Indonesia Tempo Doeloe
... Pertempuran Indonesia-Belanda ...

dikumpulkan dari berbagai sumber
untuk mempercepat penyebaran informasi secara efisien
dan menambah percepatan kemajuan Indonesia tercinta ...


1886: Rakyat Jawa Tengah bertahan di Candi Parikesit (Dataran Tinggi Dieng)
dalam Perang Jawa. (sumber foto)


1890-1900: Pembunuhan Kapten Tack oleh Surapati pada tahun 1684 pada jaman pemerintahan Susuhunan Amangkurat II. Dilukis oleh Tirto dari Grisek.
Kapten François Tack adalah pemimpin delegasi V.O.C. kepada Susuhunan Amangkurat II, raja Mataram, yang mempunyai ibukota di Kartasura. Tujuan dari delegasi ini untuk membicarakan pembayaran hutang raja kepada V.O.C. dan permintaan ekstradisi bagi Surapati, seorang budak dari Bali. Surapati pernah memberontak di selatan Batavia dan mencari perlindungan kepada Susuhunan Amangkurat II. Belanda yang menganggap bahwa Surapati adalah pembunuh, tidak pernah berhasil menangkapnya. Kisah hidup Surapati ditulis dalan Babad Kraton Kartasura. (sumber)

1900: Penyerbuan di Pleret (lukisan G. Kepper). (sumber foto)
Perang Diponegoro


Pangeran Diponegoro waktu muda (Lukisan H.M Lange tahun 1847). (sumber foto)


Potret Pangeran Diponegoro. Lithograf oleh C. C. A. Last pada tahun 1835
dari gambar pensil oleh A. J. Bik tahun 1830. (sumber foto)


1900: Sentot Alibasyah Prawiradirja, komandan pasukan Pangeran Diponegoro (lukisan G. Kepper). (sumber foto)


Baron H. Merkus de Kock (dilukis oleh F.V.A. Ridder de Stuers pada tahun 1849). (sumber foto)


Penyerbuan di bawah Letnan Ferrouge di Magelang
(dilukis oleh G. Kepper pada tahun 1900). (sumber foto)


Pertempuran antara pasukan Kolonel Le Bron de Vexela dengan pasukan Pangeran Diponegoro
di Gawok (dilukis oleh G. Kepper pada tahun 1900). (sumber foto)


Penangkapan Pangeran Diponegoro di Magelang (dilukis oleh G. Kepper pada tahun 1900). (sumber foto)


Penyerahan Pangeran Diponegoro (di kotak kiri) kepada Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock (di kotak kanan)
tanggal 28 Maret 1830 yang mengakhiri Perang Diponegoro (1825-1830). Lukisan: Nicolaas Pieneman (1809-1860) (sumber foto).


Lukisan cat minyak oleh Raden Saleh pada tahun 1857. (sumber foto)


Peta Mataram Baru setelah Perang Diponegoro pada tahun 1830.
Peta ini digambar oleh Meursault2004 alias Revo Arka Giri S. berdasarkan Robert Cribb, 2000,
Historical Atlas of Indonesia halaman 114. (sumber foto)

(sebelum, sesudah)


oleh Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D.
Facebook - PerkuliahanTweeter - Djoko LuknantoLinkedin - Djoko LuknantoFacebook - Djoko Luknanto
(Djoko Luknanto, Jack la Motta, Luke Skywalker)
(Alamat situs ini: http://luk.staff.ugm.ac.id/itd/, http://luk.tsipil.ugm.ac.id/itd/)  

Peneliti Sumberdaya Air
di Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
Jln. Grafika 2, Yogyakarta 55281, INDONESIA
Tel: +62 (274)-545675, 519788, Fax: +62 (274)-545676, 519788