Kumpulan Artikel
Mengenai Peristiwa Ambon

ISNET Homepage | MEDIA Homepage
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel

 

*** MALUKU 27 Mei - 9 Juni 2000 ***

http://atsari.virtualave.net/maluku/mei2000.htm
http://atsari.virtualave.net/maluku/jun2000.htm

** 27-28 Mei 2000

Sudah berlangsung selama tiga hari, sejak tanggal 26 Mei 2000, Mujahidin Ternate berusaha merebut kembali kec. Tobelo dan Galela dari tangan kotor RMS (Serani istilah Kristen bagi orang Maluku, red). Hasilnya, pada hari Sabtu-Ahad (tanggal 27-28 Mei 2000) sebagian besar wilayah Tobelo dan Galela telah berhasil dikuasai Muslimin. Adapun korban di pihak Serani (Nasrani) sebanyak 34 orang tewas dan 70 orang luka-luka. Sedangkan kegiatan Laskar Jihad dalam kondisi yang relatif tenang di Ambon, yakni mengadakan talim di masjid-masjid, tabligh akbar di Leihitu dan bakti sosial di desa-desa Muslimin.

Sekitar 2000-an orang pasukan putih dari Ternate dipimpin oleh Abu Bakar Wahid al Banjari berhasil menguasai sebagian Tobelo dan Galela kembali. Dalam upaya perebutan Tobelo dan Galela, Maluku Utara, tepatnya di desa Mamuya, dari pihak Nasrani tewas sebanyak 34 orang dan luka-luka 70 orang. Serangan fajar yang dilaksanakan pada Kamis pagi (25/5) sekitar pukul 05.00 WIT di Desa Mamuya, Kecamatan Galela, Provinsi Maluku Utara, yang dirancang sedemikian rupa sehingga aparat pro Nasrani (Kompi C Batalion Inf. 732 Banau Maluku Utara) tidak dapat menghalangi laju gerakan Muslimin. Akibat penyerangan mendadak ini, desa Mamuya, kecamatan Galela, Maluku Utara telah dikuasai Muslimin. Berkaitan dengan hal ini, Pangdam RMS Max Tamaela langsung berkomentar dalam waktu dekat akan melakukan rasia senjata tajam serta senjata api dari tangan Muslimin yang dipergunakan dalam kerusuhan.

Sementara itu di Ambon, Provinsi Maluku, empat hari terakhir ini suasana relatif tenang. Kendati demikian, Muslimin selalu bersiaga penuh untuk menanggulangi kemungkinan yang dapat terjadi. Dan terus dilakukan kegiatan pembinaan mental keislaman serta bakti sosial di daerah Air Kuning, Ahuru, Air Salobar, Kapaha, Lorong Putri, Talake, Tanah Rata, Bukit Malintang, Batu Merah Dalam dan Laha. Dikarenakan tidak ada massa Kristen yang memprovokasi kerusuhan, maka kegiatan Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah ini dapat dilakukan di pagi, siang dan malam hari. Bahkan direncanakan akan diadakan tabligh Akbar di Leihitu. Demikian seperti dilaporkan dari Ambon dan Ternate dari berbagai sumber (Ib).

** 29 Mei 2000

Keadaan umum di Ambon dan sekitarnya di Propinsi Maluku ini relatif tenang. Rupanya para Nasrani sedang berupaya menyusun kekuatan lagi, sehingga tidak ada provokasi dari pihak Kristen hingga hari ini Senin, 29 Mei 2000. Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah yang berjihad di medan dawah di Maluku terus melakukan penyampaian nilai-nilai Islam. Kerusuhan yang memporak-porandakan seluruh sisi-sisi kehidupan Muslimin di Maluku. Sangat memprihatinkan keadaan mental keislaman dan jasmani Muslimin, sehingga Laskar Jihad berupaya keras membimbing mereka meraih kewibawaannya kembali.

Alhamdulillah, pada hari Ahad tanggal 28 Mei 2000 Laskar Jihad telah berhasil menyelenggarakan Tabligh Akbar tanpa insiden di jazirah Leihitu. Di samping itu, kegiatan bakti sosial juga dilaksanakan di Air Kuning yang terletak di daerah Batu Merah Atas melibatkan mahasiswa STAIN, masyarakat setempat dan juga anggota Laskar Jihad. Kegiatan yang dilakukan antara lain membersihkan sampah-sampah yang menumpuk di jalan-jalan, memperbaiki infrastruktur yang rusak dan lainnya. Selain itu bakti sosial juga dilaksanakan di kampung Tanah Rata berupa perbaikan salah satu masjid di kampung tersebut yaitu masjid Mujibur-rahman Tanah Rata dan perbaikan pos siskamling kampung setempat. Kegiatan bakti sosial dan tabligh akbar ini membuktikan misi yang diemban oleh Laskar Jihad yaitu rehabilitasi mental dan fisik masyarakat muslimin yang sudah lama tertekan akibat perang, sehingga tidaklah ada alasan bagi aparat (Max Tamaela) untuk mengusir Laskar Jihad dari bumi Maluku.

Adapun kegiatan tabligh akbar di jazirah Leihitu yang terdiri dari 13 desa muslim dimaksudkan untuk menyatukan barisan kaum muslimin disana. Tujuan utama dari tabligh akbar ini yaitu untuk mendamaikan 2 desa muslim, yakni desa Waka dan Hitu yang sebelumnya bertikai yang mengakibatkan meninggalnya 6 orang. Alhamdulillah dengan tabligh akbar ini mereka bisa berdamai. Tabligh akbar ini diisi oleh panglima Laskar Jihad, Ustadz Jafar Umar Thalib, Ustadz Ali Fauzi dan Brigadir Jendral (Purn) Rustam Kastor. Cara ini dihadiri oleh ribuan massa Muslimin, aparat Muslimin dari daerah Jazirah Leihitu dan sekitarnya.

