Sejarah Perkembangan Ajaran Trinitas

oleh L. Berkhof
Diterjemahkan oleh:
Drs. H. Thoriq A. Hindun

Indeks Kristiani | Indeks Artikel
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

POKOK-POKOK AJARAN KRISTEN

 
Kristen, putri Sion,  banyak  menyerap  tradisi  Yahudi  dan
menerõma  sepenuhnya  Kitab  Perjanjian  Lama. Pendiri Agama
Kristen, Yesus Kristus,  adalah  seorang  Yahudi  dan  tidak
pernah  mengingkari  Iman  dan  ajaran Yahudinya, bahkan dia
selalu mematuhi upacara-upacara  keagamaan  dan  pesta-pesta
Yahudi  dengan  tekun.  Dia  juga  pergi  ke Yerusalem untuk
menghadiri. pesta-pesta besar sebagaimana  yang  disyaratkan
sebagai  seorang  Yahudi Ortodoks. Tetapi orang-orang Yahudi
dan orang Kristen berbeda pendapat mengenai sifat  (hakikat)
Yesus;  orang-orang  Yahudi  yakin  bahwa dia adalah seorang
manusia yang baik, atau barangkali seorang nabi dengan suatu
pesan  dari  Tuhan, tetapi tidak lebih dari itu; sebaliknya,
orang Kristen menganggap bahwa Yesus adalan  Kristus  (orang
yang  diurapi),  Mesias  Tuhan  sebagaimana dijanjikan dalam
Kitab Perjanjian  Lama.  Bukan  saja  dia  merupakan  utusan
Tuhan,  tetapi  dia  adalah  anak Tuhan, dan oleh karena itu
menempati  suatu  hubungan  yang  unik  dengan  Tuhan.   Dia
mempunyai   hakikat  yang  sama  dengan  Tuhan,  dari  sejak
permulaan waktu telah ada  bersama-sama  dengan  Tuhan,  dan
diutus  ke  bumi  oleh  Tuhan; lihat Injil yang ditulis oleh
Santo Yahya dalam Yahya 1:1-2, 14:
 
"Pada mulanya, Firman itu (Kristus) telah  ada.  Firman  itu
bersama-sama  dengan  Tuhan, dan Tuhan itu sendirilah Firman
itu. Maka Firman itu telah sejak semula bersama-sama  dengan
Tuhan  ...  Maka  Firman itu telah menjadi daging (manusia);
Dia datang untuk tinggal bersama-sama dengan kita, dan  kita
melihat   kemuliaannya,  seperti  kemuliaan  yang  diperoleh
sebagai  anak  tunggal  bapak,  penuh  dengan  anugerah  dan
kebenaran."
 
Dia  dianggap  dikandung  dari seorang dara (perawan), yakni
Perawan Maria, melalui kekuasaan Tuhan, dan oleh karena  itu
Dia  sekaligus  sebagai  manusia  dan  sebagai  Tuhan, suatu
keberadaan yang menurut keyakinan orang Kristen tidak  dapat
dipahami  secara logika, tetapi merupakan sesuatu yang harus
diterima dengan iman dan dengan menyadari bahwa  bagi  Tuhan
segala sesuatunya adalah mungkin, walaupun di luar jangkauan
pengertian manusia.
 
Iman Kristen menerima  bahwa  melalui  kematiannya  di  kayu
salib,  Yesus  mati untuk semua orang, dan bahwa semua orang
dapat mencapai keselamatan melalui dia, suatu  doktrin  yang
dijelaskan untuk pertama kalinya dan selengkapnya oleh Santo
Paulus. Bagaimana ini dapat  dimengerti?  Pertama-tama  kita
harus  menelusuri kembali iman Yahudi, karena tanpa memahami
pemikiran orang atau bangsa  Yahudi,  maka  argumen  Kristen
tidak  akan  dapat  dimengerti. Menurut ajaran Yahudi, jalan
satu-satunya untuk berdamai dengan Tuhan dan untuk  mencapai
keselamatan   dari   Tuhan   adalah   dengan  menaati  semua
aturan-aturan hukum  (hukum  Tuhan),  selain  juga  mematuhi
tafsiran  dan  penjelasan  dari  hukum  tersebut  yang telah
dikembangkan  secara   lisan   selama   berabad-abad.   Jika
seseorang  tidak  mematuhi  semua  ketentuan  hukum (Taurat)
tersebut, maka dia dihukum -lihat ulangan  (Musa  5)  27:26-
"Suatu  kutukan  bagi orang yang tidak memenuhi hukum dengan
melakukan semua yang  telah  ditentukan  dalam  hukum  itu."
Tetapi Paulus menyadari bahwa hal tersebut tidaklah mungkin,
karena tidaklah ada  manusia  yang  mampu  memelihara  semua
kaidah-kaidah    dan   peraturan-peraturan   tersebut,   dan
akibatnya semua orang menjadi  akan  dihukum.  Adakah  jalan
keluarnya?  Ya. Yesus diutus oleh Tuhan, yang suci dan tidak
berdosa, merupakan satu-satunya  orang  yang  dapat  bersatu
dengan  Tuhan melalui kesempurnaan hidupnya. Namun, walaupun
tidak ada kesalahan dalam dirinya  (ketidakbersalahan  Yesus
dinyatakan   berulang-ulang   oleh  penulis-penulis  Injil),
tetapi dia disalibkan, yang berarti bahwa dia seperti  semua
orang,  dihukum  sesuai  (menurut) hukum. Hal ini dijelaskan
berdasarkan Kitab Ulangan 21:22-23:
 
"Bila  seseorang  didakwa  melakukan  kejahatan  besar   dan
dijatuhi  hukuman mati, maka kamu harus menggantung dia pada
sebuah kayu; tetapi  tubuhnya  jangan  dibiarkan  tergantung
sampai  bermalam; kamu harus menguburnya pada hari itu juga,
karena seorang manusia yang  digantung  adalah  terkutuk  di
hadapan Tuhan ..."
 
