Kumpulan Artikel
Mengenai Peristiwa Ambon

ISNET Homepage | MEDIA Homepage
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel

 

30 JANUARI 2000
 
Berlindung di Hutan, Kondisinya Memprihatinkan
Tak Diketahui, Nasib Ribuan Muslim Tobelo
 
TERNATE, (PR).- Sekitar 2.315 warga Muslim di Kecamatan Tobelo
dan Galela yang melarikan diri ke hutan, akibat kerusuhan
bernuansa SARA yang terjadi 26 Desember silam di kawasan utara
pulau Halmahera, Maluku Utara, hingga kini belum diketahui
nasibnya.
 
"Dari jumlah tersebut 1.315 di antaranya dari Desa Popilo,
Gamhuko, Gamsungi II dan Togoliuwa, Kecamatan Tobelo. Sisanya
dari beberapa desa di Kecamatan Galela," kata Gubernur Maluku
Utara Surasmin, melalui Kabiro Humasnya Adjun Gafur dalam
jumpa pers di Ternate, Sabtu.
 
Mereka yang lolos dan melarikan diri dari kekerasan yang
terjadi pekan lalu itu, hingga saat ini masih belum diketahui
nasibnya.
 
Sesuai laporan, ribuan warga Muslim yang melarikan diri ke
hutan belantara Halmahera itu sebagian besar kaum wanita dan
anak-anak.
 
Gubernur Surasmin, Jumat (28/1), telah menerima surat dari tim
dokter pusat yang bertugas di Tobelo dan Galela yang
menyebutkan bahwa warga yang kini masih berlindung di
hutan-hutan masih cukup banyak.
 
Tim kesehatan mengkhawatirkan kondisi mereka bila tidak segera
dievakuasi oleh Pemda dan aparat keamanan setempat, karena
rata-rata kondisi mereka sudah sangat memprihatinkan.
 
Laporan dengan tulisan tangan dari dr. Sakawerus yang
ditujukan pada Gubernur Maluku Utara di Ternate, menurut
Adjun, telah dibahas dalam rapat koordinasi antara Pemda
dengan instansi terkait, Jumat petang.
 
Para dokter yang melaksanakan tugas kemanusiaan di Tobelo dan
Galela itu, juga menyarankan agar para pengungsi Galela yang
saat ini dievakuasi di Kotamadya Ternate, segera dipulangkan.
 
Adjun yang mengutip dr. Sakawerus menyebutkan bahwa Kecamatan
Galela sudah dikuasai aparat keamanan dan situasi sudah
berangsur pulih pada beberapa hari terakhir ini.
 
"Bila ada upaya pencarian dari aparat dan Pemda terhadap warga
yang lari ke hutan tersebut, tim dokter menyarankan
dilakukannya 'operasi sisir hutan' di sekitar Tobelo dan
Galela, karena mereka di duga berlindung di sana," kata Adjun.
 
Warga Muslim yang melarikan diri itu, masih trauma dengan
peristiwa pembantaian 29 Desember lalu yang dilakukan oleh
warga di kecamatan lain di bagian utara Halmahera itu.
 
Sementara itu, dua saksi hidup yang berhasil dijumpai Antara
di Ternate, Bahdar Karie dan Mohammad Albaar, menjelaskan
bahwa ribuan korban kerusuhan yang pada umumnya adalah orang
tua dan perempuan yang tidak tahu persoalan itu tidak tahu
lagi kemana harus pergi.
 
Bahdar Karie dan Moh Albaar, merupakan gelombang terakhir dari
97.324 jiwa pengungsi asal Halmahera Utara yang tiba di
Ternate dengan KRI Teluk Langsa milik TNI-AL pada 12 Januari
2000.
 
Tampak sepi
 
Sementara itu wartawan "PR" Achmad Setiyaji dari Ternate
kemarin melaporkan, suasana kawasan Halmahera sejak dari Desa
Sidangoli hingga Desa Akelamo Kao, Sabtu kemarin, tampak sepi
tidak sebagaimana hari-hari sebelumnya.
 
Di sepanjang jalan menuju ke Desa Akelamo Kao yang merupakan
daerah pertahanan terakhir umat Islam berdiri sejumlah posko
yang dijaga warga setempat dengan senjata seadanya. Selain
itu, aparat keamanan juga membangun posko-posko penjagaan di
sepanjang jalan tersebut.
 
Di beberapa ruas jalan bergelimpangan mayat binatang dan di
sebuah rumah yang berdekatan dengan perbatasan Desa Akelamo
Kao masih tercium bau bangkai mayat. Ratusan rumah hancur dan
hangus terbakar. Hampir seluruh rumah yang hangus itu,
memiliki sejumlah drum yang berisikan bahan bakar minyak.
Selain itu, di kawasan daerah tersebut juga terlihat sejumlah
bangunan sarana hiburan berupa pub-diskotek yang tinggal
puing-puing.
 
Rombongan Tim Kemanusiaan yang terdiri dari Tim Dompet Sosial
Ummul Quro (DSUQ) Bandung - Ternate, Yayasan "PKPU" Jakarta
Ternate, dan Tim Mer-C Jakarta kemrain memberi pelayanan
kesehatankepda warga setempat. Sejumlah warga menyatakan
terima kasih kepada kaum Muslimin di Bandung dan Jawa Barat
umumnya yang telah memberi bantuan dana dan obat-obatan kepada
saudara-saudara seaqidah di Maluku.
 
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Umum Forum Komunikasi Umat
Beragama Maluku Utara, H Abdul Gani Hasan K mengimbau
ormas-ormas Islam di Bandung maupun Jawa Barat untuk mendesak
pemerintah agar secepatnya menambah jumlah personel keamanan
di daerah Soasio, ibukota Kec. Galela sehubungan masih sekitar
400 KK umat Islam yang terkepung.
 
Sementara itu, informasi terakhir dari para Komandan Sektor
Pasukan Mujahidin di Pulau Bacan menyebutkan, sejak Selasa
hingga kemarin tercatat 30 anggota Mujahidin Fii Sabilillaah
yang menjadi syuhada di Pulau Bacan.***
 
[ KEMBALI KE ATAS  ]
HAK CIPTA © 1997 - HARIAN UMUM PIKIRAN RAKYAT
SUPERVISI : BPPTI EDITORIAL

ISNET Homepage | MEDIA Homepage
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel

Please direct any suggestion to Media Team