Maka sangatlah jelas misi Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah, yang sekaligus sebagai Relawan dalam rangka membantu Muslimin dalam berbagai bidang, terutama pemulihan jasmani dan rohani, sarana dan prasarana, serta kewibawaan Muslimin Maluku. Laskar Jihad begitu menyatu dengan Muslimin di Maluku, dan nampak jelas Pangdam RMS ini sangat risih dengan kehadiran Laskar Jihad, dikarenakan rencana RMS dan panglima Kristen Agus Watimena tidak berjalan mulus sebagaimana mestinya. Demikian seperti dilaporkan dari Posko Jihad di Ambon dan Ternate pukul 12.00 WIB hari Senin 29 Mei 2000. (Sy)

** 30-31 Mei 2000

Seperti hari-hari sebelumnya, situasi di Ambon dan sekitarnya di Propinsi Maluku masih relatif tenang hingga hari Rabu tanggal 31 Mei 2000. Relawan Ahlu Sunnah wal Jamaah yang berjihad di medan dawah di Maluku terus melakukan pengarahan dan dakwah nilai-nilai Islam. Sedangkan di Maluku Utara, pasukan Jihad dari Ternate terus mendesak para pemberontak RMS di Galela, sehingga kecamatan Muslimin Galela mulai dikuasai kembali.

Pasukan jihad dari Ternate yang berjumlah 2000 orang, terus menyerang pasukan Merah di Makete, Mamuya kecamatan Tobelo, Maluku Utara. Kecamatan Tobelo yang merupakan kecamatan Muslimin, yang sebagian besar penduduknya adalah Muslim. Tobelo yang akhirnya pernah dikuasai pasukan Merah, dijadikan sebagai modal memenuhi syarat mendirikan suatu negara, yakni penduduk, pemerintah/militer dan wilayah. Penyerangan atas pasukan merah Nashoro di Galela ini menimbulkan korban di pihak Nasrani, menurut Sinode GMIH sendiri, sebanyak 54 ekor Nasrani meninggal dan 102 luka-luka dirawat di RS Bethesda dan RSU Tobelo serta 132 rumah Nasrani, sedangkan pihak Muslimin hanya beberapa orang yang luka-luka. Syarat terakhir inilah yang hendak dipenuhi oleh para pemberontak RMS. Sembari mewujudkan prosentase penduduk Nasrani 100% di wilayah Maluku demi terbentuknya Republik Serani yang mereka impi-impikan. Namun, Muslimin yang selalu membela Negara Kesatuan Republik Indonesia dan komponen terbesarnya (Muslimin) berupaya memberantas RMS dari bumi Maluku. yang menguasai dengan paksa kec. Tobelo, sehingga jatuh korban sebanyak 54 orang tewas dan ratusan luka-luka yang dirawat di RS Bethesda dan RSU Tobelo, Alhamdulillah.

Kekalahan para pemberontak Nasrani ini mendorong mereka meminta suaka politik ke Australia, negara Nasrani, sponsor terpecahnya Timor dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan mengajukan permohonan untuk intervensi PBB yang dibentuk dari LBB, Liga Bangsa-Bangsa Nasrani Internasional. Yakni seperti ditulis oleh Antara (31/5/2000) sebagai berikut "Kami pun telah mengutus Ketua Sinode GMIH yang mengikuti pertemuan Dewan Gereja se- Asia di Tomohon, Sulut untuk menyampaikan kemungkinan warga gereja di Halmahera meminta suaka politik ke Australia," tutur sejumlah pimpinan agama Kristen yang enggan identitasnya disebutkan. Maka nyatalah tindakan makar Nasrani Internasional, yang berupaya menggerogoti NKRI, mulai dari Timor, Maluku (RMS), Irian Jaya (Papua Merdeka), Aceh (GAM) dan Negara Poso (Poso, Sultra). Bahkan di daerah Poso (Sulteng) dan Muna (Sultra), helikopter para misionaris Nasrani telah diketahui menurunkan muatan amunisi dan senjata di hutan-hutan Muna, Sultra.

Kegiatan Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah diantaranya mengadakan majlis talim untuk menyirami rohani Muslimin di Ambon dan sekitarnya. Kajian ini dilaksanakan di daerah Air Kuning, Ahuru, Air Salobar, Kapaha, Lorong Putri, Talake, Tanah Rata, Bukit Malintang, Batu Merah Dalam dan Laha. Topik dan tema kajian yang diadakan bada Subuh dan Ashar membahas tentang Aqidah dan Ketauhidan dari kitab-kitab ulama Salaf.

Relawan Ahlu Sunnah juga turut memprakarsai berdirinya SD, SMP dan SMU di daerah Air Salobar dan STAIN Air Kuning, untuk menampung korban keberingasan Nashoro yang dipimpin cecunguk Agus Watimena ini. Sedangkan untuk pembinaan mental Islam generasi penerus Muslimin, di daerah Laha, Ustadz Zuhair Syarif dan relawan Ahlu Sunnah yang lainnnya mengajar di TPA Al Ikhsan. Demikian laporan ini seperti diterima pukul 12.00 WIB hari Rabu 31 Mei 2000 via telpon di Ambon (Ibr).

JUNI 2000

** 1-2 Juni 2000

Hari ini Kamis tanggal 1 Juni 2000, situasi di Ambon kembali mencekam. Konsentrasi massa Nasrani yang terkumpul sejak pagi di dekat RS GPM Ambon, disambut dengan konsolidasi massa Muslimin di masjid Al Fatah. Kejadian ini memicu kerusuhan baru, dikarenakan massa Nasrani mulai memancing emosi Muslimin. Siasat Nasranipun berhasil, mengakibatkan massa Muslimin merengsek maju menuju RS. GPM. Maka sniper dari aparat pro Nasrani-pun kembali beraksi yang menyebabkan 2 muslimin meninggal dan puluhan luka-luka tembak.

