Kumpulan Artikel
Mengenai Peristiwa Ambon

ISNET Homepage | MEDIA Homepage
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel

 

SURAT PERNYATAAN MAHASISWA DAN MASYARAKAT MUSLIM INDONESIA DI PITTSBURGH
AMERIKA SERIKAT.
 
Assalammualaikum wr.wb
 
Melihat perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun
terakhir ini, yaitu :
 
1. Meluasnya konflik antara penganut Kristen dan Muslim di
Maluku, dimulai dari Ambon, kemudian menjalar ke daerah-derah
lainnya seperti P. Seram, P. Buru, P. Halmahera, P. Ternate,
P. Tidore, P. Tual, dan lain-lainnya yang telah memakan korban
lebih dari 500 orang Muslim dibunuh di kecamatan yang
mayoritas berpenduduk Kristen tersebut (Republika, 4 Januari
2000 memberitakan: Tak kurang dari 800 pria dewasa muslim
tewas dibantai hanya dalam satu malam di tiga desa di
Kecamatan Tobelo, Halmahera, Provinsi Maluku Utara. Sementara,
wanita-wanita diperkosa di jalan-jalan.) Sementara lebih
25.000 jiwa yang kebanyakan wanita dan anak-anak harus
mengungsi ke Ternate.
 
2. Hal ini diakibatkan meningkatnya intensitas penggunaan
senjata dalam konflik tersebut, yang pada mulanya menggunakan
parang, tombak, anak panah kini telah berkembang menjadi
pertempuran yang menggunakan senjata-senjata rakitan, senjata
organik, bom-bom rakitan, granat dan lainnya.
 
3. Bertambahnya pihak yang terlibat dalam konflik, yang pada
mulanya melibatkan penduduk sipil kini juga telah melibatkan
sesama militer dan polisi yang saling berhadapan satu sama
lain. Hal ini telah menambah kemelut yang semakin sukar
pemecahannya, karena pihak-pihak yang seharusnya dapat meredam
konflik kini mulai terlibat di dalamnya.
 
4. Ketidakmampuan wakil Presiden Megawati Sukarno Putri yang
telah diberi amanah dalam menyelesaikan permasalahan konflik
di Maluku, bahkan menyebut bahwa kelambanannya selama ini,
karena kadar emosi masyarakat yang masih tinggi belum bisa
diredakan sehingga rasionalitas dalam masyarakat tidak ada.
 
5. Kelambanan respons atau keengganan Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia (Komnas HAM) atas tragedi Halmahera yang menelan
korban ribuan jiwa, serta tidak proaktifnya Komnas HAM
membuktikan adanya sikap diskriminatif di lembaga tersebut.
Diskriminatif di lembaga tersebut dapat dilihat sewaktu krisis
Timtim dan pembakaran Doulos, hanya ada satu atau dua orang
terbunuh, mereka keras sekali reaksinya. Tapi, ketika ribuan
penduduk di Aceh terbunuh, dan sekarang ribuan warga di
Halmahera dibantai, Komnas HAM tidak bereaksi apa-apa.
 
Kami, mahasiswa dan masyarakat Muslim Indonesia di Pittsburgh
Amerika dengan ini menyatakan :
 
1. Mengutuk pembantaian, pemerkosaan dan berbagai tindak
kekerasan yang tidak berperikemanusiaan baik kepada kaum
Muslimin maupun kepada penduduk keturunan Tionghoa oleh
orang-orang Nasrani terutama terhadap wanita dan anak-anak
yang tak berdosa di Maluku pada umumnya dan di Pulau Halmahera
khususnya pada peristiwa berdarah 26 Desember 1999 dan 3
Januari 2000.
 
2. Mengecam usaha-usaha kelompok tertentu untuk membelokkan
isu agama sebagai isu central yang melatarbelakangi konflik
ini kepada isu politik dan ekonomi. Tindakan ini dapat
mengakibatkan biasnya penyelesaian dan tidak menyentuh akar
permasalahan.
 
3. Mengecam ketidakmampuan TNI dan polisi berserta jajarannya
untuk menghentikan pertikaian antar kelompok agama dan
menuntut TNI dan polisi untuk mengambil sikap yang tegas dalam
mengatasi pertikaian, pecat/ganti pimpinan TNI yang tidak
mampu meredam pertikaian serta hukum anggota TNI yang terlibat
dan penyokong salah satu pihak yang bertikai.
 
4. Menuntut Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM),
sebagai lembaga independen yang dipercaya oleh bangsa, agar
lebih responsif dan segera bertindak untuk mempersiapkan Tim
Pencari Fakta (TPF) yang netral dan tidak menerapkan standar
ganda apapun atas tragedi Maluku yang terjadi baru-baru ini.
 
5. Menuntut perombakan total komposisi keanggotaan Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang lebih
mencerminkan komposisi penduduk Indonesia. Sehingga lembaga
ini diharapkan dapat berlaku adil dan universal tidak hanya
bersuara keras pada satu golongan saja, dan sebaliknya lamban
untuk bersuara bahkan cenderung menutup-nutupi bila terjadi
penindasan pada golongan lainnya.
 
6. Menuntut kepada Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid dan
Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri untuk segera mengambil
tindakan yang tegas dan adil dalam menyelesaikan konflik di
Maluku dan sekitarnya selambat-lambatnya 3 bulan terhitung 11
Januari 2000. Kelambanan dan kekurangseriusan dalam
pengambilan keputusan yang ditunjukkan oleh pemerintah selama
ini telah mengakibatkan meluasnya konflik dan bertambahnya
korban, khususnya dikalangan ummat muslim.
 
7. Menuntut, khususnya kepada Wakil Presiden Megawati
Soekarnoputri sebagai penerima mandat penyelesaian konflik di
Ambon untuk mengambil tindakan-tindakan nyata seperti :
 
7.1 meredakan tingkat emosi masyarakat yang bertikai,
 
7.2 menemukan pokok-pokok permasalahan dan langkah-langkah
    pemecahannya secara tuntas,
 
7.3 menjaga kestabilan pasca konflik,
 
7.4 atau meletakkan jabatan sebagai Wakil Presiden RI apabila
    tidak mampu melaksanakan point-point di atas.
 
Kami, masyarakat dan mahasiswa muslim Indonesia di Pittsburgh
Amerika turut berduka cita sedalam-sedalamnya atas jatuhnya
korban-korban dari kaum Muslimin dalam tragedi Maluku. Semoga
Allah SWT senantiasa memberikan kesabaran kepada kita semua,
sebangsa dan setanah air, dan membukakan jalan keluar yang
terbaik bagi kehidupan kita di dunia ini dan di akhirat
nanti..
 
Wassalamualaikum Wr. Wb
 
Pittsburgh, 11 Januari 2000
a.n. Pengurus Pengajian masyarakat muslim Indonesia
      Pittsburgh, Monroeville, dan Indiana.
Doni Wulandana, Timur, dan Kustim Wibowo.

ISNET Homepage | MEDIA Homepage
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel

Please direct any suggestion to Media Team