Pergolakan Pemikiran:
Catatan Harian Muslim Jerman

Murad Wilfred Hoffman

Toleransi Sampai Mengingkari Eksistensi Diri (2)

(Cambridge, Massachussetts, 4 Juni 1960)

Ketika aku sedang menyelesaikan ujian semester akhir di Fakultas Hukum, Universitas Harvard, aku memutuskan diri untuk beristri. Singkat cerita, acara perkawinan tersebut kemudian dilaksanakan di altar Harvard oleh seorang pendeta yang mengimani keesaan Tuhan dan menolak Trinitas. Sebelum acara dilaksanakan, ia bertanya kepadaku, "Apakah aku telah terbebas dari kecenderungan penyimpangan seksual yang terpendam dalam diriku."

Di koridor yang memanjang di depan tempat penyembelihan, di sana terukir nama-nama seperti ini: Budha, Kong Hu Chu, Kristen, Musa, dan Muhammad. Aku pikir, ini dapat memenuhi keinginan semua manusia. Menyenangkan sekali, karena ia memberikan toleransi hingga melupakan eksistensi diri. Namun, masalahnya sama sekali bukan seperti itu, karena ada permainan dalam kronologi sejarah, sehingga menempatkan nama Almasih di tengah nama-nama itu. Yang menggelikan, nama Muhammad dengan jelas ditulis di akhir rentetan nama-nama itu, sehingga menjadi akhir nabi, dan tentunya penutup nabi-nabi.

Perhatianku terhadap simbol-simbol ini menguasai kesadaranku. Saat aku seharusnya mencurahkan semua konsentrasi untuk mengucapkan lafal akad perkawinan dengan bahasa Inggris ningrat yang sulit. Oleh karena itu, aku sedikit gagap ketika diminta untuk mengulang perkataan, "Dan aku berjanji kepadamu bahwa aku sungguh-sungguh akan setia."

(sebelum, sesudah)


Pergolakan Pemikiran: Catatan Harian Muslim Jerman
oleh Murad Wilfred Hoffman
Gema Insani Press, 1998
Jl. Kalibata Utara II No.84 Jakarta 12740
Tel.(021) 7984391-7984392-7988593
Fax.(021) 7984388
dikumpulkan dari posting sdr Hamzah (hamzahtd@mweb.co.id) di milis is-lam@isnet.org

Indeks artikel kelompok ini | Disclaimer
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Dirancang oleh MEDIA, 1997-2001.
Hak cipta © dicadangkan.