Kerusuhan yang selalu dipicu oleh massa Nasrani RMS ini kembali terulang lagi. Massa Nasrani yang berkumpul di daerah RS GPM Ambon memancing-mancing massa Muslimin untuk keluar dari daerah aman di sekitar masjid Al Fatah. Maka massa Muslimin-pun disambut dengan peluru tajam para pengecut sniper yang terdiri dari aparat pro Nasrani. Akibatnya di pihak Muslimin jatuh korban 2 orang dan puluhan orang luka-luka. Maka terbukti untuk kesekian kalinya, perintah Dansat Banmil Maluku dan Maluku Utara, si Jendral RMS, anak didik Sinode ini nampak kedustaannya. Pasukan Yonif 141 Kodam II/Sriwijaya yang terus gencar melakukan patroli darat mengejar para perusuh ditambah enam unit panser, ternyata hanya kamuflase semata. Keberadaan para sniper pengecut selalu memback-up massa Nasrani, sama sekali tidak terganggu dengan sweeping palsu Max Tamaela, sehingga ketika Muslimin terpancing maju ke depan, para sniper langsung bereaksi menembaki Muslimin.

Sedangkan pada hari Jumat 2 Juni 2000, kembali diadakan pengajian oleh panglima pasukan putih Ambon, Ustadz Ali Fauzi, Rustam Kastor dan Ustadz Ja'far Umar Tholib. Tabligh Akbar yang dihadiri ribuan Muslimin dari Ambon dan sekitarnya dilaksanakan tepatnya setelah sholat Jumat di masjid Al Fatah, Ambon. Kegiatan siraman rohani yang dilaksanakan secara periodik di Ambon memang sangat tepat dikarenakan Muslimin mengalami degradasi moral yang drastis akibat kerusuhan yang berkepanjangan. Maka dipilihlah tema-tema ketauhidan dan keimanan sebagai tonggak dasar membangun kembali mental-mental agamis yang berwibawa.

Sementara itu, di propinsi Maluku Utara, Muslimin terus melakukan penekanan terhadap kubu-kubu RMS di Galela. Akibatnya korban dari pasukan merah Nasrani terus terdesak, sehingga Desa Duma, Mamuya, Makete dan Ngidiho, Kecamatan Galela terus bertambah menjadi 54 ekor Nasrani dan ratusan luka-luka. Muslimin terus-menerus mendesak pasukan merah pimpinan Beny Doro yang bercokol di kec. Galela, bukan dalam rangka melakukan kerusuhan sebagaiman di media-media massa. Melainkan untuk mengembalikan kewibawaan Muslimin dan wilayah-wilayah Muslimin yang telah dibersihkan dari muslimin sejak beberapa bulan yang lalu. Maka sangatlah jelas ketika misi Nashara Internasional terganggu, dikala Nasrani terdesak, ketua Sinode GMIH serta merta meminta suaka politik ke Australia (Antara 31/5) dan meminta perlindungan PBB, Organisasi Konspirasi pembusukan NKRI buatan Kristen Internasional. Demikian seperti dilaporkan dari Ambon dan berbagai sumber pukul 16.00 WIB hari tanggal 2 Juni 2000 (Sy, Ibr).

** 3-4 Juni 2000

Seperti diberitakan di Maluku Hari Ini tanggal 28 Mei 2000, telah diadakan Tabligh Akbar yang isinya seruan untuk menggalang persatuan dan kesatuan kaum Muslimin. Muslimin dari jazirah Leihitu yang terdiri dari 13 desa muslim, diantaranya 2 desa muslim yang sering bertikai, yakni desa Waka dan Hitu. Tabligh akbar yang dihadiri oleh panglima Laskar Jihad, Ustadz Ja'far Umar Thalib, Ustadz Ali Fauzi dan Brigadir Jendral (Purn) Rustam Kastor menunjukkan hasil positif. Muslimin dari desa Waka dan Hitu tadi malam Ahad pukul 21.00 tanggal 3 Juni 2000 telah menanda tangani perjanjian damai dihadiri oleh wakil-wakil pemuka dari desa Waka dan Hitu. Ummat Muslimin yang hendak terus dipecah-belah oleh Nasrani ini, Alhamdulillah akhirnya telah dapat bersatu lagi.

Maka sangatlah gamblang misi Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah, sebagai Relawan dalam rangka membantu restrukturisasi Muslimin dalam berbagai bidang, terutama pemulihan jasmani dan rohani, sarana dan prasarana, serta kewibawaan Muslimin Maluku. Laskar Jihad begitu menyatu dengan Muslimin di Maluku, dan nampak jelas Pangdam RMS ini sangat risih dengan kehadiran Laskar Jihad. Maka tidak heran rencana besar Nasrani Internasional lewat panglima Kristen Agus Watimena dengan teman sejawatnya Jendral Max Tamaela tidak berjalan mulus sebagaimana mestinya. Demikian seperti dilaporkan dari Posko Jihad di Ambon dan Ternate pukul 20.00 WIB hari Sabtu 3 Juni 2000 (Sy, Ibr)

5-6 Juni 2000

** Barokah dari Allah swt

Kehadiran Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah di bumi jihad Ambon, ternyata bukan saja mendatangkan berkah bagi warga Ambon kota khususnya, namun juga seluruh kaum muslimin di kota Seribu pulau tersebut. Sebagai bukti nyata, seperti diberitakan Maluku Hari Ini tanggal 3 Juni 2000. Dua desa Muslim yang berseteru yakni desa Wakai dan Hitu lama kecamatan Leihitu telah menyatakan damai dan bersatu kembali, setelah mendapatkan masukan dan arahan dari Panglima Laskar Jihad Ustadz Ja'far Umar Tholib. Dikarenakan 2 desa tersebut memiliki kekuatan yang besar, "Kekuatan Leihitu harus dibangun kembali untuk dapat mengalahkan kaum kristen RMS" tegas Brigjen (purn) Rustam Kastor.

