Kumpulan Berita Kemanusiaan

ISNET Homepage | MEDIA Homepage
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel

Kekejaman Israel Paling Mengerikan: Dokter dan Paramedis Dibunuh Saat Bertugas

Publikasi: 12/03/2002 17:17 WIB

eramuslim - Jum'at lalu (08/03), menjadi hari paling berdarah bagi rakyat Palestina. Tercatat hari itu sebagai hari tertinggi korban syahid di pihak pejuang Al Aqsho, sejak pecahnya Intifada Palestina melawan penjajah Israel. Namun peristiwa paling memilukan adalah, saat stasiun-stasiun televisi internasional maupun stasiun-stasiun televisi Arab menayangkan adegan barbar tentara Israel ketika menyerang dengan ganas ambulan-ambulan Palestina.

"Ketika para petugas yang memakai baju putih-putih itu membantu wanita dan anak-anak yang terluka, para serdadu Israel melancarkan kejahatan kriminal dengan menyerang secara gencar pada paramedis Palestina dan pekerja-pekerja Palang Merah Islam (Red Crescent)," kata dr. Ahmed Said pada IslamOnline.

Dr. Said yang bekerja pada rumah sakit di Jenin menambahkan; "Kejahatan kriminal paling mengerikan Israel yang pernah saya lihat, adalah pembunuhan terhadap Sulaiman Khalil Senin lalu (04/03)." Khalil dibunuh ketika sedang bertugas.

"Para serdadu Zionis itu, menembaknya ketika almarhum sedang menolong seorang gadis cilik yang terluka," lanjut Said seraya menutupi wajahnya yang bercucuran air mata.

Selanjutnya Said melanjutkan ceritanya, bagaimana buasnya serdadu Israel. "Dalam waktu yang tidak berbeda setelah menembak mati Dr. Sulaiman, Kepala Unit Pelayanan Emergensi Palestina di Jenin itu dibiarkan tergeletak sekarat. Pasukan Zionis-Yahudi itu mencegah staf medis lainnya dan ambulan-ambulan yang ada untuk menolong almarhum," tuturnya sedih.

"Mereka berbaris membentuk barikade di sana, sampai Dr. Sulaiman menghembuskan nafasnya yang terakhir," tambah Said sambil meneteskan air mata.

Pembunuhan di rumah sakit El-Yamama, Betlehem, pada hari Jum'at (08/03), juga tak kalah brutalnya. Dr. Ahmed Nu'man Subieh dibunuh dengan bom-bom meriam tank-tank Israel, saat ia tengah bekerja di kantornya, merawat para pasien.

Sementara itu, organisasi bantuan medis lainnya Medecins sans Frontieres (MSF) - dalam bahasa Inggrisnya menjadi Doctors Without Borders - menuduh tentara Israel Ahad lalu melakukan pelanggaran hukum internasional dengan menyerang para staf medis dan para pekerja rumah sakit di wilayah-wilayah pendudukan Palestina.

Dalam waktu 7 hari, pasukan Zionis-Israel telah membunuh sedikitnya 15 tenaga medis dan melukai sejumlah besar pekerja medis lainnya selama serangan intensif yang dilakukannya di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Demikian pernyataan MSF dalam siaran persnya.

Seraya mengutuk serangan barbarik Israel, MSF menambahkan; "Secara tegas hukum HAM internasional melindungi para pekerja medis dan orang-orang yang terluka dalam suatu peperangan dari tindakan penyerangan. Serangan-serangan membabi-buta pasukan Israel terhadap pusat-pusat pelayanan medis di berbagai kawasan Palestina adalah pertanda bahaya. Hal itu merupakan bukti Israel melakukan pelanggaran hukum internasional."

Medecins sans Frontiers, yang memberikan layanan medis dan penanganan psikologi bagi warga Palestina di berbagai kawasan pendudukan, menyerukan penguasa Israel segera memberlakukan aturan lebih tegas untuk melindungi para pekerja medis.

Sementara itu French humanitarian group Medecins du Monde (Doctors of the World) juga mengutuk penyerangan tentara Israel terhadap ambulan-ambulan Palestina. Organisasi kesehatan swasta Perancis itu mengatakan, 4 orang staf medis Palestina dibunuh pada Kamis malam lalu.

Kempat korban mati tersebut, termasuk seorang tenaga medis UNRWA, sebuah organisasi bantuan kesehatan PBB untuk para pengungsi Palestina. Lalu satu orang petugas ambulan Red Crescent (Palang Merah Islam--red) di kawasan utara Tepi Barat. Selain itu seorang pekerja medis dan seorang pengemudi ambulan di Gaza. Mereka semuanya diberondong oleh tentara Zionis-Israel secara kejam.

Seluruh korban ketika dibunuh tentara Zionis-Israel, ujar para staf French humanitarian group Medecins, tengah melaksanakan tugas kemanusiaannya menolong para korban perang.

Korban lain serangan brutal Israel, ungkap Medecins sans Frontiers, adalah Kepala Pusat Pelayanan Emergensi di Jenin, Tepi Barat. Dan dalam konteks yang sama Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menyerukan Israel Jum'at (08/03), untuk mengambil langkah-langkah perlindungan bagi pekerja medis yang beroperasi di wilayah-wilayah pendudukan dan wilayah otonomi Palestina.

"Serangan secara sengaja terhadap para personil, kendaraan, dan infrastruktur medis, berdasarkan peraturan Konvensi Jenewa adalah dilarang keras," seru seorang staf Medecins sans Frontiers. (stn/iol)


Original article: http://www.eramuslim.com/article/articleview/1481/1/6/

ISNET Homepage | MEDIA Homepage
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel

Please direct any suggestion to Media Team