Doa Sang Katak

oleh Anthony de Mello SJ

Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis

ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota


SUNGAI DI GURUN

Bahan dasar dalam mencapai kebebasan: penderitaan yang membawa kesadaran.

Seorang pengembara yang tersesat di gurun sudah tidak mempunyai harapan lagi untuk menemukan air. Ia berusaha naik ke bukit yang satu, kemudian yang lain dan yang lain lagi dengan harapan dapat melihat aliran air. Ia terus melihat ke mana-mana, namun tidak berhasil.

Ketika ia berjalan maju tertatih-tatih, kakinya terjerat pada suatu semak kering. Ia jatuh ke tanah. Di sana ia terbaring, tanpa tenaga untuk bangkit lagi tanpa keinginan untuk meneruskan usahanya dan tanpa harapan akan dapat lepas dari siksaan ini.

Ketika ia terbaring, tanpa ada yang menolong dan tanpa harapan, tiba-tiba ia menjadi sadar akan keheningan gurun. Di setiap penjuru yang ada adalah ketenangan yang tak terganggu oleh suara sehalus apa pun. Tiba-tiba ia mengangkat kepalanya. Ia mendengar sesuatu. Sesuatu yang begitu lembut yang hanya dapat didengar oleh telinga yang sangat tajam dalam keheningan yang sangat dalam: suara air yang mengalir.

Didorong oleh harapan bahwa suara itu muncul dalam dirinya, ia bangkit dan terus bergerak sampai ia tiba di suatu aliran sungai yang airnya segar dan sejuk.

(DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996)

Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team