** Blokade para obet bagi muslimin yg akan mengikuti ceramah Panglima LaskarJihad di Masjid Al Fatah

Sementara itu, pada tanggal 4 Juni 2000, obet (sebutan bagi pasukan Kristen yang berasal dari kata "Robert") kembali menunjukkan permusuhan yang nyata kepada Muslimin khususnya Laskar Jihad. Obet menghadang Muslimin dan Laskar Jihad dari daerah Air Salobar yang akan menuju Masjid Raya Al Fatah Ambon. Padahal tujuan Muslimin dan Laskar Jihad adalah hanya untuk mengikuti ceramah dari Panglima Laskar Jihad. "Kami tidak dapat melewati blokade lautan itu, karena mereka bersenjata lengkap". Kata pengermudi Speed Boat yang biasa mengantarkan Laskar Jihad melintasi lautan menuju Ambon. Dalam ceramah yang dihadiri 2500 Laskar Jihad ditambah Laskar lokal Maluku tersebut membahas mengenai besarnya pahala yang akan diterima seorang Mujahid, yakni Surga beserta kenikmatan yang ada didalamnya. Setelah acara Tabligh Akbar di Masjid Al Fatah tersebut selesai, maka Laskar Jihad Ahlu Sunnah kembali ke pos-posnya masing-masing dengan tertib dan aman. Demikian dilaporkan seperti dilaporkan via fax dari Ambon (Ek).

7 Juni 2000

** Preman merah kembali berulah

Keinginan kelompok Merah untuk melakukan tindakan melawan pemerintah kembali ditunjukkan terang-terangan. Dimana, hari Selasa 6 Juni 2000 sebanyak puluhan orang dari kelompok merah melakukan tindakan preman berupa penyerangan di kantor Balai Kota Ambon, sekitar pukul 10.00 WIT. Akibat serangan orang-orang Nasrani tersebut, salah seorang pegawai Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Jabar Patty (50 th) mengalami luka serius di kepala dan bagian pinggang akibat tusukan Nasrani preman yang masuk perkantoran tersebut.

Kepada responden MHI, Jabar Patty yang juga satu-satunya pegawai yang Muslim di Dinas tersebut, dengan terbata-bata sambil menahan sakit menjelaskan dirinya diserang sekelompok Nasrani yang masuk ke kantor, komplek Balai Kota, dimana saat itu banyak orang Nasrani yang bukan pegawai berada di kantornya. "Ketika saya berjalan sendiri, mereka menikam saya dari belakang dan setelah itu mereka terus lari" keluhnya.

Dari tim dokter Rumah Sakit Darurat Al Fatah Ambon yang menangani korban, didapat keterangan korban mengalami luka tusuk di bagian pinggang selebar 4 cm dan sedalam 5 cm, "Kami belum dapat memastikan kondisinya karena masih dalam proses kontrol" terangnya.

** Menyesalkan pihak Aparat

Sementara itu, beberapa orang rekan PNS korban yang bekerja di kantor Balai Kota menyatakan penyesalannya atas sikap dari aparat yang membiarkan para perusuh Kristen masuk komplek perkantoran tersebut. "Bagaimanapun ummat Islam akan mengadakan perhitungan", ujarnya. "Mereka tidak mau orang Islam bekerja di kantor-kantor dan mengupayakan agar orang Islam keluar dari Ambon" kata ustadz Ali Fauzi sambil meminta aparat untuk bertindak secara tegas kepada pemberontak tersebut.

** Merebut kembali Galela setelah beberapa bulan dijajah

Sedangkan di kecamatan Galela, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara yang selama beberapa bulan dikuasai oleh kafir Kristen, kembali direbut oleh pasukan Muslimin. Setelah pasukan Jihad Ternate yang dipimpin Panglima Abu Bakar Wahid al Banjari berhasil menjebol pertahanan terakhir pasukan Kafir Maluku Utara.

Selain itu, pasukan Jihad yang selama ini gigih membela dan mengembalikan hak-hak kaum Muslimin, juga berhasil menggasak kurang lebih 500 pasukan kafir, sehingga mereka tewas semua, sementara dari pasukan Jihad hanya 8 orang meninggal.

Berdasarkan informasi yang diperoleh langsung dari Panglima Abu Bakar Wahid al Banjari tanggal 6 Juni 2000, maka secara penuh desa Morotai, Mamuya, Duma, Mahete, Suato Baru, Mateto sudah dikuasai kaum Muslimin. Atas pertolongan ALLAH, kecamatan Galela sedang habis dari kaum kafir bahkan pasukan jihad juga berhasil merempas ratusan senjata organik dari orang-orang kafir itu", kata Panglima Abu Bakar. Dengan berhasilnya merebut Galela itu, maka target selanjutnya adalah kecamatan Tobelo, Kab. Halmahera Utara, propinsi Maluku Utara yang sekarang ini menjadi pertahanan terbesar kaum Kafir, dimana di daerah ini pula ribuan muslimin dulu dibantai. "Saat ini mereka target utama pasukan Jihad", tegasnya. (Ib). Demikian dilaporkan seperti dilaporkan via fax dari Ambon (Ek).

8-9 Juni 2000

** Harapan pengamanan Balai Kota Ambon justru diblokade aparat

Hingga hari ini tanggal 8 Juni 2000, harapan tokoh Muslim tersebut bukannya mendapat reaksi positif dari aparat namun malah mendapatkan tindakan yang bertentangan dengan keinginan ummat Islam, yakni aparat justru meblokade jalan menuju Balai Kota Ambon. "Ini apa-apaan, aparat bukannya menangkap dan mencari pelaku penyerangan Balai Kota, tetapi malah menghadang kaum Muslimin yang ingin menuntut dan meminta walikota Ambon Chris Tanasale mempertanggung- jawabkannya" kata warga setempat yang tidak ingin disebut namanya. Sebab menurut mereka, sistem pengamanan balai kota saat itu tidak ada sama sekali, karena polisi yang selama ini menjaga kantor tersebut sudah ditarik oleh Walikota dan tidak ada penggantinya.

Selain itu, tindakan Chris Tanasale tersebut juga tidak dikoordinasikan dengan aparat yang lainnya. Bahkan terkesan disengaja untuk memberi kebebasan perusuh Kristen masuk di kantor dan melakukan penyerangan. "Ini adalah kesengajaan dari Walikota," kata beberapa warga sebagai bukti yang lain, lanjut mereka, kawasan perusuh Kristen mengobrak-abrik kantor tersebut, Sabtu (3/6). "Sudah diobrak-abrik, kenapa tidak ada tindakan penjagaan", tandas sebagian warga Muslim. Penilaian warga terhadap langkah dan kebijakan Chris Tanasela tersebut, ternyata bukan penilaian sepihak, kerena penilaian serupa juga disampaikan oleh Pangdam XVI Pattimura Max Tamaela yang selama ini selalu menyudutkan ummat Islam dan Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah.

