|
Mengenai Perjuangan Aceh |
|
Subject: [is-lam] GAM di www.solopos.co.id Date: Thu, 02 Dec 1999 14:18:25 PST From: "Usman Maine" <usman_maine@hotmail.com> To: is-lam@isnet.org 6 Transmigran asal Jateng tewas dibunuh pasukan GAM Semarang (Espos) Tercatat sedikitnya enam transmigran asal Provinsi Jateng yang ditempatkan di Pemukiman Transmigrasi Cot Girek, Seureuke, Aceh Utara, tewas dibunuh pasukan bersenjata Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Demikian diungkapkan dua orang transmigran asal Jateng yang tinggal di Seureuke, Aceh Utara asal Jateng, Permono dan Ardi Winardi kepada wartawan seusai menyampaikan pernyataan sikap kepada anggota DPRD di Gedung Dewan Jateng, di Semarang, Kamis (2/12). "Keenam rekan kami yang dianggap sebagai tokoh transmigran itu dibunuh secara sadis oleh pasukan bersenjata GAM," ujar Ardi Winardi. Mereka, kata dia, adalah Sugiono. Dia dibunuh dengan cara dicekik di tengah jalan. Selanjutnya Joni Andreas, dibakar di depan anak isterinya. Korban selanjutnya adalah Supriyadi, Yono, Tarjo dan Parmin dibunuh di sebuah pasar. Ketika kejadian banyak orang menyaksikan. Tapi orang-orang di pasar itu tidak berani melawan pasukan GAM. "Saat ini masih ada ratusan kepala keluarga (KK)transmigran asal Jateng yang tinggal di Pemukiman Transmigran Cot Girek, Seureuke. Karena kesulitan uang, mereka tidak bisa melarikan diri ke luar dari Aceh." Dia yang mengaku telah hidup di pemukiman transmigrasi itu selama 18 tahun lebih, menjelaskan sejak terjadinya pelbagai kerusuhan di Aceh awal tahun lalu, kehidupan warga transmigran sudah tidak tentram lagi karena sering mendapatkan teror yang dilakukan pasukan GAM. Karena mendapat teror itu, sehingga beberapa transmigran yang mempunyai uang, memilih meninggalkan Aceh kembali ke Jateng, meski hanya dengan bekal seadanya serta meninggalkan harta benda yang telah dikumpulkan selama belasan tahun. "Saya tidak sempat membawa harta benda seperti sepeda motor dan barang-barang elektronik. Terpenting bisa keluar dengan selamat dari Aceh," tandas Ardi Winarno yang saat ini ditampung di Transito Tugu Semarang bersama 38 KK asal Aceh lainnya. Jaga aset Sementara dalam pernyataan sikap yang dibacakan Ardi Winarno di hadapan Wakil Ketua DPRD Jateng, HA Thoyfoer serta anggota Dewan lainnya yang menerima mereka di Ruang Serba Guna di lantai dasar Gedung DPRD itu, antara lain meminta pemerintah menjaga aset-aset para transmigran yang ditinggalkan pemiliknya. Mengharapkan pemerintah melalui instansi terkait agar dapat mengatisipasi serta memberikan solusi terhadap permasalahan membanjirnya pelarian dari Aceh dan melakukan tindakan pengamanan transmigran yang masih berada di Aceh agar tidak menimbulkan permasalahan baru. Mendesak pemerintah secepatnya menyediakan tempat dan lahan baru bagi para pelarian Aceh yang tersebar di beberapa tempat penampungan di Jawa maupun Sumatra. "Kami bersedia ditempatkan di pemukiman transmigrasi lainnya asal bukan kembali ke Aceh," kata Ardi Winarno. Pada kesempatan itu pula sekitar 50 mahasiswa Unissula Semarang yang menggelar demonstrasi di Gedung DPRD Jateng menyampaikan pernyataan sikap menuntut pemerintah agar melakukan pengusutan terhadap pelanggaran HAM (hak asasi manusia) baik yang dilakukan militer maupun kelompok GAM di Aceh. (st5) Copy right ©1997 PT Aksara Solopos |
|
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel
|