adalah aksi-aksi sosial
kemasyarakatan mulai dari pengobatan massal, khitanan,
pembersihan kota sampai pada pembuatan jalan dan
pengajian/dakwah. Ummat Islam terutama di kota Ambon sangat
bersyukur atas kehadiran laskar jihad Ahlul Sunnah Wal
Jamaah ini yang kemudian menyatu di tengah masyarakat
muslim.
Di dalam aktivitas seperti itu mereka menyaksikan kondisi
sesungguhnya yaitu berkecamuknya perang yang saling bunuh
terus berlangsung, karena itu mereka terpanggil untuk ikut
berperang melawan kaum nasrani bersama RMS-nya. Merekapun
rela mengorbankan jiwa raga untuk membela saudaranya sesama
muslim, sekitar 40 orang telah syahid (Insya Allah) dan
dikuburkan di Ambon.
Laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal Jamaah juga menyaksikan
berbagai kondidi Ummat Islam yang tertindas akibat perlakuan
Kristen yang diskriminastif. Untuk itu merekapun membantu
Umat Islam untuk berjuang untuk mendapatkan hak hidup yang
lebih mulia walaupun taruhannya nyawa. Jalinan Ukhuwah Wal
Islamiah antara Laskar Jihad Ahlul Sunnah Wal Jamaah dengan
masyarakat muslim Maluku sudah begitu menyatu sehingga niat
pemerintah untuk memaksa Laskar Jihad untuk keluar dari
Maluku merupakan hal yang mustahil. Pemerintah akan
mendapatkan perlawanan dari Ummat Islam Maluku bila mencoba
ngutak-atik keberadaan Laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
Tetapi mereka hanya berada di Maluku sejauh pihak Kristen
dan RMS masih mengancam keselamatan Ummat Islam. Kehadiran
Laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal Jamaah pimpinan panglimanya
Ja'far Umar Thalib ternyata membawa dampak positif terhadap
perjuangan Ummat Islam baik perjuangan fisik bersenjata
maupun secara politis karena Ummat Islam telah memiliki
alasan kuat untuk menekan pemerintah agar menyelesaikan
peristiwa 19 Januari 1999 bukan mengikuti kemauan pihak
Kristen yang menggebu-gebu meminta pemerintah menindak Ummat
Islam yang pada periode akhir-akhir ini terus menimbulkan
korban pada pihak Kristen. Panglima Laskar Jihad Ahlus
Sunnah Wal Jamaah juga telah mengancam untuk melipat
gandakan kekuatan mereka apabila pemerintah tetap memanjakan
pihak Kristen yang memberontak.
Laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal Jamaah maupun laskar lokal
harus membangun kekuatan dengan menambah persenjataan
standar militer dengan amunisi yang cukup untuk mengimbangi
pembangunan kekuatan yang dilakukan pihak Kristen melalui
penyelundupan. Yang tertangkap aparat keamanan hanya
sebagian kecil yang mereka selundupkan. Perlombaan menimbun
persenjataan ini ternyata perlu untuk menempatkan posisi
politis yang kuat dalam rangka memaksa pemerintah bersedia
menghukum pihak Kristen dan RMS melalui penyelesaian hukum
dan politis kasus 19 Januari 1999. Tuntutan Ummat Islam ini
mustahil berhasil apabila pihak Kristen yang unggul kekuatan
persenjataannya, sebab mereka akan memulai lagi dengan aksi
serangan. Pemerintah tidak mampu mengontrol persenjataan
yang ditimbun Kristen/RMS sebab daerah Kristen terkunci
rapat bagi aparat keamanan, di daerah Kristen itu mereka
ibarat telah berdaulat penuh. Pembangunan kekuatan yang
tidak terkontrol oleh pemerintah ini merupakan factor
berikut sulitnya dipercaya oleh Ummat Islam bahwa perdamaian
memang dikehendaki secara jujur oleh pihak Kristen. Karena
itu bertambahnya kekuatan Laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal
Jamaah pimpinan Ust. Ja'far Umar Thalib merupakan suatu
keharusan yang hurus diikuti oleh laskar lokal.
|