"Selama ini yang menjaga kantor-kantor semacam itukan dari Polisi, dan kenapa walikota tidak memberitahukan kalau Polisi yang bertugas sudah ditarik dari Balai Kota", kata Tamaela. Akibat kejadian tersebut, sejak pukul 11.00 WIT hingga menjelang petang, situasi kota Ambon memanas, karena adanya konsentrasi massa di berbagai titik, bahkan sekitar pukul 11.50 WIT terjadi ledakan bom di pusat kota Ambon. Demikian dilaporkan seperti dilaporkan via fax dari Ambon (Ek).

28 Juni 2000

Merasa frustasi karena tidak berhasil mewujudkan impian dan kedok yang selama ini disembunyikan terbongkar, akhirnya tokoh-tokoh gerakan pemberontakan RMS tidak sabar lagi menunjukkan identitas aslinya hari Rabu 28 Juni 2000 di Talake dan tempat lainnya. Dalam setiap pertempuran yang sengit antara Muslimin yang memakai senjata rakitan dengan Kristen RMS yang memakai senjata standar TNI/Polri yang dijarah, bahkan ada senjata standar negara Australia dan USA, pasukan RMS meneriakkan yel-yel tentang kebanggaan RMS dengan Australia, USA dan Israel.

Pasukan merah RMS juga tak segan-segan menampakkan jatidirinya, seperti yang dilakukan 7 hari terakhir dalam setiap pertempuran, pasukan RMS mengibarkan bendera RMS di Passo maupun di Talake. Termasuk yang mereka lakukan hari Senin (26/06) dengan mengibarkan bendera RMS saat terjadinya pertempuran di wilayahTalake. Dikibarkannya bendera pemberontak tersebut menunjukkan dan membuktikan bahwa selama ini yang menjadi otak dan pelaku kerusuhan di Maluku khususnya di Ambon adalah RMS. Hal ini menambah semangat Muslimin untuk membela negara dan bangsanya agar tetap utuh dan Maluku tidak menjadi Timor yang kedua. Memang mentalitas Kristen RMS mewarisi mentalitas penjajah Belanda yang meninggalkan akar-akar yang menghunjam di lubuh hati Kristen RMS untuk mewujudkan impian mendirikan Negara Republik Maluku Serani (Serani, istilah Nasrani dalam logat Ambon, Red).

Menurut sejumlah tokoh Islam di Ambon, termasuk Ustadz Ali Fauzi dan Rustam Kastor, terjadinya pengibaran bendera RMS tersebut sebagai bukti atas apa yang selama ini disampaikan kepada Pemerintah Republik Indonesia, bahwa terjadinya kerusuhan yang berlarut-larut dan sadis di Ambon ini adalah merupakan ulah tangan-tangan RMS Kristen. Pengibaran bendera RMS ternyata bukan hanya terjadi satu kali ini saja, tetapi sejak dimulainya kerusuhan mereka selalu membawa dan mengibarkan bendera di sela-sela pembantaian dan pengusiran kaum muslim 19 Januari 1999 yang lalu, bahkan setiap satu tahun sekali mereka mengibarkan bendera tersebut sebagai peringatan ulang tahun RMS, kata warga Ambon.

Namun anehnya, tindakan RMS yang nampak di mata dan berlangsung sejak tahun 1950 tidak ditanggapi oleh pemerintah, apalagi pemerintah yang sekarang ini, terkesan membiarkan dan melindungi gerakan RMS yang nyata-nyata telah membunuh ratusan umat Islam selama kerusuhan. Dimungkinkan, pengibaran bendera dilakukan oleh tokoh-tokoh RMS tersebut sebagai upaya untuk mengangkat orang-orang kristen yang sudah kocar-kacir dan berlarian menyelamatkan diri, setelah 5 hari berturut-turut mereka dibalas oleh perlawanan ribuan Muslimin yang kompak di seluruh pulau Ambon.Kalau memang tokoh-tokohnya menginginkan yang demikain, kami akan menyambutnya dengan senang hati, karena selama ini kami memang menunggu mereka keluar dari sarangnya, bertempur di medan peperangan, bukan hanya bersenbunyi di balik pantat sniper, kata mujahidin.

Di sisi lain, kendati presiden Abdurrahman Wahid menyatakan darurat sipil di kota Ambon, Senin (26/06) malam, tetapi pasukan merah RMS terus membombardir beberapa instalasi penting pemerintah seperti gedung TELKOM dan wilayah Muslimin di Talake. Akhirnya Muslimin menyambut serangan Kristen RMS dengan mendatangi daerah Passo, pusat kekuatan Kristen RMS yang terkuat. Pasukan RMS ini menghujani tembakan mortir dan bom sejak Subuh hingga memasuki malam tanpa henti kecuali beberapa saat saja.

Maka tidak ada pilihan lain, Muslimin dari Jazirah Leihitu yang bergabung dengan Muslim,in kota Ambon mencoba melokalisir bahaya Kristen RMS dengan mengepung RMS Kristen dari 3 penjuru. Sehingga sedikit demi sedikit dan berhasil memukul pasukan kristen hingga pertengahan desa Negeri Lima, Passo.

Kristen masih mempertahankan Passo yang bernilai besar sebagai supplier senjata dan logistik yang didapat dari Australia, Philipina maupun USA via helikopter, kapal penyusup dan kapal selama. Jika aparat membersihkan RMS Kristen dari bumi Passo, maka kerusuhan yang disebabkan RMS Kristen ini akan berangsur-angsur reda... Lebih cepat Passo direbut kembali akan lebih baik, karena wilayah tersebut dapat menopang kekuatan Muslimin dan memblokir jalur-jalur pemasokan makanan dan bantuan senjata pasukan kristen, kata tokoh umat Islam di Kapaha.

