ANCAMAN KRISTEN LATEN DAN
POTENSIAL
Ancaman laten adalah ancaman yang bersifat strategis
berlingkungan besar dan mencapai jangka panjang ke depan,
yang berbahaya dari ancaman laten adalah karena tidak tampak
ke permukaan hanya terasa bahwa ancaman itu ada dan tetap
mengancam, bergerak di bawah permukaan yang terus mengambil
sasaran dan korban mereka yang tidak faham atau kurang
waspada. Karena sifat laten yang bergerak tidak tampak serta
berlingkup strategis dan jangka panjang itu membuat ancaman
laten itu amat berbahaya.
Ancaman potensial artinya berbagai benih permusuhan atau
perbedaan kepentingan dan sengketa masa lalu yang tetap
tidak terselesaikan terus membara ibarat api dalam sekam
setiap saat dapat muncul ke permukaan menimbulkan bahaya
serius.
Kristen di Ambon yang merupakan ancaman laten dan
potensial bagi Ummat Islam membuat Ummat Islam selalu berada
dalam bahaya sekarang dan masa depan bahkan mencapai masa
jauh ke depan. Mengapa demikian? Kebencian Kristen Maluku
terhadap Ummat Islam sejak nenek moyang kita telah
menimbulkan penderitaan yang luar biasa kepada Ummat Islam
adalah akibat berpihaknya Kristen kepada penjajah Belanda.
Mereka memang penduduk Maluku yang telah beragama Islam 200
tahun sebelum kedatangan penjajah Portugis dan Belanda
tetapi kemudian bersedia bersekongkol dengan penjajah,
bersedia menjual aqidah karena rapuhnya iman dan mental yang
mudah dirayu. Semula merek juga pejuang Islam yang melakukan
perlawanan terhadap penjajah tetapi akhirnya menyerah dan
bersedia merobah aqidah Islamnya mengganti dengan Kristen
Protestan atau Katholik dan akhirnya akhirnya menghentikan
perlawanan terhadap penjajah dan bersekutu dengan mereka.
Setelah beralih agama mereka justru menjadi yang musuh
Islam. Akhirnya Ummat Islam dihadapkan pada dua musuh yaitu
penjajah dan Ummat Kristen Maluku yang membawa kepentingan
penjajah. Karena permusuhan Islam Kristen Maluku terus
berlanjut yang menimbulkan saling membenci turun temurun
walau seringkali ditutup-tutupi dengan semangat kerukunan
hidup antar Ummat beragama dan semangat pela gandong yang
penuh penipuan.
Ancaman berikut dari Kristen Maluku adalah karena
kepentingan politik untuk mendirikan Republik Maluku Selatan
yang merupakan tekad pihak Kristen ketika Indonesia merdeka.
Sejumlah tokoh Kristen tidak berkehendak untuk bergabung
dengan Indonesia merdeka, mereka menuntut agar Maluku
diberikan status sebagai propinsi dari Kerajaan Belanda
seperti Suriname di benua Amerika, karena dengan status itu
akan mempermudah mereka mendirikan RMS, kelompok ini
dinamakan kelompok Loyalis.
Di gereja-gereja Ummat Kristen pun diyakinkan bahwa Tuhan
mereka telah menjanjikan bahwa Maluku adalah tanah untuk
kerajaan kaum nasrani. Karena itu mendirikan Republik Maluku
Selatan bukan sekedar kepentingan politik tetapi juga
merupakan perintah Tuhan mereka yang harus dilaksanakan
tidak bisa tidak. Kristen mendukung penuh niat mendirikan
Republik Maluku Selatan yang telah dua kali mereka
mewujudkannya lewat pemberontakan. Ummat Kristen begitu
yakin bahwa Tuhan telah perintahkan mereka untuk merebut
Maluku dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
mendirikan negara sendiri bagi Ummat Kristen. Tekad ini
telah terpatri begitu kuat sehingga secara terus menerus
menjadi Program Gereja Protestan Maluku (GPM) siapapun
pimpinannya. Setiap kesempatan, setiap peluang akan
dimanfaatkan untuk bergerak maju menuju terbentuknya
Republik Maluku Selatan. Karena itu berkaitan dengan
kerusuhan dan pemberontakan yang mereka lancarkan di Ambon
tampak jelas bukti-bukti aktifitas Republik Maluku Selatan
di Belanda. Di akhir tahun 2000 ini di negeri Belanda
tersiar berita adanya kemarahan masyarakat Kristen Ambon
terhadap masyarakat Maluku di negeri Belanda karena sampai
hari ini janji bantuan fisik Laskar Kristen Maluku dari
Belanda untuk memperkuat laskar Kristen yang tengah berjuang
di Ambon belum terlaksana. Mereka dituduh hanya membuat
pernyataan dan janji bohong tidak punya keberanian.
Pihak Kristen Maluku di Belanda beraksi atas kemarahan
Kristen di Maluku dengan dalih --tidak mungkin pada saat ini
mereka ke Ambon sebab laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal Jamaah
terlalu besar yang diperkirakan mencapai jumlah 20.000
orang. Langkah yang harus ditempuh sekarang ini adalah
berjuang pada sektor politik di dunia internasional untuk
mempengaruhi opini dunia barat bahwa sedang terjadi
pembunuhan besar-besaran terhadap Ummat Kristen di Maluku
yang dipelopori oleh laskar jihad Ahlul Sunnah Wal Jamaah
didukung penuh oleh Ummat Islam di Maluku dengan menyajikan
bukti-bukti gambar dan video tentang korban-korban
pembantaian Ummat Islam. Karena itu langkah yang harus
ditempuh oleh dunia Kristen Internasional adalah memaksakan
pemerintah Republik Indonesia untuk mengeluarkan 20 ribuan
laskar jihad Ahlul Sunnah Wal Jamaah dari Maluku secara
paksa atau akan terkena intervensi pasukan internasional.
Salah satu bukti kemajuan diplomasi politik pihak Kristen
dapat kita lihat pada apa yang dideklarasikan olek Front
Keadilan Maluku pada pertengahan Desember 2000 lalu. Itulah
gambaran perjuangan Republik Maluku Selatan untuk mencapai
terbentuknya negara merdeka berdiri sendiri. Hal berikut
yang merupakan ancaman terhadap Ummat Islam dengan
berdirinya Republik Maluku Selatan adalah yang berkaitan
dengan kepentingan negara tertentu untuk membentuk Eastern
Christendom sebagai buffer/pembatas terhadap ancaman dari
utara yang mengancam negara tertentu. Negara-negara yang
akan berperan sebagai buffer tersebut terdiri dari Timtim
yang kini telah berdiri sebagai negara sendiri dengan nama
Timor Lorosae, PNG, Papua Barat yang sedang dalam proses,
Maluku yang juga dalam proses, Philipina dan negara-negara
kepulauan di selatan pasifik. Dengan demikian berdirinya
Republik Maluku Selatan merupakan kepentingan negara-negara
besar juga, bukan masyarakat Kristen Maluku saja.
|