Doa Sang Katak

oleh Anthony de Mello SJ

Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis

ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota


SOYEN SHAKU TERTIDUR

Sang Guru Soyen Shaku wafat pada usia enam puluh satu tahun, tetapi tidak sebelum ia menyelesaikan tugas yang diserahkan kepadanya - ia mewariskan pengajaran yang lebih beragam dan tinggi daripada sebagian terbesar guru-guru Zen. Diceritakan bahwa murid-muridnya kadang-kadang tidur sesudah makan siang karena merasa lesu dalam musim panas. Meskipun ia sendiri tidak pernah membuang waktu barang satu menit pun, Soyen tidak pernah mengatakan satu patah kata pun mengenai kelemahan murid-muridnya ini.

Pada usia dua belas tahun, ia sudah mempelajari ajaran-ajaran filsafat sekolah Tendai. Pada suatu hari di musim panas, suhu begitu tinggi dan udara melelahkan, sehingga Soyen yang masih kecil karena melihat bahwa gurunya sedang pergi, menggeletak dan tidur pulas selama tiga jam. Ia baru bangun karena terkejut, ketika ia mendengar gurunya masuk. Namun sudah terlambat. Ia terbaring di lantai, badannya membujur di depan pintu.

"Maafkan aku, maafkan aku," bisik gurunya yang dengan sangat hormat melompati tubuh Soyen yang terbujur itu, seolah-olah tubuh seorang tamu yang sangat terhormat. Sesudah itu Soyen tidak pernah tidur lagi pada siang hari.

(DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996)

Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team