Muslimin juga berusaha melemahkan kekuatan Kristen yang ditopang sniper-sniper Kristen RMS dari aparat Brimob Polri. Sniper-sniper ini kebanyakan bercokol di daerah Karang Panjang dan Ambon Kota. Jika wilayah Ahuru dapat dikuasai kembali oleh Muslimin maka serangan ke arah markas Sniper di Karang Pangjang dapat dilakukan dari atas, dan hal ini sangat mempermudah dalam melumpuhkan pasukan Kristen RMS Karangpangjang. Untuk itu wilayah Ahuru harus direbut kembali terlebih dahulu, kata beberapa pejuang Muslimin.

Dalam serangan kali ini di pihak Muslimin terdapat satu orang yang menemui syahid Insya Allah dan 2 orang mengalami luka tembak, sedangkan di pihak Kristen jatuh korban total 11 orang tewas.

Keberhasilan dan kemajuan Muslimin menumpas RMS ini mengundang kekhawatiran para sponsor dan pendukung RMS Kristen di lain daerah. Dalam hal ini Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyatakan keprihatinan, kekuatiran, dan kegelisahan mendalam mengenai situasi di Maluku, khususnya di Ambon dalam tiga hari terakhir. Hal ini disampaiakan dalam siaran pers yang ditandatangani Ketua PGI Pdt Dr AA Yewangoe dan Wakil Sekretaris Umum Pdt Richard M Daulay itu. Maka yang perlu diwaspadai oleh Muslimin di seluruh Indonesia, yakni terstrukturnya pemberontakan RMS di Maluku ini yang dibungkus rapi oleh berbagai sebutan dan pemberitaan yang jau bertolak-belakang dari kenyataan. Muslimin dituduh melakukan Crishtian Cleansing, padahal kalu dilihat dari jumlah korban telah mencapai 5000 orang lebih dari Muslimin saja, sedangkan dari Kristen baru ratusan jumlahnya. Manakah yang lebih tepat dikatakan pemberantas etnis agama? Demikian seperti dilaporkan dari Ambon pukul 09.00 WIB hari Rabu 28 Juni 2000 (Ekj, Imk).


5 Agustus 2000 - Dakwah Tauhid di Bumi Siwalima

Ambon, MHI (05/08/2000)

Kehadiran Laskar Jihad Ahlu Sunnah Wal Jama'ah di kota Ambon dengan misi utama da'wah kepada umat Islam, kini mulai menunjukkan hasil. Kaum muslimin Ambon telah bertambah semangat melaksanakan syariah Islam yang murni. Masyarakat setempat telah sadar akan wajibnya beribadah di masjid-masjid, setelah memahami pentingnya sholat berjamaah untuk menyatukan gerak muslimin. Bahkan telah mulai menjauhi perbuatan-perbuatan syirik yang pernah melanda kaum muslimin di medan konflik akhir-akhir ini, seperti membuang jimat, senjata pusaka dan berbagai susuk/mantra kekebalan.

Berdasarkan pemantauan liputan MHI selama 3 bulan lebih, Laskar Jihad berupaya nyata dalam membina masyarakat Ambon untuk kembali pada ajaran Islam sesuai tuntunan Rasulullah dan para salafus sholih (para pendahulu Islam yang sholih) yakni Shahabat, Tabiin, Tabiut Tabiin serta orang-orang yang mengikutinya dengan baik. Masyarakat yang terlibat dalam program Laskar Jihad ini, ternyata sangat antusias mengikuti berbagai kajian yang dilaksanakan di masjid-masjid. Masyarakat mengikuti pengajian dengan penuh seksama, walaupun waktunya bersinggungan dengan jam istirahat seperti setiap ba'da Maghrib, Isya' maupun Subuh.

Selain mengadakan kajian rutin, para ustadz dari Laskar Jihad yang dipimpin ustadz Jauhari, Lc, selaku ketua Dewan Pembina Laskar Jihad, juga mengadakan pesantren kilat yang menerima santri dari berbagai tingkat umur, latar belakang keilmuan dan strata sosial. Tempat pelaksanaan pengajian tidak hanya terbatas di masjid, melainkan dikembangkan dengan membentuk halaqah (kelompok pengajian) di kampus, sekolah, rumah-rumah penduduk, perkampungan, pertokoan bahkan di gedung instansi pemerintah.

Bahkan salah satu teroboson baru, tim pembina Laskar Jihad juga melakukan da'wah melalui jalur udara, memakai pesawat handy talkie (HT) yang dilaksanakan secara rutin setiap malam dengan air time selama 1,5 jam. Masyarakat yang memiliki alat komunikasi HT tidak menyia-nyiakan kesempatan emas untuk melontarkan pertanyaan pada ustadz LJ tanpa malu dilihat orang lain.

Muslimin menjauhi Syirik Semula, muslimin yang merasa kecil hatinya mendatangi dukun-dukun untuk meminta jimat, senjata pusaka, ilmu kekebalan, kekuatan ghaib, serta berbagai jenis perbuatan syirik lainnya. Kini, Alhamdulillah diantara perkembangan dakwah Laskar Jihad di Ambon yaitu mulai ditinggalkannya perbuatan syirik dan muslimin mengingkari kesyirikan tersebut.

Laskar Jihad yang berusaha sepenuhnya meniti jejak Rasulullah dan pengikutnya yang sholih, secara rutin mengajak umat Islam memahami dan melaksanakan pemahaman Ahlu Sunnah Wal Jama'ah. Laskar Jihad berusaha meyakinkan bahayanya kesyirikan yang akan merontokkan seluruh amal ibadah muslimin. Para ustadz Laskar Jihad menyatakan bahwasanya taat kepada seseorang tanpa reserve seperti kepada dukun-dukun merupakan bagian dari kesyirikan.

Kebanyakan muslimin yang telah terjatuh dalam kesyirikan berlindung dari kekejaman Kristen RMS dengan memuja arwah-arwah serta benda-benda keramat lainnya. Bahkan disaat mempertahankan diri dari serangan Kristen RMS, muslimin Ambon kebanyakan memenuhi tubuhnya dengan jimat-jimat yang menurut para dukun-dukun dapat mendatangkan kekuatan ghaib serta kekebalan tubuh dari serangan musuh.