Namun  demikian,  Yesus  berdamai  dengan  Tuhan,  dia telah
mematahkan rintangan hukum melalui kebangkitannya. Jadi bila
seorang  manusia,  walaupun  dikutuk berdasarkan hukum, akan
dapat didamaikan dengan Tuhan, maka semua orang melalui iman
dan  melalui  pengidentifikasian  (peniruan) orang yang satu
tersebut (Yesus) dapat didamaikan dengan  Tuhan  sebagaimana
Yesus   adanya.  Oleh  karena  itu  apa  yang  penting  bagi
keselamatan bukanlah sepenuhnya terletak pada ketaatan  pada
hukum  secara  kaku  dan  mutlak (walaupun Paulus menegaskan
bahwa hukum atau Taurat itu baik, yang telah diturunkan oleh
Tuhan,  dan  harus ditaati sebisa mungkin -Roma 7:12) tetapi
lebih dari itu adalah iman  terhadap  Kristus  yang  menjadi
intinya,  karena  melalui  iman  dalam  Yesus, orang Kristen
yakin bahwa mereka akan  diarahkan  pada  Tuhan  sebagaimana
Yesus Kristus itu sendiri.
 
Dengan  demikian  maka  kiranya  jelaslah  apa  yang menjadi
perbedaan antara  agama  Yahudi  dan  agama  Kristen.  Agama
Kristen,  sebagaimana  juga  agama  Yahudi, adalah merupakan
suatu kepercayaan  monoteis,  yang  menganggap  bahwa  Tuhan
adalah  Maha  Pencipta  dan Penopang dunia, yang memelihara,
mencintai, dan melindungi umat manusia.  Tetapi  kepercayaan
Kristen  ini  adalah  suatu  bentuk monoteisme yang berbeda:
Kristen menerima suatu "Trinitas," di mana bersama Tuhan dan
Yesus  Kristus  ada  suatu pihak ketiga yang seperti Kristus
yang inti (esensi)nya sama  dengan  Tuhan  tetapi  terpisah,
yakni  Rohul  Kudus. Roh Kudus inilah yang bekerja, dan demi
kebaikan manusia. Dalam kamus Kecil Oxford  mengenai  Gereja
Kristen  (ed.  E.A.  Livingstone)  Rohul Kudus didefinisikan
sebagai berikut:
 
"Rohul Kudus. Dalam Teologi Kristen,  pribadi  ketiga  dalam
Trinitas,  berbeda  dari  bapak  dan  anak, tetapi merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dan mempunyai sifat yang  sama
dan merupakan pelengkap dari sifat keilahian."
 
Dengan  demikian,  maka  Rohul  Kudus  itulah  yang menuntun
nabi-nabi, rasul,  dan  para  penyebar  ajaran  Tuhan  dalam
melaksanakan missinya.
 
Walaupun bukan termasuk bagian dari Trinitas, tetapi Perawan
Maria menempati suatu kedudukan yang  sangat  penting  dalam
iman  banyak orang Kristen, khususnya yang beragama Katolik.
Dia dipandang sebagai seorang perantara antara  umat  dengan
Kristus.
 
Orang  Kristen  menganggap  atau  menerima  Perjanjian  Baru
sebagai sumber pengetahuan  mereka  mengenai  kehidupan  dan
pengajaran  Kristus.  Ada  empat  Injil.  Masing-masing dari
keempat Injil  ini  menyoroti  kehidupan  Yesus  dari  sudut
pandang  yang  berbeda-beda.  Hal  inilah yang menjadi salah
satu sebab kenapa sepertinya ada  ketidakcocokan  di  antara
keempat   uraian  Injil  tersebut.  Perjanjian  Baru  adalah
merupakan bagian kedua dari Alkitab, dan  bagian  ini  tidak
diterima  oleh  agama Yahudi. Selain keempat Injil tersebut,
Perjanjian  Baru  juga  memuat  Kitab   Kisah   Rasul-Rasul,
Surat-surat  Apostel  Paulus,  dll.,  serta  diakhiri dengan
wahyu, yakni suatu cerita yang bersifat visi  mengenai  Hari
Penghakiman dan Kedatangan Kedua Kristus.
 
Ide  kedatangan  kedua  (Parousia)  ini sangat penting dalam
Gereja yang pertama, karena jemaat (pengikut  Kristus)  pada
saat  itu  menganggap bahwa Kristus akan segera kembali lagi
dalam bentuk jasmaniah dan waktunya tidak akan  lama,  yakni
semasa  pengikut-pengikut  awalnya  masih  hidup. Ketika dia
kembali lagi, pikir mereka, dia akan  mengumandangkan  akhir
zaman     dan     Hari    Kiamat,    dimana    semua    akan
mempertanggungjawabkan perbuatannya masing-masing. Yang baik
ke surga, yang jahat ke neraka.

(sebelum, SELESAI)


The History of Christian Doctrine
Sejarah Perkembangan Ajaran Trinitas
L. Berkhof
Penerbit CV. Sinar Baru
Cetakan pertama: 1992
Bandung

Indeks Kristiani | Indeks Artikel
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team