... apa yang saya pikirkan untuk Indonesia tercinta ...


Ilmu-ilmu Sosial

Yogyakarta, Jumat 25 Mei 2012

Sambil memperhatikan jurus-jurus para politikus yang mau mencalonkan diri menjadi RI-1, saya kadang merenung, apakah kita, sebagai sebuah bangsa sudah mengenal sejarah bangsa sendiri. Pada usia yang relatif masih muda, sebagai sebuah negara, masih punya kesempatan untuk menjadi negara maju, asal berhasil menetapkan visi ke depan yang tepat dengan berlandaskan pada pengenalan karakter bangsa sebagai pangkal pijak.

Sayangnya selama ini, (mungkin karena saya bergerak dalam bidang teknik, jadi kurang mengenalnya) sejarah, antropologi baik kebudayaan maupun manusia, kok seperti tenggelam ditelan masa:-) Kurang mendapat perhatian dari siapa pun juga. Padahal karakter bangsa seharusnya dikenali dari sejarah dan pelbagai pengetahuan lain misalnya antropologi.

Jangan-jangan kita memang kurang perhatian di bidang apa pun juga. Inginnya serba instan, tidak tekun belajar dan memahami sesuatu. Padahal setelah paham akan permasalahan bangsa secara komprehensif, barulah kemudian kita merencanakan masa depan secara pas:-)

Sebenarnya sangat menarik belajar ilmu-ilmu sosial. Sayang, sejak kecil kita sudah dicekoki dikotomi "ilmu sosial dan ilmu pasti-alam," sehingga sejak sekolah menengah sampai dengan perguruan tinggi, pemikiran dikotomis tersebut menjadi dominan. Tanpa ada usaha untuk mengubah pemikiran dikotomis tersebut. IMHO, tanpa perubahan ini, saya tidak percaya kita bisa melakukan terobosan-terobosan untuk mengenali bangsa Indonesia lebih komprehensif.

Sayang di Indonesia bidang keilmuan yang maju hanya yang dekat dengan "duit" yaitu sekitar kesehatan-ekonomi & bisnis-keteknikan-hukum. Lainnya, … yang sebenarnya penting, tidak pernah disentuh secara menyeluruh. Tobat tenan:-)


Sekarang saya menyuguhkan side effect-nya. Melihat-lihat koleksi foto tempo doeloe Indonesia yang tersedia di internet, saya baru sadar ternyata banyak ahli antropologi bangsa asing yang dahulu melakukan penelitian di Indonesia. Peninggalan mereka berupa foto-foto tempo doeloe tentang Indonesia dari pelbagai segi, misalkan: tempat tinggal, cara berdagang, dlsb. ternyata tersedia. Ahli-ahli ilmu sosial bangsa lain ternyata menyempatkan diri untuk mempelajari bangsa Indonesia secara seksama. Bangsa kita kok tidak!

Salah satu aspek yang kebetulan saya tertarik adalah wayang orang. Saat ini, penyelenggaraan wayang orang jelas sudah kembang kempis nasibnya. Karena ke-kolosal-an cara pentasnya, wayang orang cenderung membutuhkan biaya mahal karena dibutuhkan pemain yang banyak untuk memainkan satu lakon. Saya sendiri, lebih tertarik pada wayang kulit dibandingkan wayang orang. Dahulu di desa masih banyak pertunjukan wayang kulit, sedangkan pertunjukan wayang orang hanya bisa dilihat di kota besar. Waktu kecil, seingat saya hanya satu atau dua kali melihat wayang orang "Ngesti Pandawa" yang kebetulan sedang mengadakan pertunjukan di Pati.

Saya menjadi gembira, melihat Tropenmuseum-Belanda, menggunggah koleksi foto wayang orang dari Yogyakarta yang sedang memainkan lakon "Jaya Semadi dan Sri Suwela." Karena saya bukan orang asli Yogyakarta, maka belum pernah sama sekali mendengar tentang perkumpulan wayang orang ini. Bagi saya, alangkah seriusnya bangsa lain mempelajari aspek budaya bangsa Indonesia, sedemikian lengkap dokumentasinya. Kalah bangsa kita dalam hal ini. Oleh karena itu, saya berusaha mengumpulkan menjadi satu kesatuan,dan saya unggah pada situs:

Semoga, kita bangsa Indonesia bisa lebih bijak dan sadar akan pentingnya mempelajari sejarah dlsb.

 
Koleksi yang sama saya unggah di Facebook.

PS: Ada beberapa foto tanpa penjelasan, untuk teman-teman yang memahami foto tersebut, silakan memberikan masukan kepada saya melalui email. Matur nuwun:-)


(Alamat situs ini: http://luk.staff.ugm.ac.id/artikel/, http://luk.tsipil.ugm.ac.id/artikel/)