Perubahan yang drastis dapat terlihat di lapangan, dimana muslimin dalam memperjuangkan tegaknya keadilan dan ketentraman dari gangguan perusuh Kristen RMS tidak lagi memakai jimat-jimat, rajah maupun benda-benda yang dianggap mempunyai kekuatan. Kini berbalik menjadi meyakini kebesaran ALLAH, mengesakan ALLAH dan ibadah hanya untuk ALLAH semata, seperti yang diajarkan Rasulullah. Alhamdulillah. (Zhr)

6 Agustus 2000 - Tim Medis Laskar Jihad khitan 405 anak Muslim

Ambon, MHI (06/08/2000)

Sebanyak 408 anak muslim yang berasal dari berbagai perkampungan yang tersebar di pulau Ambon mengikuti khitanan massal yang diselenggarakan oleh Tim Medis dari Divisi Kesehatan Laskar Jihad Ahlussunnah Wal Jama'ah. Acara ini merupakan kegiatan rutin Tim Medis dalam rangka pemberdayaan ummat Islam dalam mengikuti sunnah Rasulullah, yang telah mengalami kepahitan hidup selama 1.8 tahun tanpa mendapatkan kejelasan nasib di masa yang akan datang.

Khitanan massal yang tidak dipungut biaya sepeserpun ini digelar oleh tim kesehatan sejak tanggal 1 Juli hingga 4 Agustus 2000. Hingga saat ini, terhitung sudah ribuan anak muslimin yang berasal dari 3 kecamatan Kodya Ambon dan 1kecamatan di kabupaten Maluku Tengah. Diantaranya dilakukan di desa Air Salobar, Talake, Laha, Ponegoro, Tanah Rata, Batu Merah Dalam, Kebun Cengkeh, Kapaha, Air Kuning, Lorong Putri, STAIN, Ahuru, Nania dan yang terakhir desa Liang, kecamatan Leihitu, Maluku Tengah serta daerah-daerah lainnya. Sedangkan sasarannya adalah anak muslim umur 5 sampai 15 tahun untuk khitanan dan untuk pengobatan adalah seluruh lapisan masyarakat.

Sebagai awal pembuka kegiatan, pada tanggal 1 dan 2 Juli lalu, tim medis melaksanakan khitanan di 3 lokasi, yakni Air Salobar, Talake dan Laha. Sedangkan pada hari terakhir, Jum'at (04/08/2000), khitanan yang digelar di desa Liang mencapai 408 anak muslim. Selain khitanan massal tersebut, dalam waktu yang sama tim medis juga menggelar pengobatan gratis kepada semua penduduk di lokasi yang sama. Namun, kegiatan pengobatan gratis tersebut merupakan kegiatan tetap Tim Medis LJ sejak awal kedatangannya di pulau Ambon ini.

Ketua Divisi Kesehatan sekaligus merangkap ketua Tim Medis Laskar Jihad, dr. Nurkholid, kepada Liputan MHI di lokasi khitanan menjelaskan bahwa kegiatan khitanan massal dan pengobatan dilaksanakan sebagai perwujudan dari program kerja Divisi Kesehatan, yakni memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat di medan konflik Ambon.

Kegiatan tersebut merupakan program yang sudah direncanakan sejak kedatangan Laskar Jihad di bumi Ambon, yakni mengemban misi kemanusiaan serta menolong saudara yang seiman. Misi kemanusiaan Divisi Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat muslim yang sejak 1,5 tahun yang lalu tidak diperhatikan oleh pemerintah daerah setempat. Sedangkan tujuan umumnya adalah sebagai wujud pelaksanaan syariah Islam, mempererat tali ukhuwah Islamiyah antar Laskar Jihad Ahlussunnah Wal Jama'ah dengan masyarakat muslim Maluku dan sekitarnya serta membantu meringankan pembiayaan kesehatan akibat kekejaman perusuh Kristen RMS selama ini. (Zhr)

6 Agustus 2000 - Warga Kristen dari desa Waai masuk Islam

Ambon, MHI (06/08/2000)

Seorang warga desa Waai, kecamatan Salahutu, Maluku Tengah yang bernama Maria (60), akhirnya terketuk hatinya untuk masuk Islam kemarin, pukul 20.00 WIT hari Sabtu 5 Agustus 2000. Ikrar masuknya Maria ke dalam agama Islam tersebut diucapkan di kediaman salah satu penduduk di kampung Air Kuning, Sirimau, kodya Ambon, dengan dibimbing ustadz Umar Jawas, anggota Dewan Pembina Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah.

Sebelum menyatakan masuk Islam, ustadz Umar Jawas dengan sabar memberikan nasehat dan da'wah kepada Maria yang sebelumnya menyatakan ketidakmauan untuk masuk Islam, karena menurut Maria, dirinya telah menganut agama Kristen sejak kecil. Namun, kehendak ALLAH dalam membimbing ummatNya yang mau menerima nasehat lewat perantaraan ustadz Umar, akhirnya sekitar pukul 20.00 WIT, wanita tua yang tidak pernah menikah dan hidup tanpa saudara itu, menyatakan secara sukarela masuk Islam.

Ustadz Umar membimbing tata cara masuk islamnya Maria dengan disaksikan 8 warga setempat, yang diawali dengan mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat yang dilakukan di salah satu komplek perumahan Air Kuning, Sirimau, Kodya Ambon.

Keputusan Maria yang sangat tepat dalam meniti hidup ini menunjukkan bahwasanya hidayah ALLAH Ta'ala tidak terbatas untuk muslimin saja, namun ada kalanya diberikan pada orang-orang yang dikehendakiNya seperti halnya pada Maria. "Kalau dia tidak masuk Islam maka kemungkinan yang terjadi adalah lain, namun karena masuk Islam maka dia telah menjadi bagian dari umat Islam," kata ustadz Umar.

