|
1920-1933: Para murid STOVIA atau Dokter Jawa. Juru foto:
tidak diketahui. (sumber
foto)
05-08-1927: Dokter Djawa sedang membalut
pasien di poliklinik onderneming kapok Siliwok,
Sawangan, Jawa Tengah. Pada tahun 1847 Dr.
Willem Bosch, kepala Dinas Kesehatan Militer
mengusulkan agar pemuda Jawa yang terpilih diberi
pendidikan kedokteran.Pada tahun 1851 pendidikan
itu dimulai di Weltevreden (sekarang daerah Gambir
dan Menteng, arti weltevreden adalah menyenangkan)
di Batavia dan dipimpin oleh Perwira Kesehatan
Kelas 1 Dr. P. Bleeker. Angkatan pertama lulus
tahun 1853 sejumlah 11 orang dan diberi titel
Dokter Djawa.Seluruh angkatan pertama
dikerahkan pada upaya vaksinasi cacar. Kemudian
setelah dilakukan perubahan pada sistem pendidikan,
mereka diberi tanggungjawab yang lebih besar.
Sekolah mereka kemudian dinamakan STOVIA (Sekolah
Pendidikan Dokter Pribumi). Juru foto: tidak
diketahui. (sumber
foto)
|
1900-1928: Dokter Djawa Ismaël dari rumah sakit zending
di Modjowarno.
Juru foto: tidak diketahui. (sumber
foto)
1920-1933: Foto bersama di depan Gedung STOVIA. Juru foto:
tidak diketahui. (sumber
foto)
1926: Hari ulang tahun ke 75 rumah sakit STOVIA
dalam ruangan tempat berlangsungnya presentasi dokter de
Waart (ahli ilmu faal).
Juru foto: tidak diketahui. (sumber
foto)
1921-1933: Foto udara gedung-gedung STOVIA
(di Salemba 6), CBZ (Centrale Burgerlijke
Ziekeninrichting, sekarang RSCM), Laboratorium
Kedokteran (sekarang Lembaga Eijckman, dan pabrik
candu (di Salemba 4), di Weltevreden. Juru foto:
Luchtvaart Afdeeling (LA) foto studio. (sumber
foto)
|
1920-1933: Foto udara gedung-gedung STOVIA
(di Salemba 6), CBZ (sekarang RSCM),
Laboratorium Kedokteran (sekarang Lembaga Eijckman,
dan pabrik candu (di Salemba 4), di Weltevreden.
Gedung yang putih adalah pabrik candu, (gedung itu
sudah dibongkar dan sekarang di tempat itu berada
gedung UI Salemba 4) dengan latar belakang STOVIA,
CBZ, Lembaga Eijckman. Juru foto: tidak diketahui.
(sumber
foto)
|
1925: Foto udara Rumah Sakit Umum Pusat di Batavia. Juru
foto: tidak diketahui. (sumber
foto)
Sekitar 1939: Gedung Geneeskundige Hoogeschool,
yang semula dipakai oleh STOVIA, di Jakarta. Juru foto:
tidak diketahui. (sumber
foto)
1929: Pakaryan Bab Kasarasaning
Kawula.
Pada tahun 1911 dibentuk suatu Dinas Kesehatan
Sipil tersendiri, yang sebelumnya berada di bawah
Dinas Kesehatan Militer. Pada tahun 1925 Dinas itu
mempunyai nama baru, yaitu Dinas Kesehatan Rakyat
(DVG, yang kantornya di Jl. Kesehatan dan sekarang
menjadi kantor Dinas Kesehatan DKI). Pada tahun
1916 Dinas Kesehatan Sipil, yang kemudian juga
dianut oleh DVG, yaitu memulai kebijakan yang lebih
menekankan pencegahan ketimbang pengobatan.
Dengan kata lain mencegah lebih baik daripada
menyembuhkan. Pada tahun 1936 DVG mempekerjakan 170
dokter Eropa, 316 Dokter pribumi (lulusan Sekolah
Jawa dan STOVIA) serta 17 dokter keturunan Cina.
Disamping itu ada 150 perawat Eropa dan 1210
perawat pribumi yang disebut mantri, serta 120
bidan. Juga ada 30 mantri malaria, 435 mantri cacar
dan 415 orang dalam dinas pemberantasan penyakit
pes. Foto kendaraan penyuluhan kesehatan DVG
kita-kira pada tahun 1925.
Juru foto: tidak diketahui. (sumber
foto)
|
1925: Tiga orang pria sedang menunggu di gerbang masuk
STOVIA. Juru foto: tidak diketahui. (sumber
foto)
1960-1980: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Pada zaman kolonial gedung itu digunakan sebagai tempat
pendidikan STOVIA.
Juru foto: tidak diketahui. (sumber
foto)
|
|
(sebelum, sesudah)
oleh Ir. Djoko Luknanto, M.Sc.,
Ph.D.
(Djoko Luknanto,
Jack la Motta,
Luke
Skywalker)
(Alamat situs ini: http://luk.staff.ugm.ac.id/itd/Batavia/STOVIA/,
http://luk.tsipil.ugm.ac.id/itd/Batavia/STOVIA/)
Pensiunan Peneliti Sumberdaya Air
di Laboratorium Hidraulika
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
Jln. Grafika 2, Yogyakarta 55281, INDONESIA
Tel: +62 (274)-545675, 519788, Fax: +62 (274)-545676,
519788
|