Seusai mengikrarkan dua kalimat syahadat, Maria mengungkapan bahwasanya tim medis Laskar Jihad telah memperlakukan dirinya dengan baik, dengan ditempatkan di rumah yang bersih dan memiliki perlengkapan sehari-hari, bahkan mendapatkan pengobatan dan perawatan di rumah sakit (RS) Laskar Jihad di Kebun Cengkih.

Melihat semua kenyataan ini, Maria mengakui bahwa agama Islam dan Laskar Jihad berperilaku sangat mengagumkan, padahal bisa saja dirinya disiksa maupun dibunuh oleh perusuh.

Namun, tim Laskar Jihad yang mendapati dirinya di tengah kancah pertikaian, bertindak segera mengamankan dan menyelamatkan dirinya, sebab hal ini merupakan ketentuan untuk menyelamatkan wanita, anak-anak dan orang tua yang tidak ikut bergabung dengan pasukan RMS Kristen.

Ternyata kabar yang diterimanya dari pendeta-pendeta sangat berbeda dan cenderung provokatif. Muslimin memiliki perangai yang sangat baik dalam memperlakukan kawan dan lawan, sekalipun berada dalam posisi yang menguntungkan muslimin. Gambaran yang didapatkan dari para pendeta adalah muslimin merupakan pembantai dan pembunuh berdarah dingin, termasuk suka menyakiti wanita, orang tua dan anak-anak yang tidak berdosa.

Terlebih lagi perangai yang lekat di kalangan relawan Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah, dirinya tidak menyangka bahwa pendeta-pendeta yang merasa dirinya suci tersebut membohongi ummat sedemikian rupa sehingga kebencian ummat Kristen terutama yang bergabung dengan pasukan merah RMS memuncak, sehingga banyak diantara pasukan merah yang didoktrin untuk selalu mencincang tubuh muslimin yang berhasil dibunuhnya.

Menurutnya juga, sejak umat Islam membalasa serangan RMS Kristen terhadap Kristen RMS di desa Waai, para pendeta dan tokoh masyarakat yang sebelumnya berteriak menggugah semangat umat Kristen untuk memusuhi kaum muslimin justru mementingkan diri dan keluarganya sendiri, serta tidak mau bertanggung jawab atas akibat yang ditimbulkan pada ummatnya sendiri. Demikianlah kelicikan dan kebiadaban perangai tokoh dan pimpinan RMS Kristen sehingga terjadi perpecahan dan konflik secara internal disaat tekanan eksternal menerjang dirinya. (Zhr)

6 Agustus 2000 - 1300 Laskar Jihad tiba di Ambon

Ambon, MHI (06/08/2000)

Sebanyak 1300 Laskar Jihad Ahlu Sunnah Wal Jama'ah, pada hari Sabtu (5/7), tiba di kota Ambon. Kedatangan Laskar Jihad kali ini adalah untuk menggiatkan misi sosial dan kemanusiaan di saat Maluku telah tercemari oleh tangan-tangan kotor RMS Kristen serta PBB lewat kaki-tangannya dari LSM HAM dan Komnas HAM. Sehingga dapat memperkokoh kegiatan dan kinerja relawan Ahlu Sunnah wal Jamaah dalam melaksanakan semua misinya di Ambon.

Menurutnya, Laskar Jihad yang datang pada hari itu merupakan tidak hanya berasal dari Jawa, sebagaimana dituduhkan oleh ummat Kristen di berbagai media massa. Dalam upayanya mengaburkan upaya moslem cleansing, ummat Kristen menyebarkan isu bahwasanya Laskar Jihad merupakan orang-orang Jawa yang datang untuk menuntut balas kematian muslimin Jawa di Ambon. Padahal kenyataannya, bertujuan mempertahan NKRI dari rongrongan RMS yang justru berasal dari berbagai daerah seperti DIY, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara, Sumbar, Sumsel, Lampung, Riau, Jambi, Kalsel, Kaltim, Sulut, Sulsel, Sulteng, Bali, NTB serta Timor Leste.

Begitu merapat di pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Laskar Jihad yang umumnya sarjana dan mahasiswa tersebut, langsung ditempatkan dilokasi penempatan Laskar Jihad di beberapa kabupaten seperti di Kodya Ambon dan Maluku Tengah. "Setelah kami diberi waktu beberapa hari untuk istirahat, maka dalam waktu secepatnya kami akan ditempatkan di daerah yang tersebar di seluruh pulau Ambon," ujar salah seorang anggota laskar.

Terobati

Anggota Laskar Jihad yang baru datang tersebut kini merasa lega dan hilang rasa galaunya selama ini. Sebab, menurut pengakuan sebagian anggota laskar menyatakan kecemburuannya terhadap laskar yang berangkat lebih dahulu untuk menolong muslimin Maluku. Demikian besar rasa persaudaraan di kalangan muslimin sehingga disaat dirinya didahului oleh muslimin lain, maka dirinya merasa kurang dalam menunjukkan rasa kesetiakawanan terhadap muslimin yang menderita di Maluku tersebut.

Hal ini ditunjukkan di raut muka para anggota laskar yang terlihat cerah meskipun telah menempuh perjalanan panjang selama 3 hari dari berbagai penjuru kota di seluruh Indonesia. Terlebih lagi disambut oleh ribuan saudara-saudaranya di pelabuhan Yos Sudarso yang telah sangat menanti-nantikan rombongan misi sosial dan kemanusiaan ini.

Terciptanya perasaan tersebut menurut sejumlah warga, dikarenakan selama di kota Ambon Laskar Jihad banyak memberikan bantuan kepada umat Islam, tanpa merepotkan atau membebani mereka dalam kesehariannya. Menurut para anggota laskar, dirinya sangat rindu dengan tanah Siwalima, walaupun dirinya mencoba mengobatinya dengan mengikuti pemberitaan MHI di perempatan, masjid-masjid atau di internet. (Zhr)

For more information about Laskar Jihad Ahlus Sunnah wal Jama'ah visit: http://laskarjihad.cjb.net/

ISNET Homepage | MEDIA Homepage
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel

Please direct any suggestion to Media Team